Jumat, 29 Mei 2020

Kaktus Dan Rumah Di Tenerrife, Canary Islands


Teneriffe Island, Kepulauan Canary - Spain
Banyak Gunung Di Kepulauan Canary
Gunung Teide, Famara, Guajara, Pico Dll

Umumnya orang Indonesia itu gampang dibohongi. Ingin selalu disanjung dan menganggap negara lain lebih bagus dari negeri sendiri. Media juga ikut menunjang, hampir setiap hari memberitakan kehebatan 'luar negeri'. TV Entertainment pun tiap hari memberitakan kawin cerai artis dengan bule. Itulah sebabnya kenapa saat ini warga Indonesia lebih suka wisata keluar negeri, menggunakan produk produk luar negeri dan nggak mikir panjang kalau ada bule ngajak kawin meskipun 6 bulan kemudian cerai. Baca : Kenapa Artis Hanya Bertahan 6 Bulan Lalu Cerai

Jalannya Naik Turun bergunung Gunung

Contoh lain betapa mudahnya membohongi warga Indonesia cukup banyak. Lihat saja kelakuan Developer Perumahan/Apartment. Semua cluster perumahan dan apartment diberi nama nama asing unruk menarik konsumen. Trick seperti ini memang sukses di Indonesia, sebabnya ya karena itu tadi, 'mudah dibohongi'. Baca :  Bellagio, Beda Banget Dengan Yang Di Jakarta.

Pohon Kaktus Liar Di Sebelah Kiri Jalan

Masih ingat kan, beberapa tahun yang lalu sempat ngetop di Indonesia mengenai Rumah Gaya Spanyol ?. Emang pernah anda melihat sendiri seperti apa bentuk rumah di Spanyol ?. Mari saya ajak anda jalan jalan ke Canary Island, Spanyol. Tepatnya di salah satu pulaunya yaitu Teneriffe Island. Baca : Rumah Spanyol, Beda Banget Dengan Di Indonesia

Kaktus Besar Besar Dan Berduri Tajam

Biar anda tahu juga dan tidak dibohongi orang lain, Canary Islands ini lokasinya bukan di Eropa tapi secara geographic terletak di Africa, cuma secara politik dibawah pemerintahan Spanyol. Tepatnya sekitar 100 Km diseberang Marocco. Jadi iklimnya masih dipengaruhi oleh iklim gurun karena dekat sekali dengan Western Sahara di Afrika.

Kaktus Lagi Di Kanan Jalan
Cuma Kaktus, Semak Semak Dan Pasir Gurun

Ada 2 provinsi dan 8 pulau yang termasuk dalam Kepulauan Canary ini. Yaitu Las Palmas Province (terdiri dari pulau Gran Canaria, Fuerteventura, La Gracioza & Lanzarote) dan Santa Cruz De Teneriffe Province (terdiri dari pulau Tenerrife, La Gomera, El Hierro dan La Palma). Yang mau saya ceritakan adalah  pulau Teneriffe.  Pulau lainnya relatif sama saja, kering, penduduknya sedikit dan bergurun banyak kaktus.

Pohon Kaktus Raksasa

Pulau Teneriffe  adalah pulau yang terbesar. Pulau ini menjadi sangat terkenal sejak tahun 1977 saat terjadi tabrakan pesawat PAN AM Flight No 1736 VS KLM Flight No 4805 dengan total korban meninggal 583 orang. Karena hal inilah saya tertarik untuk datang ke Tenerrife Island, tempat terjadinya tabrakan dan ingin melihat museum tentang kejadian tersebut. Tapi, ternyata tidak menarik seperti promosi iklannya.

Phon Sukulen
Di Indonesia Namanya Pedang Pedangan

Pulau Teneriffe ini luasnya ternyata separuh luas pulau Bali. Habis saya jelajahi hanya beberapa jam saja dengan sewa mobil. Dari Teneriffe North Airport, saya jalan menuju kota kecil El Sauzal sekitar 1 jam perjalanan. Lalu lanjut lagi ke suatu tempat bernama La Matanza dan Playa De Rojas.  Apa pula ini, kedengarannya kok keren gitu. Ternyata bukan apa apa, cuma pantai curam dengan pemandangan seperti Uluwatu Bali.

Rumah Spanyol Rusak

Nah, sepanjang jalan yang saya lalui inilah saya baru tahu. Ternyata nggak ada sama sekali rumah Gaya Spanyol yang sangat terkenal di Indonesia beberapa tahun yang lalu. Yang saya temukan cuma rumah rumah rusak ditinggal penghuninya. Rumah yang masih dihuni bentuknya juga sama saja seperti umumnya rumah di Indonesia. 

