Tampilkan postingan dengan label 3 Bulan Pertama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 3 Bulan Pertama. Tampilkan semua postingan

Jumat, 14 Februari 2014

Ditangkap Polisi Di Kuwait

Warna Biru Putih Bertugas
Mengatur / Mengawasi Pelanggaran Lalu Lintas
Expatriate pendatang baru umumnya 'tengil', sok tahu dan menganggap hukum dan aturan di Kuwait sama saja dengan aturan dinegara asalnya. Benyak sekali kejadian kejadian aneh yang seharusnya tidak perlu terjadi menjadi musibah yang cukup merepotkan banyak orang. Tetapi hal hal musykila ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan dan akan menjadi bahan tertawaan rekan rekannya sepanjang masih tinggal di Kuwait,


Warna Hitam Tugasnya Mencari
Pendatang Haram


Seorang kawan baru saja datang ke Kuwait. Dengan semangat 45 langsung naik bus kota sendirian dengan tujuan tanpa arah, pokoknya ingin keliling kota. Maksudnya dimana ada tempat menarik akan berhenti sebentar, bosan langsung lanjut naik bus berikutnya kemana saja dari terminal ke terminal berikutnya.. Sekitar jam 2 siang, telpon saya berdering dan ketika saya angkat terdengar suara kawan saya 'Bonek' dengan nada memelas :

"Mas, tolong dong saya sedang di kantor polisi"
"Lho, kantor polisi mana ?"
"Nggak tahu, didepannya ada kantor pemadam kebakaran"

Apakah saya panik menerima telpon tersebut ?. Oh jelas tidak, biarkan saja, paling tidur di penjara 2  sampai 3 hari. Saya datangi kantor polisi dan nyembah nyembah agar dikeluarkan dari penjarapun tidak mungkin akan berhasil. Saya tahu kesalahannya pasti 'Belum Punya Civil ID / Residency Permit dan Tidak Membawa Copy Passport atau Visa'. Biasanya, seorang pendatang baru selalu lupa membawa surat surat penting tersebut saat kluyuran keliling Kuwait. Mungkin, kawan 'Bonek' tersebut menyerahkan Passport dan Visanya ke kantor untuk proses pembuatan Residency Permit / Civil ID. Padahal, kalau seandainya dia bisa menunjukkan photo copynya saja, pasti akan dilepas kembali saat ada pemeriksaan. 


Saya tidak terlalu khawatir kawan saya tersebut akan dideportasi karena yakin polisi pasti akan menelpon kantornya terlebih dulu untuk konfirmasi benar atau tidak dia karyawan perusahaan. Pokoknya, nggak peduli apakah anda seorang kuli bangunan, perawat, engineer, atau manager, kalau nggak bawa surat surat langsung dianggap pendatang illegal dan harus  nginap dan makan gratis di penjara. Perusahaan yang mensponsori anda datang ke Kuwait tidak mengakui anda karyawannya, langsung dideportasi,

Photo By Arabtimes

Di Kuwait ada dua macam mobil polisi. Yang berwarna biru putih khusus mengurusi lalu lintas. Tetapi mobil polisi yang berwarna hitam putih, tugasnya memeriksa civil id / residency permit dan nangkapin pendatang haram. Di Kuwait, banyak sekali orang yang ijin kerja dan ijin tinggalnya sudah kadaluarsa tetapi tidak mau pulang ke negara asalnya. Mobil yang warna hitam putih inilah yang sering kali melakukan pemeriksaan di halte halte bus saat penumpang bus naik/turun. Bisa juga pemeriksaan civil id ini dilakukan di jalan raya atau di kawasan tertentu yang kemungkinan tempat tinggal para pendatang haram. 


Benar seperti yang saya duga, 2 hari kemudian kawan saya tersebut sudah cengar cengir telah berada di apartmentnya dan bergabung kembali dengan kita. Hukumannya memang 2 - 3 hari dipenjara atau deportasi. Kalau sampai pihak kantor tidak mengakui sebagai karyawannya, sudah pasti kawan 'Bonek' tersebut akan pulang ke tanah air dengan tiket pesawat gratis dari pemerintah Kuwait. Tidak ada kata yang tepat untuk penyambutan kedatangannya kembali selain tertawa ngakak sampai guling guling di lantai.

