Rabu, 18 Januari 2012

Dari Eropa Ke Indonesia Bersama Gembel

Pengangguran Baru Di Paris
Nunggu Jaminan Sosial


Penulis cerita wisata umumnya hanya menceritakan yang bagus bagus saja dan jarang yang mau menceritakan keadaan yang sebenarnya. Hal ini sangat menyesatkan bagi pembacanya. Menurut saya, penulis cerita wisata itu seperti 'wong ndeso' yang terkagum kagum saat melihat Monas di Jakarta, padahal hanya beberapa langkah saja dari Monas yang berdiri megah akan terlihat gembel, gelandangan, banci atau WTS. Di Eropa juga sama saja, seluruh penjuru negara di Eropa pernah saya kunjungi dan selalu saja yang jadi perhatian utama turis adalah bangunan, gedung, monumen dan pemandangan alam saja. Gembel, Gelandangan, Orang Mabuk, Copet dan WTS seolah olah tidak terlihat meskipun hanya beberapa langkah dari tempat saya dan turis turis  berdiri.

Terlambat, Seandainya
Mau Ke Jakarta
Tentu Sudah Dapat
Artis Sinetron

Krisis ekonomi yang melanda Eropa saat ini lebih memperparah keadaan, jumlah pengangguran meningkat tajam dan banyak bule yang beralih profesi jadi pemabuk dan sempoyongan dijalan sambil minta duit ke orang lewat. Salah satu pengangguran ini satu pesawat dengan saya dari Dubai menuju ke Jakarta. Temannya telah terlebih dahulu hengkang ke Jakarta setahun lalu dan katanya telah sukses di Jakarta. Menurut dia sangat mudah cari kerja di Jakarta apalagi temannya tadi bisa membantu. Jabatan di Indonesia nanti katanya minimal 'Native Speaker' tanpa bisa menjelaskan maksudnya karena dinegaranya sana tidak ada jabatan semacam ini. Tampaknya, dia sangat optimis sekali dan saya tidak tahu bagaimana cara memulai kerja di Jakarta nanti. Sambil basa basi, saya doakan agar bisa kenal dengan artis di Jakarta dan secepatnya dapat jodoh. Siapapun tahu, wanita Indonesia banyak yang tergila gila pria berwajah Leonardo D'Caprio, apalagi artis film dan sinetron.


Ada Yang Mabuk Di Sini
Ismailovo Market - Moscow

Di Barcelona dan Madrid, Spanyol terkenal akan copetnya. Teman saya kehilangan tas berisi passport di kota ini. Di Perancis, terutama disekitar menara Eiffel banyak sekali pedagang asongan dan kelakuannya sama saja dengan pedagang asongan di tanah air yaitu memaksa pejalan kaki untuk membeli barangnya dengan harga tinggi meskipun tidak butuh. Ingin aman, beli saja satu souvenir yang ditawarkan daripada dipalak semua isi dompet. Di Moscow, setali tiga uang. Copet juga ada di metro subway, bus kota dan orang sempoyongan nenggak Vodka banyaknya bukan main dijalan jalan.


Kaki Lima Baru
Daripada Nganggur
Paris


Dengan adanya tulisan ini, semoga para artis Film, TV dan Sinetron di Indonesia bisa lebih hati hati dalam hal memilih bule. Ekonomi Indonesia yang tumbuh terus diatas 6 % menjadi tujuan utama para gembel Eropa. Apalagi, orang Indonesia paling demen membayar mahal bule daripada warga negara Indonesia sendiri seperti yang ditulis di berita Batasi Gaji Karyawan Asing.


Meskipun Gembel, Kalau Di Eropa Setiap
Bulan Masih Terima Jaminan Sosial.
Madrid - Spanyol

Tidak hanya yang dari Eropa, dari penjuru dunia manapun saat ini sedang berlomba lomba untuk datang ke Indonesia dengan tujuan mencari kerja dengan gaji besar sekaligus dapat artis sinetron yang mau ngopeni beberapa tahun sampai ekonomi pulih kembali. Nggak percaya ?


