Didepan Aya Sophia Akhirnya Nyampai Juga Di Sultan Ahmet |
Bus bandara di Turki namanya HAVAS, tertulis sangat besar di badan bus. Begitu keluar dari pintu 'arrival' Sabiha Gokcen Istanbul, langsung belok kanan kira kira 50 meter saja sudah terlihat HAVAS bus segala jurusan. Tujuan saya adalah ke Sultan Ahmet, kota tua di Istanbul tempat berbagai obyek wisata utama ngumpul disatu tempat yang tidak saling berjauhan. Untuk menuju Sultan Ahmet saya harus ganti angkutan yang bernama Metro, kereta api bawah tanah seperti yang ada di Singapore. Bedanya, kalau di Singapore namanya MRT (Mass Rapid Transportation).
Yang saya senang, perjalanan dari airport ke kota benar benar seperti di Indonesia, serasa kita sedang dalam perjalanan ke puncak, bukittinggi, Berastagi atau di obyek wisata pegunungan di Indonesia. Alamnya hijau penuh dengan pepohonan dan rumput rumput yang tertata rapi, rumah disepanjang jalan beratap limas dan bergenting seperti di Indonesia, bangunan sangat berwarna warni dan tidak monoton coklat seperti di Kuwait dan Saudi Arabia, Jalan naik turun dan udara dingin seperti di daerah pegunungan di Indonesia.
Yang saya pusing tujuh keliling, tidak ada satupun tulisan berbahasa Inggris saya temui di sepanjang jalan, semuanya berbahasa Turki termasuk sopirnya juga selalu njawab bahasa Turki kalau ditanya bahasa Inggris. Akibatnya lebih baik saya ngomong bahasa Jawa dengan si sopir daripada buang energi harus berbahasa Inggris. Bisa nyambung kok, daripada susah susah bahasa Inggris. Saya harus jelasin tujuan saya ke si Sopir pakai bahasa Jawa campur bahasa isyarat,
'Mas aku arep dolan nang Sultan Ahmet, mudune nang ngendi ?', Tahu tahu si sopir mengangguk angguk dan saya diturunkan di Levent, persis didepan pintu masuk stasiun bawah tanah Metro. Huebat....
Si sopir juga wanti wanti ke saya kira kira kalau saya nggak salah paham artinya "Wis tekan mas, ganti numpak metro, goleko sing tujuane nang Sultan Ahmet".
Pinter tenan, coba saya tanya sekali lagi.
'Nek aku turu, bablas tekan ngendi mas ?', sambil tangan saya memperagakan gaya sedang tidur.
Si Sopir dengan sigap langsung menjelaskan, kira kira artinya :
'Ora mungkin turu mas, cedak banget. Sultan Ahmet kuwi stasiun terakhir, paling sampeyan bolak balik muter muter nang ngisor tanah". Sambil tangannya bergerak kiri kanan dan berputar putar,
Luar biasa, pinter boso Jowo kabeh....
Havas Di Indonesia Namanya DAMRI |
Kopaja Istanbul |
.
Baca Juga :
- Ke Turki Dengan e-Visa
- Ke Turki Dengan Visa On Arival
- Turki Setelah Pemberlakuan VOA dan eVisa
- 3 Langkah Mudah Dan Cepat Membuat e-Visa Turkey
- Lembah Cinta Cappadocia Turkye
- Anggur Orang Tua Di Busway Istanbul
- Dzikir Arab Diatas Pesawat Turkish Airways
- Persiapan Ke Istanbul
- Berangkat Ke Istanbul
- Istanbul, Hari Kedua
- Istanbul, Hari Ketiga
- Istanbul, Hari Keempat
- Istanbul, Hari Kelima
Ha ha ha, aneh aneh aja. Kalo gitu bahasa Minang juga bisa semua mas wk wk wk
BalasHapushahaha....
BalasHapusngakak saya mbak... hahahaah
BalasHapussi sopir ini orang turki asli mas?
BalasHapusHehehe… ada2 aja.. kirain beneran iso boso jowo Pak Ardi…
BalasHapusSalam kenal pak.. saya suka baca blognya loh..
Koplak hahaha
BalasHapusha..ha..lucu banget mbak, apik tenan ceritane iki
BalasHapusreally enjoy it :)
thanks blognya mbak...
BalasHapusaq serasa ikut keliling dunia juga nih..
hehehehehe
Saya bulan mei kemarin juga baru dari Turki mbk, seru banget liat photo2x nya mb susy, jadi nostalgia pengen naek lagi transportasi di Istanbul.
BalasHapusha3x ,, apik tenan, inspiratif ..
BalasHapusSuwun Mas
BalasHapusWoalah jian tak kiro tenanan.xixixi. lucu pak..
BalasHapusWeeees jiiiaaan
BalasHapusGileeee ...ngakak abis dah ane baca blognya mbakE satu iki. Emang beda yaa klo yg nulis itu mantan wartawati ..Sehat terus ya Mbak dan keluarga disana.
BalasHapusBwahahahaaa lucu tenan iki, sek tak moco seng liane sek :D
BalasHapushahaha walaahh iso ngekek tenan.... marai pengen dolan iki... yo ngono to lurrr hehehe
BalasHapus