"Jancuk, lagi teko wis turu nang penjara"


Baca Juga :

Minggu, 24 Februari 2008

Gagal Dapat Mobil Perusahaan

Ahmadi, 17 Feb 2008 : Sebagai pegawai baru, tidak perlu ngoyo kerja kalau hak hak pegawai belum diberikan. Mengingat Civil ID dan Driving Liscense sudah jadi, maka hak pegawailah yang perlu dituntut, lha wong dulu waktu interview dijanjikan akan segera dapat mobil begitu nyampai Kuwait kok sudah tiga bulan masih naik bus kota. Surat surat permohonanpun diluncurkan ke Transport Section dan cukup sehari saja panggilan datang dari Transport. Wah hebat sekali Perusahaan Minyak Cap Manuk ini, baru minta kemarin sekarang sudah diminta ngambil mobil. Nggak salah saya memilih perusahaan. Dengan diantar beberapa rekan Indonesia dan senyum yang sumringah, saya langsung lapor dan minta hak saya. Eh, pada saat cek fisik mobil iseng iseng saya ditanya sudah berapa lama saya join perusahaan, begitu saya jawab baru 3 bulan langsung saja diadakan 'meeting darurat' dan kesimpulannya saya harus kembali ke kantor lagi tanpa bawa mobil karena yang ngantri mobil masih banyak dan ada yang lebih urgent. Ya nasiiib .... (By: Ardi) Indonesian KOC Engineer 2008

Selasa, 12 Februari 2008

Tarzan

Mangaf Kuwait, 8 Feb 2008 : Semakin dekat dengan tanggal pulang ke tanah air, rasanya semakin dekat pula jarak Indonesia Kuwait. Banyak sekali rencana rencana yang telah disiapkan, mulai rencana mengunjungi warung tahu campur langganan di Tebet sampai mencari onderdil si Dudu, mobil VW Kodok kesayangan. Tetapi yang selalu jadi pikiran bagaimana nanti ketemu anak anak setelah berbulan bulan tidak pernah ketemu. Kalau ketemu istri sih mudah membayangkannya, pasti kayak Tarzan, Auwoooo Auooo sambil memukul mukulkan tangan ke dada. ( Ardi ) Indonesian KOC Engineer 2008

Sabtu, 09 Februari 2008

SIM Baru

Fahaheel Kuwait, 9 Feb 2008 : Mengurus Driving Lisence sangat melelahkan dan menguras waktu dan uang. Tanpa menggunakan wasta (makelar) jangan harap anda bisa lulus cepat, bisa jadi anda harus mengulang berkali kali meskipun menurut perasan tidak melakukan kesalahan. Akhirnya setelah mengeluarkan KD 140 untuk biaya wasta, Driving Liscence keluar awal bulan February 2008. Untuk uji coba, sengaja saya rental mobil dan pilihan jatuh pada mobil sport Mercedes SLK Merah. Biar lebih jos, badge KOC digantung di spion depan maksudnya kalau ada cewek arab biar kelihatan sopirnya staff KOC dan tidak lupa berhenti ditempat kerumunan gadis gadis Arab. Benar juga, begitu berhenti senyum ramah kami langsung disambar dan langsung berbunga bunga hati ini. "Where U rent the car", "How much U rent the car" dan pertanyaan pertanyaan semacam itu. Sial, ketahuan mobil sewaan. (by: ardi )Indonesian KOC Engineer 2008

Selera Arab

Ketika baru pertama kali menginjakkan kaki di Kuwait, semua perlengkapan untuk survive disediakan oleh KOC (baca dibelikan oleh orang Arab). Mulai dari selimut tebal (musim dingin pada saat kami tiba bulan Nov 07), bantal, korden, seprei dan perlengkapan kecil lainnya. Disamping itu service yang diberikan KOC cukup bagus dimana kami disediakan officer yang bertugas sebagai guide dan juga sopir untuk shopping, cari apartement, cari makanan untuk survive dan tour keliling kota untuk menghapalkan jalan dan jalur angkutan umum, termasuk sampai Kuwait City. Yang namanya Arab ya tetap saja Arab, kami dibelikan seprei dan sarung bantal dengan warna orange menyala dengan hiasan berbentuk hati dan bunga bunga menonjol bulat. "Ini kalau di Indonesia hanya cocok untuk pengantin baru", saya mencoba protes minta ganti. Eh dengan tenang si Arab njawab, "kamu lihat hiasan seprei dan sarung bantal ini, setengah bulat dan pas satu genggaman tanganmu, coba genggam, nah kamu nggak perlu pulang ke Indonesia kalau hanya cuma pingin pegang payudara". Akhirnya sekarang seprei tersebut saya jadikan korden Apartment. (Ardi)Indonesian KOC Engineer

