Jumat, 23 Oktober 2020

Jelajah Desa Dari Epen Ke Cadier En Keer Via Honthem Belanda

GPS Dan Google Map Perjalanan
Dari Epen Ke Cadier En Keer

Anda tentu sudah tahu bahwa Belanda itu terkenal dengan Keju dan berbagai macam hasil olahan Susu. Artinya,  pasti banyak sekali Sapi di Belanda. Tapi anehnya, umumnya orang Indonesia menganggap Belanda itu 'Negara Industri', 'Negara Maju', 'Negara Kaya' dan semacamnya. Saya tidak melihat hal seperti itu.

Belanda Itu Negara Sangat Kecil
Jalan Setapak Seperti Ini Dipetakan
 
Kenapa saya tidak bisa melihat Belanda sebagai 'Negara Industri', 'Negara Maju' atau 'Negara Kaya' ?. Jawabnya karena saya sering keluar masuk pedesaan yang jauh lebih luas dibanding perkotaan. Orang Belanda itu banyak yang mengandalkan asap dapurnya dari sapi. Kemana mana naik sepeda. Jalan agak jauh sedikit naik kereta api lalu lanjut jalan kaki lagi. 

Orang Belanda Kurang Kerjaan
Jalan Setapak Buat Kambing Dan Sapi 
Dipetakan Di Google Maps

Beda dengan orang Indonesia, jauh dekat naik sepeda motor. Saya ulang sekali lagi, 'Sepeda motor bro, bukan sepeda !'. Ke warung tetangga tidak sampai 100 meter saja ngeluarin sepeda motor, bukan jalan kaki seperti orang Belanda. Ke Medan atau Jayapura sudah tentu naik Pesawat.  Belanda... alamaak, saking kecilnya negara ini, akan terasa aneh jadinya kalau antar kota dalam negeri harus naik pesawat.

Jalan Tanah Cuma Satu Meter Gini
Kok Dipetakan Di Google Maps

Tapi saya akui orang Belanda kreatifnya luar biasa. Jalan setapak yang sebenarnya hanya bisa dilalui sepeda, kambing, kerbau dan sapi dipetakan dengan sangat bagus. Kalau saya lihat Google Maps atau GPS, seolah olah semua wilayah dan kota di Belanda sudah terhubung jalan raya yang bagus. Bayangan saya sekelas Highway atau jalan Tol. Lha wong di gambar peta, ukuran lebar jalannya sama saja dengan gambar lebar jalan tol di Jawa. Kenyataannya ternyata cuma jalan setapak dengan lebar sekitar 1.5 - 2 meter doang.

Sepertinya  Kebun Bayam
Ini Belanda Guys

Karena terlalu percaya dengan gambar lebar jalan di peta GPS dan Google Maps inilah saya kesasar, lalu sengaja menyasarkan diri kemana mana dan bisa jelajah pedesaan di Belanda. Perjalanan saya mulai dari desa Epen, Slenaken, Norbeek, Mheer, Sint Geertruid, Eckelrade, Honthem dan terakhir di Cadier En Keer. Desa desa ini berada di wilayah Limburg. Rata rata lebar jalan hanya cukup dilalui satu mobil. Nggak usah takut atau khawatir berpapasan dengan mobil lain, kecil sekali kemungkinannya. Orang Belanda semuanya naik sepeda dan jalan kaki.

Jalan Sempit - Pematang Sawah Gini
Kok Dimasukin Google Maps

Sebenarnya tidak terlalu tepat kalau saya mengatakan Epen, Slenaken, Norbeek, Mheer, Sint Geertruid, Eckelrade, Honthem adalah sebuah desa. Yang bisa disebut desa itu adalah Cadier En Keer karena ukurannya cukup besar dan lumayan banyak rumah penduduk. Yang lainnya terlalu kecil, paling isinya cuma 5 - 10 rumah penduduk saja. Jadi lebih cocok kalau saya sebut sebagai Dusun atau Dukuh saja.

