Kamis, 13 Desember 2012

Ke Belanda, Apa Sih Yang Bisa Dilihat ?

Belanda, Negeri Penuh Sapi
Dari Dulu Terkenal Ilmu Peternakan Dan Research Pengembangannya

Coba tanyakan ke saudara, teman atau tetangga anda yang pernah pergi ke Belanda. Apa yang bisa dilihat di Belanda ?. Biasanya jawabannya ‘nggedabus’ seolah olah Belanda adalah sebuah negara yang sangat buesar sekali, negara industri yang sangat maju dan berbagai macam cerita yang membuat anda ngiler untuk pergi ke Belanda. Padahal, penduduknya cuma 16 Juta (Perkiraan 2012) dan luas cuma 41,543 Km Persegi. Percayalah, Indonesia lebih besar dalam hal segalanya.

Jawaban umum yang sering saya dengar kalau seseorang baru pulang dari Belanda diantaranya sebagai berikut :


1. Hebat, Belanda Negara Industri Yang Maju.
Negara Penuh Kambing Gini
Kok Dikatakan Negara Industri

Ini benar benar mbelgedes, kalau anda berjalan dari utara ke selatan dan barat ke timur yang anda jumpai sepanjang jalan lebih banyak kambing dan sapi. Lapangan rumput, kebun gandum, sayur dan sawah  yang menghijau dan juga kebun buah dan  bunga lebih dominan dibanding bangunan pabrik atau industri. Disekitar  Rotterdam saja terlihat banyak industri, itupun terlalu kecil kalau mau disebut kota industri. Sebuah pabrik ukurannya terlalu mungil apabila dibandingkan dengan pabrik di Bekasi, Tangerang atau tempat lain di tanah air.


Tapi, harap tahu jugalah, kalau pabrik pabrik di Indonesia, China, Vietnam dll banyak yang kepemilikan sahamnya dipegang oleh pabrik kecil di Belanda tadi. Sampai saat ini, Belanda terkenal dengan ilmu peternakan dan research tentang pengembangan ternak. Banyak doktor doktor IPB jebolan Belanda. Dari dulu sampai sekarang, Belanda terkenal produk produk Susu dan Keju. Baca Juga : Susu Belanda


2. Saya Kalau Ke Belanda Selalu Melihat Bunga Tulip.
Kembang Plastik, Makanya
Kalau Ke Belanda Bulan Mei Saja

Ini juga nggombal pol. Tulip plastik memang ada setiap saat dimana mana. Tetapi kalau bunga Tulip yang beneran hanya mekar sekitar bulan Mei saja. Anda bisa melihat bunga tulip asli di Keukenhoff. Toko toko bunga (Bloomen Market) juga banyak menjual bunga tulip, cuma kalau bukan musim bunga agak lumayan sulit untuk mendapat bunga tulip asli Belanda. Kalaupun ada biasanya didatangkan dari luar Belanda. Tetapi bunga warna warni yang lain cukup banyak. Orang Belanda memang senang dengan bunga, terlihat di jendela jendela rumahnya selalu ada bunga hias warna warni.


3. Di Belanda Dimana Mana Ada Kincir Angin.
Kinderdijk, Orang
Belanda Menyebut Got, Parit Atau
Selokan Dibelakang Sebagai River

Bohong besar kalau teman anda nggombal seperti ini. Kincir angin tersebar cukup berjauhan. Yang dibuka untuk umum hanya ada di Saanze Schaan, Kinderdijk, Leuwerden, Emmen, Haarlem dan beberapa tempat lain yang cukup tersebar jauh. Dari Amsterdam ke Saanze Schaan perlu perjalanan sekitar 1 jam, ke Kinderdijk juga sama saja. Kalaupun anda melihat ada kincir angin disepanjang jalan, belum tentu dibuka untuk umum. Anda bisa melihat tandanya, kalau ada bendera biru artinya terbuka untuk umum dan anda boleh masuk untuk menyaksikan bagian dalamnya atau mendekat untuk berphoto ria.


Saya anjurkan anda ke Saanze Schaan untuk menyaksikan kincir angin. Jauh lebih menarik dibanding Kinderdijk karena ada museum, toko souvenir, toko keju belanda dan jarak antar kincir angin cukup berdekatan.


4. Di Belanda Danau Dan Sungainya Bersih.
Yang Ini Namanya Canal
Yah Lebih Besar Dikitlah Dari
Selokan - Airnya Butek Juga

Nah celaka kalau teman anda nggombal seperti ini. Di Belanda, comberan atau genangan air berdiameter 25 – 100 meter saja dinamakan Danau atau Pond. Bandingkan dengan istilah danau di Indonesia yang luasnya bisa ber kilo kilometer persegi seperti danau Toba, danau Maninjau dll. Selokan atau Parit kecil dengan lebar tidak sampai 5 meter saja dinamakan Kanaal atau bahkan River. Belakang rumah saya di Bogor ada got yang jauh lebih lebar dibanding kanaal di Belanda. Sampai saya pindah ke Kuwaitpun got tersebut tidak punya nama.