Selasa, 05 Februari 2008

Berangkat Kerja

Pagi hari jam 5 pagi jalan yang semula senyap dengan cepat menjadi ramai. Apalagi kalau bukan kesibukan berangkat kerja. Baik yang kerja kantoran, lapangan maupun toko semua pada ngantri nunggu bus jemputan atau tumpangan kawan. Biasanya sambil menunggu bus jemputan atau tumpangan kawan, kita ngobrol kesana kemari sambil jogging kecil kecilan untuk mengatasi udara dingin. Brrr 3 derajat celcius. Kita bisa ngobrol dengan Lebanese, Egypt, Philipino, India, Bangladeshi. Obrolan macam macam, bisa politik, ekonomi sampai kerinduan terhadap kampung halaman. Kadang kita tersenyum getir kalau sudah membicarakan kampung halaman masing masing. (by:Ardi )

Selasa, 29 Januari 2008

Gosong Lagi

Seperti biasa pulang kantor jam 3 perut terasa lapar sekali. Dikantor makan siang hanya berupa roti, biskuit dan buah saja. Rotipun tidak pernah termakan habis, rasanya kecut, asam pokoknya nggak enak sama sekali bagi lidah Indonesia. Rutinitas masakpun dimulai, hari ini saya pingin sekali bikin rawon, kebetulan bumbu rawon masih ada. Sambil menunggu daging masak saya baca koran sambil tiduran didepan TV. Celakanya, saya baru terbangun jam 7 malam, tentu saja daging yang saya godok mulai sore tadi jadi arang. Jadi menu sore ini cukup nasi putih dan kecap saja. Nikmat ...... (by : Ardi )

Minggu, 27 Januari 2008

Masak Masakan

Masalah makan di Kuwait menjadi menu diskusi yang tak ada habisnya setiap hari. Maklum bapak bapak semua, jangankan masak, nama bumbu dapur saja sering keliru. Lagipula, lidah kita masih asli Indonesia belum terbiasa dengan masakan Arab atau India. Jujur saja, sebenarnya yang paling praktis adalah makan di luar tetapi karena alasan ekonomi (terlalu mahal njajan terus) kami lalu berusaha masak sendiri, kebetulan pak Arif bisa diandalkan untuk masak memasak ini. Apapun bumbu yang ada, dicemplungin semua. Bumbu atau bahan masak disini jelas tidak selengkap di Indonesia, untuk mencarinya perlu perjuangan tersendiri. Sayur sayuranpun juga tidak sama dengan di Indonesia, sayuran disini didatangkan dari luar, entah berapa lama perjalanan sebelum sampai ke bakala (toko kelontong) tempat kami biasa beli.
Biasanya pak Arif yang sibuk masak di dapur, yang lain pada nonton TV atau baca koran. Begitu masakan dihidangkan langsung diserbu habis dan tukang masaknya masih saja di dapur nggak selesai selesai nggoreng kerupuk. Untung selalu ada saja yang baik hati menyisakan makanan untuk pak Arif. (by : Ardi )

Turis Mbambung

Hari Jumat dan Sabtu adalah hari libur di Kuwait, kesempatan bagi kami untuk melihat kota dan menghapalkan route bus. Paling tidak kalau keluarga sudah bergabung ke Kuwait kita bisa sebagai petunjuk jalan. Biarlah anak dan istri kita nanti tahu enaknya saja. Jam 8 pagi saya, pak Arif dan pak Eki berangkat dari Mangaf dengan tujuan ke KBRI di Kuwait City untuk mengurus Family Visa. Temperatur udara saat itu 4 derajat celsius, celakanya nunggu bus nomor 102 tidak datang datang juga akibatnya kami semua kedinginan di halte bus. Akhirnya bus yang saya tunggu datang juga dan kami bertiga sudah tidak bisa lagi menikmati keindahan pemandangan, telinga, jari hampir beku sepanjang perjalanan.