Pingin tahu tentang dana sosial di negara negara Eropa ?, Baca : Kenapa Artis Indonesia Kawin Cerai dan Social Dienst, Nganggur Aja Dibayar

 
Calon Calon Selebritis Ngetop
Datang Saja Ke Jakarta Dan Bali - Pasti Jadi Idola
Lokasi : Delavoy Subway Moscow

Baru Saja Dimintai Duit Preman
Di Pulkovo Airport St Petersburg

Mau Photo Didatangi Pengemis
Red Square - Moscow

Bisa Tidak Bule Ini Dapat Artis Film Dan Snetron
Di Jakarta Yang Mau Ngopeni ?

Yang Ini Asli Miskin
Bukan Korban Krisis Ekonomi Eropa


Baca Juga :

Jumat, 13 Januari 2012

Toleransi Agama Di Kuwait

Salah Satu Bentuk Toleransi Di Kuwait
Beda Aliran Atau Beda Pendapat Menentukan Kiblat

Tidak seperti di Indonesia dimana issue agama sedemikian sensitif, di Kuwait boleh dikatakan tidak ada gesekan antar agama sama sekali dan toleransi antar agama cukup baik dan terjaga. Pemerintah/konstitusi Kuwait menjamin kebebasan beragama dan anda bisa menyaksikan sendiri di Kuwait betapa harmonisnya kehidupan beragama di Kuwait. Sekitar 85 % penduduk Kuwait adalah Muslim dimana 70 % diantaranya adalah Sunni dan 30 % sisanya adalah Shiah. Anda akan dengan mudah menyaksikan masjid masjid mereka berdampingan disepanjang jalan di Kuwait. Masjid Syiah akan terlihat dengan jelas kubahnya yang berwarna hijau daun.

Masjid Indonesia Di Kuwait
Old Reggee

Yang beragama Kristen di Kuwait sekitar 400.000, Hindu (300.000), Budha (100.000) dan Sikh sekitar 10.000. Agama yang tidak tercantum dalam Quran tidak diijinkan membuat tempat ibadah seperti Hindu, Budha dan Sikh tetapi mereka tetap dijinkan untuk memparaktekkan ajarannya atau beribadah di rumah rumah dengan komunitasnya tanpa campur tangan pemerintah. Paling banter hanya minta ijin keramaian saja kalau akan mengadakan acara diluar rumah.


Gereja Ahmadi
Tanpa Lonceng

Tempat ibadah atau gereja gereja kristen dan katolik di Kuwait tidak memiliki atribut apa apa yang mencolok dari luar dan bahkan seperti bangunan rumah biasa. Tetapi meskipun begitu, pada saat saat menjelang Natal sampai Tahun Baru, semua toko besar dan mall penuh dengan hiasan Natal. Mulai Sinterklas dengan kereta es sampai diorama tempat Jesus dilahirkan dan domba dombanya. Jual lampu natal dan pohon cemara juga cukup semarak di mall mall besar tersebut, apalagi pelayan toko yang cantik cantik bertambah centil dengan topi sinterklasnya. Koran koran juga tidak kalah heboh dengan iklan satu halaman penuh ucapan Selamat Hari Natal Dan Tahun Baru.

Masjid Al Radhan Fintas
Khotbah Berbahasa Inggris

Selain Masjid Indonesia Di Kuwait di Reggee, masjid Al Radhan adalah termasuk yang menjadi tujuan favorit orang orang Indonesia. Letaknya yang strategis di Gulf Road Fintas merupakan salah satu alasan, tetapi alasan yang paling tepat adalah khotbahnya selalu berbahasa Inggris. Masjid ini sering mengadakan pelajaran bahasa Arab secara gratis dan tentu saja pelajaran agama. Setiap jum'at, setelah sholat Jumat selalu ada saja orang yang membaca syahadat di masjid ini untuk berpindah agama ke Islam. Mulai dari tentara Amerika sampai pekerja dari Afrika pernah saya saksikan menbaca syahadat di masjid ini. Dan sekali saya ikut sholat jenasah di masjid ini untuk bule Amerika yang meninggal karena kecelakaan.