Beda sekali dengan di Belanda dimana semua genangan air, got, Parit dan selokan diberi nama yang bagus bagus. Jadi nggak ada tuh Danau dan Sungai yang bener bener sesuai dengan definisi orang Indonesia kecuali Sungai Rhine saja yang memang cukup lebar. Cabangnya juga cukup lebar dan bernama Maas River (Nieuwe dan Oude Maas. Tapi, sungai sungai tersebut sangat pendek sekali. Ingin rasanya saya mengajak orang Belanda ke Banjir Kanal Timur, pasti reaksinya 'Wow, this is the biggest canal in the world'


5. Saya Senang Jalan Jalan Di Mall  Belanda.
De Bijenkorf Mall
Tukang Becak Amsterdam
Sedang Nunggu Penumpang

Bah, apa pula ini. Kita orang Indonesia terbiasa menyebut pertokoan raksasa seperti Senayan City dan Artha Gading dengan sebutan Mall. Kita juga terbiasa bangun pagi dan pulang malam karena ikut berdesak desakan didalam Mall yang selalu ramai. Kalau anda di Belanda, anda akan merasakan yang namanya Mall kok kecil sekali, pengunjungnya  kok beberapa gelintir orang saja. Dan waktu rasanya begitu malas bergerak.


Toko toko buka sekitar jam 11 siang dan tutup kembali  jam 5 sore. Kalaupun ada yang mau bertahan, biasanya terpaksa nyerah harus tutup jam 6 sore. Di kota besar seperti Amsterdam dan Rotterdam saja ada yang tutup jam 8 sore, itupun tidak semuanya. Mungkin karena tenaga kerja di Belanda sangat mahal sehingga harus tutup sangat awal. Secara umum bisa saya katakan tidak ada yang layak disebut Mall di Belanda. Yang banyak adalah toko toko kecil. Konsep tata kota di Belanda memang mengutamakan Street Shopping.


6. Wah Belanda Kaya Dan Penduduknya Makmur
Lihat Pengemis Dibelakang
Ada Juga Yang Ngemis Kan ?

Mbelgedes.... Seluruh orang Belanda sehari hari naiknya Sepeda kok dikatakan kaya. Teman anda nggombalnya keterlaluan. Kaya atau miskin tergantung siapa yang menilai. Kalau saya sehari hari naik angkot maka saya akan menilai siapapun yang naik mobil sebagai orang kaya. Kalau saya nyetir mobil sendiri maka saya akan menilai yang kemana mana diantar sopir pribadi sebagai orang kaya. Anda di Indonesia sehari hari naik motor itu bisa bangga dan 'besar kepala' kalau menyalip orang Belanda yang lagi 'ketheyal ketheyel' nggenjot sepeda.


Di Belanda ternyata sama saja dengan di Indonesia, dimana mana banyak juga gembel, pengamen, preman mabuk, tukang palak jalanan, pengemis, prostitusi, tukang becak, maling sepeda dan sebagainya. Kita saja yang selalu tertipu tulisan tulisan di medsos dan turis Indonesia yang terkagum kagum pertama kali melihat negara lain. Mereka hanya beberapa hari dan yang dilihat obyek wisata yang sudah dikemas cantik tanpa melihat kenyataan sehari hari ditempat lain.


7. Jangan Lupa Kalau Ke Belanda Mampir Ke Museum
John Frost Bridge, Di Sleman Juga
Ada Tapi Nggak Punya  Nama
Latar :  Sungai Rhine

Yah benar, di Belanda memang banyak sekali Museum. Tetapi waktu bukanya terasa sekali ogah ogahan. Tertulis jam 10 siang buka tetapi jam 11 siang baru nampak petugas loketnya. Dan seharusnya jam 5 sore tutup tetapi sering saya jumpai sudah nggak ada penjaganya lagi sebelum jam tutup. Dan, saya akui promosi pariwisatanya memang handal. Jembatanpun masuk dalam promosi pariwisata. John Frost Bridge di Arnhem pada gambar disamping ini memang sangat bersejarah saat diperebutkan pada Perang Dunia II dan telah difilmkan dengan judul A Bridge Too Far. Inilah War Museum yang tidak ada penjaganya dan buka 24 jam penuh dan bisa anda kunjungi setiap saat.

'Jembatan kayak gini mah di Sleman banyak'.


Lalu Apa Dong Yang Bisa Saya Lihat Di Belanda ?
Jalan Pagi
Anjing Digandeng Tetapi Anak Dilepas

Nah ini dia, begitu anda turun dari pesawat di Schiphol sampai perjalanan dikota manapun tujuan anda, yang selalu dan mudah anda temukan adalah Anjing, Jompo dan Sepeda. Anjing Polisi ada di Schiphol cukup banyak dan kadang kadang ikut memeriksa bagasi penumpang. Keluar dari airport, anda akan ketemu sepeda. Pokoknya dimanapun anda berada pasti dengan mudah ketemu orang yang sedang menuntun anjing. Di Lobby Hotel, didalam Lift, Di Restaurant, di jalanan dan didalam pertokoan selalu saja ketemu jompo nuntun anjing. Sampai sekarang saya sering heran, kenapa di Belanda lebih mudah ketemu anjing dan jompo dibanding anak anak dan remaja. Mungkin anak muda Belanda banyak yang kerja dan ditempatkan di perusahaan Belanda di Indonesia, Vietnam, Thailand atau negara lain diseluruh penjuru dunia. Siapa tahu kan ...., 


Oma Dan Anjing

Anjing Dan Opa Nyeberang Jalan

Oma Nuntun Anjing

18 komentar:

  1. Anjing digandeng, karena bisa menggigit, dan ini mahal. Anak dilepas, karena anak tidak (atau jarang sekali) menggigit.