Banyak Kebun Jagung
Pantas Eropa Protes Sawit Indonesia
Lha Wong Andalannya Corn Oil

Nggak ada bedanya sama sekali dengan suasana pedesaan di Indonesia. Orang desa sangat ramah, lugu dan baik. Yang ditanam di ladang juga relatif sama dengan di pedesaan di Indonesia.  Sayur sayuran, biji bijian,  buah buahan dan ada juga hutan kayu meskipun tidak terlalu luas. Yang jelas orang Belanda bercocok tanam juga, bukan berdasi, bikin pesawat, atau terbang ke bulan.

Nengok Kebun Naik Sepeda

Lihat sendiri photo photo perjalanan saya dari dukuh dan dusun Epen, Slenaken, Norbeek, Mheer, Sint Geertruid, Eckelrade, Honthem sampai ke desa Cadier En Keer di wilayah Limburg Belanda ini. Benar atau tidak bule Eropa selalu berdasi, memakai jas seperti yang sering anda saksikan di gedung bioskop dan TV Entertainment di tanah air ?. Menurut saya, gambaran orang Indonesia tentang Bule Belanda dan juga Eropa terlalu mengada ada dan berlebihan.

Rumah Warga Desa

Gudang Penyimpanan Hasil Bumi
Di Dusun Eckelrade

Kebun Jeruk

Masuk ke Dukuh Honthem

Hutan Honthem  Ini Kalau Di Ulasan Internet
Hebohnya Bukan Main Padahal Cuma
Sekitar 20 Pohon Doang

Ternyata Ada Yang Menanam Padi Juga

Pengairan Sawah Lewat Jalan
Atau Ada Pipa Air Bocor ?

Air Dialirkan Lewat Jalan
Murah Meriah

Kebun Jagung
Ada Pabrik Corn Oil Disekitar Sini


Sabtu, 10 Oktober 2020

Jalan Jalan Ke nDeso Roquebrun Perancis

Ini Pemandangan Di Wilayah Occitanie
Menuju ndeso Roquebrun - Perancis
Warga Desa Naik Motor

Umumnya orang Indonesia itu membayangkan negara negara di Eropa itu megah, gemerlap, warganya makmur dan serba berkelimpahan harta. Kenapa bisa punya pemikiran seperti itu ?. Jangan bertanya ke saya. Kalau bertanya ke saya, jawaban saya tegas : 'Karena umumnya orang Indonesia hanya mengenal Eropa dari photo photo obyek wisata dan photo ibukota negara atau kota besar yang banyak entertainmentnya doang'. Coba anda keluar masuk pedesaan juga. Tentu kesimpulan anda akan bertolak belakang. 

Ini Roquebrun, Occitanie Perancis Ya Guys
Bukan Jalan Desa Sekitar Mojokerto

Mari saya ajak anda jalan jalan ke pedesaan. Kali ini saya ajak anda ke Desa Roquebrun, wilayah Occitanie di Perancis Selatan. Tidak ada Menara Eiffel yang terkenal diseluruh dunia di desa ini. Tidak ada juga Museum Louvre yang lengkap koleksinya dan tidak ada juga gedung gedung megah bergaya arsitektur Gothic atau Renaissance semacam Versailles Palace dan lain sebagainya. Apalagi tempat hiburan Moulin Rouge dan EuroDisney, jelas tidak ada yang mau masuk dan investasi sampai ke desa yang jaraknya sangat jauh dari ibukota Paris ini. Yang ada di desa wilayah selatan Perancis ini adalah petani, peternak dan warga desa yang sedang nyangkul dan ngarit cari rumput dan menggembalakan ternak.

Melewati Jembatan Desa Harus
Satu Persatu Ngantri - Ini Perancis Lho

Semua pemandangan yang terlihat heboh, menarik, gemerlap  dan sering anda saksikan di photo photo teman anda di medsos itu hanya ada di ibukota negara Paris dan obyek obyek wisata sekitarnya atau paling jauh di kota kota wisata yang memang sudah dibuat menarik dari dulunya, makanya dijadikan kota wisata. Wilayah lain yang bukan daerah tujuan wisata, ya jelas sama saja dengan wilayah pedesaan di Indonesia. Wilayah pedesaan seperti ini luasnya sekitar 70-80% luas negara Perancis.