Hancur Dan Rusak Parah
Inikah Rumah Gaya Spanyol Yang Ditiru
Arsitek Di Indonesia

Selain itu, sepanjang jalan yang saya temui cuma pasir gurun, semak semak kering dan pohon kaktus. Iklimnya kering khas gurun karena dekat sekali dengan Sahara. Disamping itu, sepanjang jalan sepi sekali jarang berpapasan dengan orang atau mobil lain. Populasinya hanya 900.000 jiwa (2019), kalah jauh dengan Bali yang mencapai 4 Juta jiwa lebih. 

Rumah Rusak Mepet Jalan

Warganya ngumpul di kota Teneriffe, tidak menyebar. Jauh lebih menarik pulau Bali dan pulau pulau lain di Indonesia karena alamnya lebih hijau, punya kesenian dan budaya yang sangat banyak dan lain sebagainya. Nggak betah saya berlama lama di pulau ini. Nggak ada apa apanya meskipun promosinya luar biasa. Barangkali karena saya lahir dan besar di Indonesia yang memiliki jauh lebih banyak pulau yang membuat saya tidak tertarik dengan kepulauan Canary ini. Sudah terbiasa saya melihat pantai, laut, gunung dan pulau di negeri sendiri. Indonesia lebih lengkap dan lebih luar biasa dengan seni dan budayanya.

Gerbang Portal Buka Tutup Kampung
Sama Saja Dengan Di Indonesia

Nggak Ada Yang Mirip Dengan
Rumah Gaya Spanyol Di Indonesia


Rumah Spanyol
Mana Ciri Spanyol Yang Digembar Gemborkan
Developer Indonesia

Semua Rumah Bentuknya Standard
Mending Rumah Bali, Padang Dll
Punya Bentuk Khas

Gedung Kantor Setengah Jadi Sudah
Ditempati

Perkampungan Penduduk
Rumahnya Nggak Ada Yang Khas

Baca Juga :

Rabu, 27 Mei 2020

Bellagio, Beda Banget Dengan Yang Di Jakarta

Salah Satu Sudut Bellagio
Parkir Mobil Susah

Anda tentunya sudah sering lewat, berkunjung atau paling tidak mendengar nama Bellagio Residence Appartment di kawasan Mega Kuningan Jakarta. Keren ya namanya. Tapi apakah anda tahu seperti apa kota Bellagio yang sebenarnya ?. Apakah Belagio itu megah seperti Jakarta ? Apa sebenarnya kehebatan Bellagio sehingga namanya diabadikan di Jakarta ? Ternyata saya tidak melihat kelebihannya sama sekali. 

Mobil Yang Parkir Sama Saja Dengan Di Indonesia
Mana Lamborghini, Ferrari, Alfa Romeo

Orang Indonesia umumnya bangga dan merasa naik 'prestige'nya kalau ditanya rumahnya dimana lalu menjawab dengan nama nama asing. Mentalitas orang Indonesia memang seperti itu. Merasa kurang bergengsi kalau menjawab dengan 'nama lokal'.  Tinggalnya dimana mas ? 'Kampung Melayu', kesannya ndeso banget. Apalagi kalau pertanyaannya dilanjutkan 'Ooo yang tiap tahun langganan banjir itu ya'.  Lengkap sudah penderitaan. Beda kalau njawabnya Bellagio Residence. 

Tidak Ada Sama Sekali Gedung Tinggi
Ndeso Tapi Diabadikan Namanya
Di Jakarta

Karena umumnya orang Indonesia seperti itu, maka Developer menggunakan nama nama asing untuk rumah maupun apartement yang dibangunnya di tanah air. Di negara manapun, tinggal di apartement itu sebenarnya masuk dalam strata sosial 'Kere', nggak mampu beli rumah tanah, contohnya Singapore.  Baca : Rumah Dan Apartment, Lain Jakarta Lain Pula Singapore.

Udaranya Sejuk Saat Summer
Berastagi Juga Sejuk

Kalau anda merasa pernah ke Bellagio dan mau jujur, katakan saja Bellagio itu cuma sebuah kota kecil di wilayah Lombardy, Italy Utara. Kalau di Indonesia kira kira setara dengan kota Berastagi di Sumatera Utara. Lokasi tepatnya di propinsi Como. Airport terdekatnya ada di Lugano, kira kira satu jam perjalanan darat dan harus naik Ferry pula nyeberangi Lake Como dari Cadennabia Port. Airport Lugano ini kecil, setahu saya hanya Silver Air yang mendarat di airport ini. 

