Bule Meres Susu Sapi Di Switzerland Caranya Sama, Jongkok Dan Ditampung Di Ember Seng Dulu |
Bumi kalau dilihat dari Bulan memang terlihat indah dan menarik. Demikian juga dengan Switzerland, Austria dan negara negara lain disekitarnya juga terlihat begitu indah kalau dilihat dari kejauhan terutama latar belakang pegunungan Alpine yang membentang dengan warna biru, putih salju di puncaknya dan hijau rerumputan disekitarnya.
Keseharian Peternak Eropa Sama Saja Dengan Peternak Indonesia Memandikan Sapi, Meres Susu Sapi Dan Mengumpulkan Tahi Sapi Untuk Diolah Jadi Pupuk Di Composting Facility |
Turis turis Indonesia yang pernah ke Switzerland, Austria, Perancis dll itu memang berkata benar seperti seorang Astronout yang melihat Bumi dari Bulan. 'Nggedabus' di medsos katanya 'beautiful'. Tapi saya bukan Astronout, saya cuma seorang 'Dora The Explorer' yang senang blusukan kemana mana dengan mobil sewaan dan hanya mengandalkan GPS. Apa yang saya lihat di pedesaan Eropa ternyata nggak jauh berbeda dengan umumnya pedesaan di Indonesia.
Bule Sedang Ngarit Cari Rumput, Katanya Anak Sapi Masih Perlu Dicarikan Rumput |
Kalau di Indonesia, saat matahari mulai terbit para petani dan peternak sudah berbondong bondong ke sawah, kebun dan menuju kandang sapi dan kambingnya. Bule Eropa agak malas sedikit, mereka tidak serajin petani / peternak Indonesia. Matahari sudah hampir tegak diatas kepala, mereka baru keluar rumah dan mulai melakukan aktifitas pertanian dan peternakannya. Hal ini karena pagi hari masih terlalu dingin untuk meninggalkan selimut dan memulai kerja di ladang.
Arit Buat Cari Rumput Besarnya Bukan Main Semua Pakai Sepatu Meskipun Ngarit Dingin Kalau Nyeker |
Yang berbeda lagi, keluar dari rumah menuju ke kebun, sawah atau kandang, petani bule eropa nggak ada yang 'nyeker' sama sekali, semua ke ladang memakai sepatu. Hal ini karena dingin dan tidak ada sawah dan kebun yang becek berair seperti di Indonesia. Tanaman yang ditanam sangat berbeda dan tidak butuh air banyak misalnya jagung, gandum, sorghum, wortel dll. Bayangkan, betapa kerennya petani dan peternak Eropa, berangkat ke kandang, kebun atau mencari rumput saja selain bawa arit dan kereta sorong juga memakai kaca mata hitam 'Rayban'. Mata bule memang tidak tahan silau sinar matahari.
Ngumpulin Rumput Juga Pakai Gancu Kacamata Hitam Tidak Ketinggalan |
Apapun tanamannya dan apapun ternak yang dipelihara, petani / peternak eropa kalau ngarit cari rumput, mengumpulkan sampah, nyerok tahi sapi pakai sekop dan semacamnya ternyata sama saja dengan orang Indonesia. Paling hanya beda merek peralatan pertanian saja misal di Indonesia masih memakai Sekop dan Kereta Sorong Cap Kingkong Super sedangkan yang di eropa merknya Hoofman Premium.
Cara Eropa Membuat Sensasi Pemberitaan Untuk Pariwisata Lokasi Klausen Pass Switzerland |
Perhatikan video yang ada di Youtube. Orang Eropa kalau membuat video pertanian / peternakannya, yang ditampilkan adalah cara ngangkut jerami atau sapi menggunakan helicopter, memeras susu sapi pakai mesin canggih, traktor dan mesin pertanian yang masih baru, mengusir hama burung pakai drone dan penelitian di laboratorium modern. 'Nggedabus', nggak ada yang secanggih itu di kenyataan sehari hari.
Nyari Rumput Buat Ternak - Keren Dengan Kacamata Hitam Bule Eropa Memang Tidak Tahan Sinar Matahari langsung |
Kenyataannya tidak secanggih yang ada di video youtube tersebut. Memeras susu sapi sama saja caranya dengan orang Indonesia, yaitu dikenyot kenyot pakai tangan dan ditampung di ember seng. Motong rumput juga pakai arit meskipun bentuknya berbeda dengan arit Indonesia. Ngumpulin jerami dan sampah juga pakai kereta sorong dan gancu yang sama saja bentuknya dengan di Indonesia. Traktor dan mesin pertanian nggak terlihat satupun ada yang kinyis kinyis baru keluar dari showroom.