Jalan Utama Pedesaan Di Wilayah
Occitanie - Sekitar 7 Jam Dari Paris

Jalan jalan pedesaan di Perancis juga sama saja. Jalan utama pedesaannya sempit  seperti yang bisa anda lihat pada photo ilustrasi dibawah ini. Kalau ada jembatan, mobil harus ngantri satu persatu untuk bisa menyeberang melalui jembatan. Jalan jalan menuju ke rumah warga juga berupa jalan tanah, dan beberapa sudah dikeraskan dengan urugan batu geragal. Yang saya ceritakan ini Desa Roquebrun, Occitanie -  Perancis ya guys, bukan desa desa sekitar Mojokerto, Gresik atau Lamongan.

Yahhh, Ternyata Bercocok Tanam Juga
Bule Perancis

Mungkin banyak diantara anda yang tidak percaya dengan apa yang saya ceritakan ini karena setiap hari yang anda saksikan di TV dan Layar Lebar hanya aktor ngganteng dan aktris cantik dengan latar belakang ibukota Paris dan kota kota wisata lain yang eksotis. Benar sekali, aktor dan aktris memang dipilih yang ngganteng dan cantik. Tempat shooting film selalu ditempat tempat yang menarik dan eksotis. Kalau warga pedesaan ya jelas penampilannya 'standard' dan malah kalau didekati masih tercium bau pupuk kandang dari tubuhnya meskipun kita sudah 'jaga jarak' cukup jauh saat Pandemi Corona/Covid19 seperti sekarang ini.

Papan Nama Tanda Memasuki Desa Roquebrun
Kecil Dan Sangat Bersahaja


Iklan Pedesaan Disepanjang Jalan
Terima Laundry Kiloan, Jual Benih Ikan


Desa Roquebrun
Mobil Warga Semuanya Pickup Buat Ngangkut
Hasil Bumi

Suasana Desa - Sepi, Penduduknya
Nyangkul Di Ladang


Jembatan Desa, Nggak Ada  Bedanya
Dengan Jembatan Di Sekitar Wonosobo


Bikin Kios Maju Mepet Ke Jalan
Sama Kan Kelakuan Orang Perancis
Dengan Orang Indonesia


Gudang Tempat Penyimpanan Hasil Bumi



Ini Juga Lumbung Pangan
Tempat Orang Perancis Menyimpan Hasil Bumi


Ada Juga Yang Ngumpulin Balok Kayu
Dan Usaha Bikin Kusen Pintu


Suasana Jalan Utama Desa Di Wilayah
Occitanie


Adem Tenteram Jauh Dari Kebisingan
Dan Berbeda Dibanding Paris Dan Kota Besar Lain

Baca Juga :

Selasa, 22 September 2020

Mencari Tempat Pipis Saat Travelling

Tanda 1 Km Ada WC Umum
Lokasi : Ndeso Vestland - Norway

Di Jawa ada restaurant legendaris bernama Pringsewu di sepanjang jalan Pantura. Saya sangat terkesan sekali dengan cara mempromosikan restaurant ini. Jauh sebelum restaurant sudah terpampang iklan di pohon maupun dipinggir jalan dengan warna kuning mencolok, misalnya '25 Km Ayam Goreng', '20 Km Sate Kambing', 'Pringsewu 1 Km Sebelah Kiri' dll.

Tanda Lagi 100 Meter Ada WC
Lokasi : Latefossen Waterfall

Di Norwegia, tepatnya di jalan raya menuju  air terjun Latefossen, Odda - Hordaland juga ada iklan dengan konsep yang sama dengan RM Pringsewu. Cuma yang diiklankan bukan restaurant tapi WC Umum. Jauh sekali sudah terpampang tulisan '10 Km WC', '5 Km WC', 'Slow Down WC 1 Km'. Saya langsung tahu maksudnya kenapa WC aja dipasangi tanda mulai 10 Km sebelumnya. Tentu biar semua orang tertib kencing dan beol ditempat yang disediakan.

Ini Dia WCnya
Ngempet Pipis 10 Km Gara Gara Tanda WC
 
Kalau anda senang jalan jalan keliling Eropa dan mau jujur, pasti anda sering melihat bule kencing dipinggir jalan. Harap maklum, di Eropa tidak ada Rest Area yang bagus, luas, lengkap  dan megah seperti Rest Area di jalan Tol di Indonesia. Contohnya Autobahn Jerman, Rest Area sepanjang Autobahn ini pernah saya tulis di link : Autobahn, Apanya Yang Hebat. Silahkan menilai sendiri benar tidak apa yang saya ceritakan.