    Lagi pula di Belanda pengendara mobil, motor dan sepeda di tempat-tempat pemukiman sangat peduli ke pada pejalan kaki. Bukan karena harus (ada peraturannya), tetapi karen mereka kebanyakan memang peduli, karena mereka sendiri kebanyakan juga menjadi pejalan kaki.

    BalasHapus
  2. ngakak bacanya... mbelgedess nya itu loh cetar sangat :))

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. semacam : bo'ong bgt lu... hihihi... Sama dgn gombal poll, tp mbelgedess tu lebih sesuatu :))

      Hapus
  4. Balasan
    1. emperan air dibilang danau.. selokan dibilang sungai.. jembatan begitu aja dipromoin.. ternyata ohh ternyataa... xD

      Hapus
  5. Assalamualaikum Wr. Wb.
    Mas Ardhi & Mbak Susy salam kenal……
    Nama saya Lugi dan saya sangat senang dengan blog kalian yang sangat membantu bagi warga indonesia yang masih awam tentang cara & peraturan ke luar negeri. Saya baca pengalaman liburan anda dan terkadang membuat saya tersenyum sambil menganggukan kepala tanda setuju. Terutama tentang pengalaman di Eropa & Turki.

    Saya sudah menetap di Inggris selama hampir 12 tahun…dan sering bepergian ke sekitar negara2 terdekat (itupun kalau pas lagi ada rejeki lebih he he he). Memang benar kalau dilihat di jalanan di Eropa juga masih banyak ada pengemis, pengamen, jambret.

    Juga Mall2 di Jakarta saya rasa jauh lebih mewah. Tapi terkadang kita dengar orang yang membesar2kan tentang keadaan di Eropa. Belum lagi kalau musim dingin. Kemana2 mesti pakai jaket tebal dan juga perasaan ogah2an keluar rumah untuk beraktivitas. Dan banyak pengalaman /cerita/ keadaan di Eropa yang lebih buruk daripada Indonesia.

    Terima kasih atas blog kalian yang sangat membantu sesama warga Indonesia yang sedang mencari informasi…

    Wassalam

    BalasHapus
  6. wkwkwkkwwk... ternyata oh ternyata....
    gimana kalo orang belanda mampir ke sidoarjo ya, liat lumpur lapindo... bisa2 wah wah wah.....

    BalasHapus
  7. Saya di Belanda nggak nemu tulip sama sekali, bukan musimnya kali ya .__.
    Cuma di belanda saya ketemu orang Indo pake kaos SM*SH jadi yang bilang kalau di belanda nggak ada smashblash itu gombal pol =)) =))

    BalasHapus
  8. setiap tulisan anda bikin guyu kepingkel2 ....ringan dan bener2 menghibur

    BalasHapus
  9. Pengen ke belanda tapi kira2 abis berapa ya? Trus harus punya tabungan minimal brapa ya? Mohon petunjuknya...:D

    BalasHapus
  10. Akurat Bos,
    Sayang aku gak bisa nulis ringan spt anda pdhl punya banyak cerita semacam selama tinggal 15 tahun dan jalan di Scandinavia Benelux

    BalasHapus
  11. sejak sd saya sangat suka dgn hal"yg berkaitan tentang jaman belanda& cerita org"nya ,rumah atau gedung" peninggalannya di indonesia khususnya membuat saya bermimpi ingin kebelanda,sejak saya baca tulisan ini entahlah apa saya masih ingin kesana(yg pasti jadi lebih cinta indonesia) i love you full negriku

    BalasHapus
  12. saya baca tulisan"ardy's family ini jadi menambah wawasan saya(thanks) khusus yg ini (ngakakk sendiri saya)wkwkwkwk

    BalasHapus
  13. Ahahahah...sebagian besar ini benar (cerita dari adiknya bapak saya yang sempet tinggal di beberapa kota di Eropa, salah satunya Groningen), dan ini bener2 "mbelgedesss..."
    Lucu nih, dapet kosa kata baru :D

    BalasHapus
  14. Saya jadi bener2 ngeh sekarang setelah baca cerita pengalaman Ardy's Fam. Rumah orang tua saya peninggalan jaman Belanda dengan luas 1.050 m2, tidak tahu dulu pemiliknya siapa tiba2 baru2 ini dikunjungi cucu atau cicitnya pemilik rumah awal dan ter-heran2 kok besar sekali hhhh,ternyata kondisi di Belanda bgt ya.

    BalasHapus

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.