Steve Mc Curry Photo Gallery
"Ada keindahan yang bisa kita saksikan ketika melihat photo photo karya Steve Mc Curry dibawah, tetapi ada juga rasa miris dan sedih yang mendalam melihat negeri yang damai menjadi hancur dalam sekejap", Susy H
The photos below was taken by my favorite photographer, Steve Mc Curry. Please visit his website to see his great photography.
Sebenarnya bukan kapasitas saya untuk membicarakan politik melalui blogspot ini, karena sebenarnya blogspot ini hanya diperuntukkan untuk cerita cerita yang penuh cinta kasih dan perdamaian. Tetapi sebagai mantan wartawati, rasanya tergelitik juga untuk mengetahui latar belakang Perang Kuwait 1991 yang benar benar mengejutkan rakyat Kuwait yang penuh kedamaian.
Keluar masuk Kuwait National Memorial Museum dan perpustakaan sudah dimulai beberapa bulan sebelum cerita ini ditulis dan hasilnya nihil karena literaturnya sangat dangkal dan hampir seluruhnya ditulis dalam bahasa Arab. Menurut pendapat saya, orang Kuwait benar benar ingin melupakan saat saat kelabu perang Kuwait 1991 tersebut. Susah menjawab kalau disinggung masalah perang 1991 tadi.
Rasanya ada trauma mendalam yang tidak ingin disampaikan ke siapapun. Buku pelajaran sejarah anak anak sekolahpun juga sedikit sekali membahas hal ini, dua halaman saja dan hanya berisi kisah heroik beberapa orang Kuwait mempertahankan negaranya hingga titik darah yang penghabisan (House Of Al Qurain Martyrs). Sengaja saya tulis beberapa orang karena memang semuanya kabur keluar negeri. Salah satu penampungan pengungsi sempat saya saksikan dan photo di beberapa apartement di Jeddah, sayang hasil photonya nggak bisa didownload.
Perang Teluk Persia I atau Gulf War disebabkan atas Invasi Irak atas Kuwait 2 Agustus 1990 dengan strategi gerak cepat yang langsung menguasai Kuwait. Emir Kuwait Syeikh Jaber Al Ahmed Al Sabah segera meninggalkan negaranya dan Kuwait dijadikan provinsi ke-19 Irak dengan nama Saddamiyat Al-Mitla` pada tanggal 28 Agustus 1990, sekalipun Kuwait membalasnya dengan serangan udara kecil terhadap posisi posisi Irak pada tanggal 3 Agustus 1991 dari pangkalan yang dirahasiakan.
Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara gratis. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki.
Akibat invasi ini, Arab Saudi meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus 1990. Sebelumnya Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus 1990. Amerika Serikat mengirimkan bantuan pasukannya ke Arab Saudi yang disusul negara-negara lain baik negara-negara Arab kecuali Syria, Libya dan Yordania serta Palestina. Kemudian datang pula bantuan militer Eropa khususnya Eropa Barat (Inggris, Perancis dan Jerman Barat), serta beberapa negara di kawasan Asia. Pasukan Amerika Serikat dan Eropa di bawah komando gabungan yang dipimpin Jenderal Norman Schwarzkopf serta Jenderal Collin Powell. Pasukan negara-negara Arab dipimpin oleh Letjen. Khalid bin Sultan.
Misi diplomatik antara James Baker dengan menteri luar negeri Irak Tareq Aziz gagal (9 Januari 1991). Irak menolak permintaan PBB agar Irak menarik pasukannya dari Kuwait 15 Januari 1991. Akhirnya Presiden Amerika Serikat George H. Bush diizinkan menyatakan perang oleh Kongres Amerika Serikat tanggal 12 Januari 1991. Operasi Badai Gurun dimulai tanggal 17 Januari 1991 pukul 03:00 waktu Baghdad yang diawali serangan serangan udara atas Baghdad dan beberapa wilayah Irak lainnya serta operasi di daratan yang mengakibatkan perang darat yang dimulai tanggal 30 Januari 1991.
Irak melakukan serangan balasan dengan memprovokasi Israel dengan menghujani Israel terutama Tel Aviv dan Haifa, Arab Saudi di Dhahran dengan serangan rudal Scud B buatan Sovyet rakitan Irak, serta melakukan perang lingkungan dengan membakar sumur sumur minyak di Kuwait dan menumpahkan minyak ke Teluk Persia. Sempat terjadi tawar-menawar perdamaian antara Uni Sovyet dengan Irak yang dilakukan atas diplomasi Yevgeny Primakov dan Presiden Uni Sovyet Mikhail Gorbachev namun ditolak Presiden Bush pada tanggal 19 Februari 1991.
Sementara Sovyet akhirnya tidak melakukan tindakan apa pun di Dewan Keamanan PBB semisal mengambil hak veto. Israel diminta Amerika Serikat untuk tidak mengambil serangan balasan atas Irak untuk menghindari berbaliknya kekuatan militer Negara Negara Arab yang dikhawatirkan akan mengubah jalannya peperangan.
Pada tanggal 27 Februari 1991 pasukan Koalisi berhasil membebaskan Kuwait dan Presiden Bush menyatakan perang selesai.