Sapi Switzerland Yang Terlihat Sangat Hijau Dan Indah Dari Kejauhan Kalau Dari Dekat Baru Terlihat Banyak Tahi Sapi |
Rerumputan yang terlihat menghampar hijau dengan latar belakang pegunungan Alpine yang bersalju dipuncaknya kalau didekati dan diinjak rumputnya ternyata banyak tahi sapinya juga. Jadi, Turis Indonesia yang rame di medsos itu sebenarnya sama saja dengan Astronot yang melihat Bumi dari Bulan. Susah payah ke Eropa, tapi ceritanya 'nggedabus' hanya melihat dari kejauhan tanpa pernah sekalipun menginjakkan kaki di rerumputan yang katanya 'Beautiful' tersebut.
Jerami Dan Sampah Daun Dan Ranting Digulung Dengan Mesin Untuk Dibawa Ke Composting Facility Dijadikan Pupuk Kompos |
Lain kali, kalau anda jalan jalan ke Eropa cobalah melihat lebih dekat dan berinteraksi dengan penduduk desa. Anda akan tahu sendiri bagaimana susah payahnya petani / peternak bule mengumpulkan jerami, rumput, sampah pepohonan dan mengumpulkan tahi sapi untuk dioplos dan diolah jadi pupuk kompos lalu dieksport ke Timur Tengah dan negara lain.
Kegiatan Pertanian Ngumpulin Jerami Dan Sampah Pepohonan Dioplos Dengan Tahi Sapi Lalu Diexport Ke Kuwait Dan Timteng |
Dan jangan terkejut juga kalau anda melihat Pupuk Kompos buatan Swiss, Germany, Austria, Netherland ada di Indonesia. Saya melihatnya sendiri sudah ada di Al Rai Kuwait. Semua Pupuk Kompos,dan Pupuk Kandang didatangkan langsung dari negara negara Eropa. Ini semua bisa terjadi karena bule eropa rajin ngarit, mengumpulkan jerami, sampah pepohonan dan tahi sapi untuk dioplos dan dijadikan produk ekspor berupa pupuk kompos agar negaranya terlihat bersih dan indah.
Bule Lagi Ngosek Kandang Sapinya Caranya Sama Saja Dimana Mana |
Jerami, Sampah Ranting Dan Daun Diletakkan Dipinggir Jalan Untuk Dibawa Ke Composting Facility |
Semua Pedesaan Di Eropa Pemandangannya Hampir Sama Yaitu Gulungan Jerami Nunggu Angkutan Ke Composting Facility |
Turis Indonesia Itu Ngertinya Cuma Bersih Tidak Tahu Susah Payahnya Bagaimana Membuat Bersih Nggak Ada Yang Tahu Peternak Ngumpulin Tahi Pakai Sekop Petani Nggaruk Garuk Jerami Dan Sampah Pakai Gancu |
Pupuk Kompos Dari Jerman Di Indonesia Umumnya Jerami Dan Sampah Pohon Dibakar Tahi Sapi Juga Disiram Air Ke Selokan Doang |
Latvia Juga Ekspor Tahi Sapi Dan Pupuk Kompos Ke Timur Tengah |
Belanja Pupuk Di Al Rai Kuwait Ada Yang Dari Jerman, Netherland, France, Latvia, Austria Dll. Orang Indonesia Terlalu Gengsi Untuk Ekspor Tahi Sapi Dan Sampah |
Baca Juga :
- Tunggangan Bule Pedesaan
- Nonton Bule Angon Kambing Dan Sapi
- Nonton Kebun Dan Sawah Bule Di Belanda
- Susu Belanda
- Ke Belanda Apa Sih Yang Bisa Dilihat
- Lapak Pemulung Belanda
- Enak Nggak Tinggal Di Belanda
- Belanja Pagi Di Pasar Arnhem
- Pasar Utrecht Nggak Canggih Blass
- Duplikat Kunci Rumah Belanda
- 3 Hal Tentang Orang Belanda
- Schipphol Selayang Pandang
- Vedagang Kaki Lima Belanda
- Belanja Pagi Di Pasar Arnhem
- Pasar Albert Cuyp Amsterdam
- Sociale Dienst - Tunjangan Gembel Belanda
- Kuliner Indonesia Ala Londo Celup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.