Jumat, 12 April 2013

Imut Imut Rumah Belanda

Rumah Di Jalan Utama - Sewanya Paling Mahal
Kecil Kecil Dan Sesuai Dengan Jumlah Keluarga

Di Kuwait, semua rumah berukuran besar besar dan umumnya bertingkat 3  karena Pemerintah Kuwait memberi bantuan pembangunan rumah bagi warga yang telah berkeluarga. Apartment di Kuwait kebanyakan untuk sewa dan banyak ditinggali oleh expats. Tidak terlihat perbedaan strata sosial mencolok antara yang tinggal di rumah tanah maupun apartment.


Didepan Rumah RSS Kecilku

Di Indonesia sebaliknya, umumnya orang Indonesia ingin 'Terlihat Beda' dengan yang lainnya. Punya rumah besar disebuah komplek dengan pagar keliling tinggi dan dijaga Satpam 24 jam merupakan sebuah prestige tersendiri dan bisa menunjukkan kelas sosial tertentu. Apalagi rumahnya banyak dan bertebaran dimana mana. Tetapi uniknya, orang Indonesia merasa cukup bergengsi dan berkelas apabila tinggal di Apartment. Padahal, dinegara manapun yang tinggalnya di apartment termasuk strata sosial "Kere", terlalu miskin dan tidak sanggup beli/sewa rumah tanah.


RSS Kecilku  Di Belanda
Sama Dengan RSS Type 21

Di Belanda lain lagi, hampir semua rumah tanah ukurannya kecil kecil. Apartment ada yang kecil dan ada juga yang cukup besar. Saya bandingkan harga sewa rumah tanah dan apartment ternyata relatif sama kalau ukurannya sama. Jadi nggak ada bedanya mau tinggal di rumah tanah atau apartment di Belanda. Nggak bisa 'gaya gayaan' seperti di tanah air untuk menunjukkan 'aku si kaya' dan 'engkau si miskin'. Apalagi, semua orang Belanda naik sepeda dan banyak yang nggak punya mobil. Kalaupun ada yang punya mobil, rata rata mobil kecil. Bandingkan dengan orang Indonesia, satu keluarga  bisa punya dua atau tiga mobil, beberapa sepeda motor dan juga masing masing anggota keluarga punya sebuah sepeda hanya untuk dipakai olahraga hari minggu saja.


Rumah Tetanggaku
Semua Kopel Dan Setara Type 36

Tapi biarlah, memang orang Indonesia seperti itu. Tetapi kenapa rumah rumah peninggalan Belanda di Indonesia besar besar ?. Dugaan saya, orang Belanda yang menjajah bangsa Indonesia dulu sudah ketularan dengan gaya hidup orang Indonesia. Ingin kelihatan exclusive dan terlihat mapan dengan cara membangun rumah sebesar mungkin di Indonesia. Kenyataannya, rumah orang Belanda di kampung halamannya hampir semuanya sekelas RSS Type 21, 36 atau 45 saja. Negara Belanda sangat kecil sekali sehingga pemerintahannya mengatur pembangunan rumah bagi warganya sedemikian rupa dan menyediakan transportasi umum yang sangat nyaman.


Tempat Parkir Sepeda Seperti Kandang
Singa Di Kebun Binatang

Lalu apa yang menarik Di Belanda ?. Yang menarik adalah sepeda. Karena rumahnya kecil kecil, maka sepeda diparkir bareng bareng dengan tetangga tetangga. Tempat parkirnya dikerangkeng seperti kandang singa di kebun binatang. Sudah dikerangkeng, harus dirantai juga dengan tiang/pagar besi apapun terdekat karena di Belanda banyak maling sepeda. Dari tempat parkir sepeda ini saya bisa menilai, oh keluarga Van Doort cukup kaya, sepedanya merk terkenal semua Puch, Gazelle dan Batavus keluaran terbaru dengan asesories sepeda nomor satu, yaitu Keranjang Belanja Rotan import dari Indonesia. Jadi, mana sebenarnya yang lebih kaya raya ? Indonesia atau Belanda ?