KIA, Hyundai, Toyota, Honda Doang
Gue Kira Lamborghini, Ferari, Alfa Romeo

Bisa juga dari Malpensa Airport atau Linate Airport di Milan. Jarak ke Bellagio lebih jauh lagi sekitar 1.5 - 2 jam perjalanan dengan sewa taxi. Nah, yang di Milan ini airport beneran, banyak pesawat di kedua airport ini. Kereta api dari Milan juga banyak yang menuju ke kota kota terdekat dengan Bellagio seperti KA Milan - Como, Milan - Varenna, Milan - Lecco atau Milan - Asso. Setelah itu ganti bus/taxi. Pegel rek kalau gonta ganti angkutan umum. Sama kan susahnya dengan cari angkutan menuju Berastagi.

Catatan : Yang namanya 'Kota' di Italy itu kalau di Indonesia setara dengan Kecamatan. Kecil sekali, lha wong Provinsi saja besarnya cuman sebesar Kabupaten.

Ada Juga Mobil China Di Italy

Melalui Bergamo Airport juga bisa, sekitar 1.5 Jam menuju Bellagio. Nah, saya sewa mobil dari airport ini untuk ke Bellagio melewati kota kecil lain seperti Lecco, Vassena, Olivetto dan baru nyampai ke Bellagio. Hari berikutnya mampir juga ke kota Como. Sepanjang perjalanan pemandangan yang bisa dilihat adalah pegunungan Alpine, Lake Como dan rumah rumah warga yang tidak beraturan maju mundur bahkan ada yang tembok rumahnya terlalu mepet dengan jalan raya.

Yah, Jauh Jauh Datang Cuma Melihat
Kota Mirip Berastagi

Jangan membayangkan sepanjang jalan yang saya lalui melewati gedung gedung tinggi seperti gedung gedung disekitar Ballagio Residence Appartment di Mega Kuningan Jakarta. Tidak ada sama sekali gedung tinggi. Hanya di Jakarta saja ada Bellagio yang gedungnya megah diantara gedung gedung pencakar langit. Bellagio yang asli itu isinya cuma rumah ndeso doang dengan bangunan tertinggi cuma 3 lantai.

Hotel Hotelnya Banyak Yang Sekelas Losmen
Tembok Hotel Mepet Jalan Pula

Karena kota Bellagio ini adalah salah satu kota di Italy, tentu bayangan anda kendaraan yang parkir dan lewat adalah mobil mobil mewah buatan Italy seperti Lamborghini, Ferary, Alfa Romeo, FIAT, Masserati atau Lancia. Salah besar kalau anggapan anda seperti itu. Mobil mewah tersebut lebih banyak terlihat di sekitar Bellagio Residence Apartment Mega Kuningan Jakarta. 

Parkiran Mobil Isinya Nggak Ada
Yang Mewah

Orang Italy itu sama kerenya dengan kita. Mobil yang berseliweran hampir semuanya mobil murah meriah sekelas Xenia, Avanza, Mobilio dan semacamnya. Cukup komplit, berbagai macam merk mobil dari negara negara Asia sangat banyak dan nggak ada bedanya dengan mobil mobil yang berseliweran di Indonesia.

Rumah Nggak Ada Yang Punya Halaman
Temboknya Nempel Jalan Raya

Vespa ada nggak ? Jelas ada, tapi kalau anda ingin dengan mudah melihat Vespa, nggak perlu datang ke Italy. Cukup di Indonesia saja karena pabrik terbesar, produksi dan pemasarannya ada di Indonesia. Jadi, Bellagio itu nggak setara kalau mau dibandingkan dengan Jakarta. Kelakuan Developer Indonesia saja yang membohongi konsumen dengan menggunakan nama tersebut untuk menarik konsumen. 


Mobilnya Kecil Kecil
Nggak Ada Sama Sekali Ferari, Lamborghini

Awas Longsor Dari Tebing

Bellagio Terkenal Dengan Aktifitas
Rowing, Trekking, Cycling

Tanda Pemberhentian Fermata Bus
Mungkin Maksudnya Pangkalan Bus Permata

Mana Mungkin Mobil Sport Italy
Lamborghini, Ferrari Bisa Lewat Di Jalan Sempit

Bellagio Dengan Lake Como Dan Alps Mountain
Jalannya Sempit Dan Naik Turun


Baca Juga :

Minggu, 10 Mei 2020

Torino Italy Kota Kembarnya Yogyakarta


Pertigaan Jalan Iklannya Besar Besar
Mirip Pertigaan Demangan Yogya

Barangkali anda sering membaca ulasan majalah, koran atau televisi tentang kota Turin atau Torino, ibukota dari wilayah Piedmont Italy bagian utara. Hebat bukan ulasan media di Indonesia ?. Kenyataannya biasa biasa saja, sudah sering kita menyaksikan di tanah air dan tidak sehebat apa yang ditulis media di tanah air. Secara umum sebenarnya relatif sama dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Saya jelajahi hampir 150 Km, kira kira setara dengan jarak dari Adi Sucipto - Yogya - Magelang pp.  Tepatnya saya jelajahi mulai dari Turin International Airport - Turin - Cuorgne pp. Saya memang senang nyewa mobil dengan tujuan tidak jelas kemanapun saya suka.

