Berlalu lintas di Kuwait tidak hanya perlu keberanian extra tetapi juga kewaspadaan yang tinggi. Slogan slogan safety seperti hanya hiasan saja di sepanjang jalan, tetap saja selalu ada accident setiap hari. Kecelakaan yang paling ringan adalah ditabrak dari belakang dan karena saya tinggal di apartment dekat perempatan jalan besar di mangaf - fahaheel - ahmadi maka saya bisa menghitung cukup akurat frekuensi tumbur tumburan seperti ini. Hanya karena lampu merah menyala, minimum 3 mobil terlibat saling tabrak dan hitungan saya mencatat seminggu 2 kali hanya di perempatan mangaf-fahaheel-ahmadi saja. Tidak ada korban memang tetapi perusahaan asuransi bisa rugi.
Yang paling parah adalah di highway 30, highway 40, street 4, street 5 dan street 6. Karena jalannya besar dan sampai 4 jalur maka kecepatan kendaraan bisa dipacu sampai 140 Km/jam lebih. Di sepanjang jalan diatas hampir setiap hari dijumpai bangkai mobil bekas kecelakaan dan jangan membayangkan kecelakaan disini seperti di Indonesia, kalau di Kuwait yang namanya kecelakaan mobil itu kira kira sama dengan mobil ditabrak kereta api di Indonesia. Hancur lebur seperti kaleng kerupuk.
Lihat photo photo mobil hancur disini
Celakanya lagi, kebiasaan orang di Kuwait adalah naik trotoar. Jalanan macet, bukannya sabar menunggu tetapi mobil dibelokkan ke jalur sebelah dengan cara melompati trotoar pembatas jalan. Parkir mobil penuh, bukannya mencari tempat parkir yang kosong tetapi mobil dinaikkan trotoar. Akibatnya, sering saya jumpai mobil yang lepas roda ditinggal begitu saja ditengah jalan atau dipinggir jalan. Belum lagi kebiasaan orang Kuwait, terutama wanita yang mengemudi sambil ber'handphone' ria. Entah ngomong apa, kayaknya kalau sudah naik mobil mewah, ngobrol pakai HP dan dilihat orang rasanya kok gaya 'kali.
Karena alasan alasan itulah maka banyak kawan kawan Indonesia yang beli mobil tinggi seperti Toyota Prado, Toyota Fortuner atau Jeep GMC.
Baca Juga :