 Ada Yang Malas, Parkir
Sembarangan Di Sarana Umum

Sepeda Harus Dikerangkeng Dan Digembok
Banyak Maling Sepeda Di Belanda

Jalan Sepeda Di Dekat Rumah - Sepi Saat Pagi Hari
Orang Belanda Bangunnya Siang Dan Jarang Mandi

Keranjang Rotan, Asesoris Sepeda Keluarga Van Doort
Mahal Dan Bergengsi Karena Import Dari Indonesia

Ada Kotak Surat Di Jaman E-Mail
Selalu Kosong

Pintu Utama Apartment/Flat Yang
Lebih Mewah Dan Mahal
Satu Block Hanya 4 Rumah

Baca Juga :

16 komentar:

  1. "Dari tempat parkir sepeda ini saya bisa menilai, oh keluarga Van Doort cukup kaya, sepedanya merk terkenal semua Puch, Gazelle dan Batavus keluaran terbaru dengan asesories sepeda nomor satu, yaitu Keranjang Belanja Rotan import dari Indonesia. Jadi, mana lebih kaya ? Indonesia atau Belanda ?"

    PERF....... x)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. gw selalu sukses ngakak kalo baca blog-ya, Pan

      Hapus
    2. idem, ngakak tapi kadang jg sekaligus ngerasa getir gitu ama fakta2 yg diangkat x)

      Hapus
    3. kalau liat tulisannya, bisa ngucap alhamdulillah tinggal di Indonesia berkali-kali. Justru satir-nya itu yang bikin ngakak Pan

      Hapus
    4. iya, bisa bikin makin seneng dan bangga tinggal di Indonesia dan jadi WNI, haha.

      Hapus
    5. Wah ada juga ya rumah minimalis gt di luar negeri :D skrg mah makin susah cari rumah apalagi cash :(

      doakan saya dan keluarga cepat dpt rumah ya pak :)

      Hapus
  2. He,he,... sampe gak sadar ngakak sendiri baca tulisan ini.
    Masyaallah... pak Ardi dan bu Susi ini paling pinter membuat yg baca tulisan2 mereka merasa bersyukur jadi orang Indonesia.
    Terima kasih Pak Ardi dan bu Susi.

    BalasHapus
  3. satir, heheheeww... saya selalu tertarik jika perbandingannya adalah indonesia, hihihi...

    BalasHapus
  4. This is a mislead information. There are villa houses in NL, but it had not been mentioned in this article. I do believe she/he lived in environment far below the sophisticated area in NL. She/he wrote from his/her perspective only, far below the reality. It is absurd.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Not really absurd. He/she said 'in general', means the majority is like what he/she wrote. What you said is the small thing. Do not defend, Dutch is nothing compared to other European country ha ha

      Hapus
  5. @anonim. It is a big different between defending and telling the truth. NL is not only Amsterdam or Arnhem. What you wrote is reflecting who you are, what you are, how is your social environment and your background. I have been involve with people from different nationalities and they came from the same level with my family. I, therefore would not be surprise that they share the same ideas and experiences with me. We enjoying wine, rose or champagne during our sailing during summer and having dinner at michelin starred restaurants ..... it is not a big deal for us. We are not people who just go to the down town and window shopping without nothing to buy at our leiseure, having lunch at Mc Donald or Burger King and enjoying dinner in kebab salon. We are not going to play pingpong as a sport. It is just big nothing for us. I do understand that your perspective is very different with mine, as we do not have similarity of background and social interest. I do believe my social environment is totally different than yours. In NL, I do have experience with big houses, private swimming pool, yacht and sport cars, but unfortunately you have another experience, because you do not belong to my society. What you understand is only apartement buildings, "open" market, slum areas.... it represents yourself anyway.

    BalasHapus
    Balasan
    1. You forget to list your bicycle. Only idiot believe what you said about your social environment. You'are dreaming looking on this blog, looking on photo all around the world, means the owner of this blog have better economic and social status then you. Wake up guys, do not show your idiot to public. What I believe about you is only your big houses because you are sleep anywhere in open area with sky as your roof. I believe also about your big swimming pool because you take a bath or swim in Maas River or Rijn River. You are homeless beggar ...

      Hapus
    2. @dave hunt. Nope. I am not going to spend my time by dreaming ... ha..ha. It is difficult to accept the truth, isn't it ? There is nothing wrong with bikes, even a princess would enjoy biking, we have an excellent infrastucture in NL. BTW, do any beggar have a computer ? what a funny argument ... ha..ha..ha

      Hapus
    3. Please stop to hurt each other. Respect all the comment coming from all the world, all social background. You are all my friends living in the same world. Peace ....,

      Hapus
    4. @Anonim, Ik ben beschaamd door wat je zegt

      Hapus
  6. @d.stijn. Jammer dan voor je.
    @ardy. Agree with you. Also peace for all of us.

    BalasHapus

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.