Turun di terminal Miqgrab, peta langsung dibuka dan dimulailah petualangan jadi turis. Kami bertiga sepakat untuk jalan kaki saja ke KBRI karena di peta tampaknya dekat sekali. Hampir tiga jam lebih kami berputar putar di Kaifan untuk menemukan KBRI, keluar masuk jalan, loncat pagar, turun nyeberang selokan, tetap saja nggak ketemu. Peta dibuka kembali, tanya India ternyata nggak tahu bahasa Inggris tetapi si India nunjuk ke arah tertentu dan kami mengikuti saja, ya jelas jadi tambah jauh nyasarnya. Sudah lelah dan hampir putus asa, kami bertiga duduk di Trotoar dan nyari kendaraan yang bisa ditumpangi untuk ke jalan besar. Eh, malah terlihat bendera Indonesia berkibar diatas gedung kira kira 100 meter dari tempat kami klesetan di jalan raya. Lalu kenapa tadi berputar putar nggak karuan. Sialnya, begitu kami sampai di KBRI, ternyata KBRI tutup juga pada hari Jumat dan Sabtu. Ya Nasib...... (by: Ardi)

Sambal Pecel Terbang

Belum ada satu bulan Mas Ardi tinggal di Kuwait perintah jarak jauh sudah dimulai. ''Bun, belikan sambal pecel, krupuk udang, abon dan bumbu instant'' pintanya via telpon. Ha, untuk apa, jawabku. Disini enggak ada sayur pecel, setelah dibeli kirim ke Kuwait,''' jawab mas Ardi. Ok...Ok..,' jawabku di telpon. Nah..setelah satu hari belum ada tindak lanjutnya. Doi menanyakan kembali status bumbu pecel.


Nah, akhirnya tiga cewek jagoan (saya, ayu dan dinda ) belanja ke Carefour. Semua permintaan Mas Ardi ada, kecuali Abon. Saya jadinya beli Abon di Pasar Tebet Barat. Karena letaknya dekat dengan Apartement Casablanca dimana kami tinggal. Belanja kurang lebih habis Rp. 300.000,- Setelah belanja dan dibungkus, berat kurang lebih 9 kg. Kita diamkan barang itu, eh datang SMS, E-mail bahkan telpon menanyakan kembali status sambal pecel.


Bingunglah saya, wah, kirim pakai apa ya. Selama ini belum pernah kirim barang sampai ke Kuwait. Saya coba tanya ke DHL, ternyata mahal sekali tidak sebanding dengan harga barangnya. Pantang menyerah, lihat di Yellow pages alamat cargo international. Tanya sana tanya sini. Tapi jawabnya malah dia tertawa, ''kenapa sambal pecel sedikit kok dikirim sampai jauh bu, khan sayang ongkos kirimnya,'' jawab salah satu cargo yang ada di Jakarta.


Tanggal 6 Desember, setelah menjemput anak-anak pulang sekolah langsung berangkat ke kantor Pos Pusat Jakarta di Jl. Gedung Kesenian dekat lapangan banteng. Setelah tanya sana-sini , saya menemukan EMS International. Pak Heri, karyawan EMS, menghitung ongkos kirim Rp. 950.000,- Oit...3 kali harga barang yang mau dikirim. Akhirnya saya putuskan untuk mengurangi isi paket dengan harapan ongkos juga bisa berkurang. Akhirnya saya kembali lagi ke EMS dengan barang tinggal 3 kgdan sambal pecal terbang ke Kuwait dengan biaya Rp.300.000,-. ( by : Susy )

Kamis, 24 Januari 2008

Terdampar Di Kuwait

Tanggal 16 November 2007, untuk pertama kali saya menginjakkan kaki di Kuwait. Kuwait Airlines yang membawa saya dan rombongan calon pegawai tetap Kuwait Oil Company (KOC) dari Indonesia terasa lama sekali. Berangkat dari Terminal F Cengkareng jam 23:00 malam WIB, hari Kamis 15 November 2007, kemudian transit di Kuala Lumpur hampir 2 jam. Jam 6:30 pagi waktu Kuwait baru mendarat di airport Kuwait. Total 10 jam perjalanan yang membosankan.

Menjelang mendarat di Airport, pemandangan yang terlihat lebih membosankan lagi, 'gurun' dan tampak tidak ada kehidupan. Mungkin karena masih pagi sekali, di airportpun tidak begitu ramai. Sempat terpikir, ngapain saya pindah kerja ke Kuwait, lha wong di Indonesia sudah enak dan nyaman dan kumpul keluarga. (by : Ardi )