Rest Area Eropa Itu WC Umumnya Plastik
Lokasi : Canillo Andorra

Umumnya Rest Area disemua jalan jalan di Eropa itu cuma berupa tanah yang agak luas dikit dan bisa untuk berhenti 3 sampai 10 mobil saja. WC yang tersedia di rest area semacam ini biasanya berupa WC Portable Plastik (fiber glass) dengan warna orange, putih, biru, hijau dan ada juga yang abu abu.  Soal bau, jangan bilang siapa siapa ya, ternyata rrruar biasah baunya. Sama saja dengan bau WC Umum dikampung ane meskipun penggunanya tidak ada  yang makan jengkol.

WC Plastik Di Rest Area Switzerland
Lokasi : Tujetsch Switzerland

Melihat WC Plastik Portable dengan ukuran kecil sekitar 1 x 1 meter tersebut, saya bisa membayangkan pasti udara didalamnya pengap dan bau. Apalagi cara meletakkan WC Plastik tersebut banyak yang asal asalan dan diganjal batu. Ada yang mereng kekiri, ke kanan, bergoyang dll. Jadi wajar sekali kalau  banyak yang memilih kencing di pinggir jalan, khususnya yang laki laki. Kalau perempuan sepertinya nggak banyak pilihan, mau nggak mau harus masuk ke WC Portable tersebut.

Masih Disekitar Latefossen Norway
WCnya Minta Ampun Joroknya

Ada Tanda 10 Km WC - Ternyata Tutup
Lokasi : El Port De La Selva, Cataluna Spain

WC Umum Lagi Dibangun
Lokasi : Sogn Og Fjordane Norway

Bule Lagi Kencing Dipinggir Jalan
Lokasi : Grimsel Pass, Obergoms - Switzerland

Nah, Ini Khas Perancis
Kencing Di Trotoar

Ini Mah Tempat Kencing Khas Perancis
Banyak Di Trotoar Kota Paris

Perancis Memang Unik Sekali
Tempat Kencingnya - Banyak Di Trotoar

Kencing Dulu Di Oberalp Pass Switzerland

Ini Bule Jerman Sedang
Kencing Dibawah Pohon Di Autobahn

Rest Area Kalah Jauh Dengan Indonesia
Kere, Bikin Rest Area Aja Nggak Bisa
Lokasi : Friuli - Venezia Giulia, Italy

Baca Juga :


Sabtu, 12 September 2020

Diving Ke Kubbar Island Dan Umm Al Maradim Island

Dinda - Certified Diver
Arabian Gulf Sea

Anakku cuma dua, lahir dari rahim yang sama, saya besarkan dalam rumah yang sama. Tapi kepribadiannya sangat jauh berbeda bahkan sangat bertolak belakang. Yang besar lemah lembut dan seperti umumnya anak gadis remaja yang sangat perhatian dengan perawatan rambut, kulit dan penampilan. Tapi yang kecil beda sama sekali, hobbynya olahraga dan cenderung ke olahraga extreme. Nekadnya sama persis dengan bapaknya, mandirinya entah belajar dari mana.

Berat Kalau Diatas
Ringan Saat Berada Di Laut
Arabian Gulf Sea
Tidak Ada Karang Dan Tidak Ada Ikan Warna Warni

Saya sering terkejut saat pulang ke rumah tahu tahu menunjukkan photo sedang Bungy Jumping, Terjun Tandem, Mendaki Gunung, Parasailing, Surfing, Diving dan lain lain. Rupanya, dia kalau mau olahraga yang serem serem tersebut pamitnya sama bapaknya saja. Dia tahu bener kalau pamit dengan emaknya nggak akan pernah disetujui.

Dinda Dan Penyelam
Dari United Kingdom
Laut Teluk Arabian Tidak Berombak Besar
Di Indonesia Laut  bergelombang Sangat Besar

Beberapa minggu terakhir ini saya diajak mengikuti aktifitasnya. 'Biar nggak bosen dirumah aja mak, 6 bulan Lockdown Covid19 nggak bisa kemana mana kan ?'. Bener juga, ternyata saya diajak Scuba Diving. Saya kebagian tugas bagian konsumsi. Diatas kapal doang sambil ngasih makan dan minum para penyelam satu clubnya berjumlah sekitar 6 orang penyelam dan sekitar 3 orang crew kapal dan perlengkapan sekali berangkat.