Jual Buku & CD
Al Radhan - Fintas

Masjid Al Radhan ini tidak ada bedanya dengan masjid masjid di Indonesia. Penjual buku, CD/VCD, tasbih dan sajadah juga ada di halaman masjid. Selalu ramai saat bubaran sholat Jumat.

Dibawah ini sebagian masjid masjid berbahasa asing di Kuwait :
  • Bahasa Indonesia : Masjid Indonesia Di Kuwait, Komplek Public Authority For Youth, belakang Al Omooma Hospital- Old Reggee
  • English : Al Othman Mosque, dekat National Assembly
  • English : Al Radhan Mosque, Gulf Road Fintas
  • Malayalam : Al Ujairy Mosque, dekat Kuwait Municipallty Building

Khotbah Jumat Bahasa Inggris
Masjid Al Radhan Fintas

  • Tagalog : Abdulazis Al Otaibi Mosque, dekat Kuwait Finance House Head Office
  • Turkish : Al Mudairees Mosque, dekat Chamber Of Commerce & Industry
  • Tamil : Ben Nabhan Mosque, dekat Derwazat Abdul Razzaq
  • Telugu : Al Mullah Saleh Mosque, dekat Al Muthana Complex
  • Telugu : Marzook Al Bader Mosque, belakang kantor pos Salhiyah
  • Telugu : Bin Hamad Mosque, belakang Palace Of Justice
  • Telugu : Al Salhiya Mosque, belakang Meridian Hotel
  • Telugu : Fadallah Mosque, belakang Al Wataniya Souq
  • Urdu : Al Hamad Mosque, Jleeb Al Shuyoukh
  • Urdu : Al Sharrah Mosque, Salmiya
Ceramah Agama Di Kuwait
Direkam Video

Sebagai tambahan informasi, tidak semua orang bisa jadi penceramah di Kuwait dan juga negara sekitarnya. Penceramah harus punya sertifikasi khusus dari Kementrian Agama Kuwait. Seringkali kalau ada penceramah baru atau tamu, semua ceramahnya divideokan atau direkam di masjid masjid. Tidak bisa sesukanya njeplak seperti di Indonesia.

Camera, CCTV, Intel Ada
Di Indonesia Lebih Bebas Ceramah
Bisa Door To Door Juga

Jadi, bersyukurlah anda di Indonesia, anda bisa bebas ceramah apapun termasuk ceramah agama meskipun sebenarnya ilmu agama anda pas pasan. Anda juga bebas menyebut/mengangkat diri anda sendiri sebagai Ustad, Kyai, Habib, Gus, Cucu Nabi dan lain lain di Indonesia, tapi jangan sekali kali melakukannya di Arab. Urusannya bisa panjang.

Jadi Penceramah Agama Itu Harus Bersertifikat
Enakan Di Indonesia, Ketua RT Atau Siapapun
Bisa Jadi Penceramah Agama

Catatan : KTP (Civil ID) Kuwait tidak ada kolom agama sama sekali. Hanya di Indonesia saja KTP (Civil ID) isinya macam macam. Mungkin kalau masih ada space kosong, KTP Indonesia akan ditambahkan juga kolom Hobby, Jumlah Sepeda, Kucing, Anjing dll. 