Menuju Dermaga Fahaheel Sea Club
Kuwait
Fahaheel Sea Club
Tempat Parkir Kapal / Yacht Penggemar
Olah Raga Laut

Sekitar jam 7:00 pagi saya sudah berangkat dari rumah menuju ke Fahaheel Sea Club, sebuah pelabuhan kecil tempat para penggemar olah raga laut menambatkan kapal kapalnya. Kalau tidak dengan si kecil Dinda, nggak bakalan saya bisa masuk ke tempat ini. Hanya member Sea Club yang boleh masuk. Tidak itu saja, masih ada pemeriksaan lagi dan harus menunjukkan Scuba Diving License untuk bisa mendapatkan scuba atau tabung oksigen dan berbagai macam perlengkapan keselamatan yang harus dipasang di tangan dan pinggang.

Rombongan Penyelam Berangkat
Dari Fahaheel Sea Club Menuju 
Umm Al Maradiem Island
Perjalanan Sekitar 1 Jam Menuju
Umm Al-Maradiem Island

Tujuan menyelam di perairan sekitar Umm Al-Maradim Island, kemudian pindah lagi ke Kubbar Island. Semuanya masih di wilayah Kuwait, tepatnya ditengah Arabian Gulf atau sering juga disebut Persian Gulf. Kuwait itu sebenarnya memiliki 9 pulau besar maupun kecil, umumnya tidak berpenghuni. Pulau terbesar adalah Bubiyan Island (863 SqKm), Warbah Island (37 SqKm) dan Failaka (20 SqKm). Yang lain pulau pulau yang sangat kecil tidak lebih dari 1 SqKm.


Sie Konsumsi

Umm Al-Maradim Island luasnya hanya 0.165 SqKm saja, Kubbar Island lebih kecil lagi yaitu hanya 0.11 SqKm.  Seperti gundukan pasir sebesar lapangan sepak bola yang menyembul dari laut. Nggak ada apa apa dipulau pulau kecil ini selain pasir dan menara mercu suar yang menjulang tinggi dan nampak jelas dari kejauhan dengan lampu suar yang berputar putar. Lalu lintas kapal di Arabian Gulf ini memang sangat ramai dan perlu mercu suar terutama kapal kapal tanker dan kapal peti kemas.

Laut Terlihat Biru Dan Bersih
Tapi Saat Menyelam Jarak Pandang Sangat
Terbatas - Laut Indonesia Lebih Jernih

Saat menyelam, ternyata jarak pandang sangat pendek sekali di Arabian Gulf. Laut yang terlihat biru dan bersih di permukaan ternyata tidak sama dengan keadaan dibawah laut. Para penyelam yang pernah ke Indonesia mengakui bahwa laut di Indonesia sangat jauh lebih baik. Disamping banyaknya batu karang dan ikan yang warna warni, banyak tempat tempat menyelam yang masih sangat alami dan menantang. Di Arabian Gulf nggak terlihat banyak ikannya, apalagi ikan warna warni. 

Crew Perlengkapan Dive 36 Club

Dari pembicaraan dengan para penyelam, terlihat sekali mereka ingin bisa menyelam ke Indonesia. Beberapa nama lokasi menyelam di Indonesia semuanya hapal diluar kepala. Tapi mereka belum pernah sama sekali ke Indonesia. Alasannya macam macam mulai nggak ada pesawat, sedang pandemi corona di Indonesia dan seribu satu alasan lainnya.  Penyelam Kuwait ternyata sama saja dengan orang Indonesia, nggak ada yang mau jujur dan terus terang mengatakan : 'SEDANG BOKEK, NGGAK PUNYA DUIT !!!'. Tinggal ngomong jujur saja berbelat belit kemana mana.

Banyak Yang Harus Dibawa
Mulai Scuba Sampai Papan Ski
Kubbar Island Kuwait
Hanya Ada Menara Mercu Suar
Test Semua perlengkapan Sebelum Menyelam
Semboyan Dive 36 Club


Baca Juga :