Indonesia Gitu lho


Baca Juga :

Sabtu, 07 Januari 2012

Emak Semua Bangsa

Diantar Anak Anak  Dan Orang
Tuanya KeAirport Saat Mudik
'Jangan Lama Lama Di Indonesia Ya Mam'

Cerita dibawah ini sangat tidak menarik bagi anda yang saat ini tinggal di Indonesia. Kenapa ?, karena sangat bertentangan sekali dengan berita berita yang saat ini marak di media Indonesia terutama tentang perilaku orang Arab yang terkesan negatif terhadap orang Indonesia. Berita berita di Indonesia benar benar telah berhasil membuat opini masyarkat yang tidak tahu sama sekali dunia luar menjadi percaya bulat bulat bahwa orang Arab jahat, kejam dan tidak berperi kemanusiaan terutama setelah terjadinya hukum pancung dan penyiksaan terhadap orang Indonesia di Saudi Arabia. 

Apalagi saat ini masih ada beberapa orang Indonesia yang berada di penjara dan terancam hukuman mati karena perbuatan kriminalnya di Saudi Arabia. Saya rasa,ada yang salah dengan kita saat berada jauh dari negeri sendiri.


Hati Hati Ya Mam ! 
Semoga Selamat Sampai
Di Indonesia

Sejak saya menginjakkan kaki di bumi Arab sekitar 5 tahun lalu, yang saya lakukan pertama kali adalah berinteraksi dan memperkenalkan diri dengan tetangga dan siapa saja dikiri kanan yang saya temui di Kuwait. Hal ini didukung pula oleh anak anak saya yang selalu mengajak teman teman sekolahnya untuk datang kerumah saya. Dari teman teman sekolah anak anak saya inilah kami bisa berkenalan dengan orang tuanya dan selanjutnya dengan siapa saja yang direkomendasikan apabila saya mendapatkan masalah dengan urusan tertentu. 

Seperti siapapun pada umumnya, semua orang pada dasarnya akan dengan senang hati membantu kalau kita mau berbicara dengan baik dan santun. Apapun suku bangsanya dan apapun agama atau latar belakang politiknya pada dasarnya semua orang baik.

Mam, Sampaikan Salam 
Saya Untuk Semua 
Orang Indonesia

Rumah saya terbuka untuk siapa saja dan itulah sebabnya kenapa anak anak dan juga orang tuanya seringkali singgah meskipun hanya beberapa menit saja. Saya bukan seorang rasialis yang berteman hanya dengan satu suku bangsa dengan warna kulit tertentu. Saya juga bukan seorang radikal yang hanya menganggap benar agama tertentu. Bagi saya, semua adalah sama dihadapan Allah. Dan dengan cara ini saya harapkan anak anak saya kelak bisa menghargai perbedaan. 

Saya juga sadar sekali, tidak semua orang Indonesia diluar negeri khususya Timur Tengah melakukan hal yang sama dengan saya. Yang saya ketahui, kebanyakan orang Indonesia membuat jarak dengan pnduduk setempat sejak pertama kali datang dan asyik berkelompok dengan komunitas Indonesianya dengan cara membuat berbagai macam perkumpulan, organiasi, arisan ibu ibu, keompok pengajian khusus untuk orang Indonesia atau apapun yang pada dasarnya menutup kemungkinan berinteraksi dengan penduduk asli setempat.

Pulang Mudik Diantar Arab

Ada yang salah dengan kita, kenapa kita yang mencari nafkah ditanah mereka malah mengambil jarak dengan membentuk komunitas komunitas kecil dan terkadang ada juga diantara kita yang berpikir sebaliknya yaitu menganggap penduduk asli sebagai orang asing yang patut dihindari. 

Peran media di Indonesia memutar balikkan fakta dan membuat stereotip Arab sedemikan negatif sangat disayangkan dan menurut saya menyebabkan siapapun orang Indonesia yang datang ke Timur Tengah, khususnya Kuwait membuat jarak yang cukup jauh dengan warga Arab. Kita harus sadar bahwa kita adalah 'Allien' bagi mereka, bukan sebaliknya dan kita yang harus mendekati mereka agar tetap bisa 'survive' di negeri orang, karena kita adalah expatriate yang bekerja untuk negara mereka... :)


Baca Juga :