Ini Pertigaan Jalan Di Turin Dekat Airport
Iklan Besar Kecil - Yang Penting Pemasukan

Sepanjang jalan yang bisa anda saksikan sama persis dengan apa yang sering anda saksikan di Magelang - Muntilan -Yogyakarta.  Ada gunung dan lembah di Cuorgne yang mirip dengan suasana di Muntilan. Rumah rumah disepanjang jalan mirip dengan di Indonesia, atapnya berbentuk trapesium atau limas menandakan daerah Turin banyak hujan. Setiap rumah ada pagarnya juga baik pagar besi, tembok maupun tanaman. Design pagar besi setiap rumah nggak ada bedanya dengan di Indonesia.

Iklannya Maju Sampai Ke Jalan
Ini Turin Guys

Tapi yang paling mirip adalah spanduk, banner, pamflet berbagai macam iklan yang jumlahnya setara atau bahkan jauh lebih banyak dari Yogyakarta. Sebelum saya berkunjung ke Turin, bayangan saya kota yang paling jorok banyak spanduk, pamflet dan banner iklan itu hanya Yogyakarta saja. Tapi sekarang pikiran saya berubah, ternyata Turin sama berantakannya dengan Yogyakarta masalah pemasangan papan iklan.

Tembok Tokopun Jadi Sasaran Iklan

Seandainya saya bisa bahasa Italy, iklan iklan yang dipasang sembarangan dengan berbagai macam ukuran dan bahan tersebut bisa jadi artinya 'Terima Kost Putri', 'Badut - Bisa Dipanggil', 'Ahli Bikin Sumur' , 'Ahli Sunat' dan lain lain. Iklan properti jelas banyak, Petunjuk ATM Bank, Bengkel mobil, Salon, Rumah Makan, Bimbingan Belajar dan masih banyak lagi. Pening saya baca iklan bertumpuk tumpuk disetiap persimpangan jalan dan disepanjang jalan.

Pemda Turin Kaya Raya Dari Iklan
Persis Yogyakarta

Kesannya memang jorok karena iklan dipasang sembarangan dengan ukuran besar sampai kecil. Ada yang dipasang di pohon, dinding toko, perempatan jalan, tiang listrik dan lain sebagainya. Susah saya menceritakannya, pokoknya sama joroknya dengan iklan iklan di Daerah Istimewa Yogyakarta.  Masih mending di Indonesia, banyak kota yang sudah mengenal tehnology TV Display besar yang di pasang di perempatan perempatan jalan untuk iklan.

Semrawut, Dimanapun Ada Tembok Atau Tiang
Bebas Dipasangi Iklan


Papan Nama Bengkel Service Sepeda Motor
Sama Dengan Yogyakarta


Ada Iklan Mirip Antangin Di Turin
Kuning Warnanya


Coba Hitung Ada Berapa Papan Iklan


Bentuk Rumah Mirip Di Indonesia
Ada Papan Iklan Besar


Ada Gang Buntu Juga Di Turin
Latar Belakang Gunung Seperti Muntilan


Setiap Pertigaan Ada Iklan


Rumah Dan Pagar Rumah Sama Dengan
Di Indonesia


Dari Jauh Saya Kira ATM BCA
Ternyata Ini Di Turin Italy


Iklan Lagi
Mungkin Iklan Cuci Mobil Dan Ganti Oli


Banyak Sekali  Iklan Dimana Mana
Ternyata Turin Sama Semrawutnya Dengan Yogya

Baca Juga :

Kamis, 07 Mei 2020

Nonton Kebun Dan Sawah Bule Di Belanda


Jalan Sempit Di Propinsi Limburg Netherland
Kiri Kanan Hijau

Blog ini banyak cerita tentang kehidupan sehari hari di Eropa. Terkadang apa yang saya tulis susah dipercaya oleh pembaca ditanah air. Ada yang bikin komentar katanya Eropa yang ditulis di blog ini tidak sesuai dengan apa yang dia saksikan. Ya mungkin betul juga, mereka ke Eropa hanya di kota kota besar dan ke obyek wisata mengikuti tour guide. Saya mah beda, saya bisa kemana saja dan blusukan sampai ke desa desa. 

Sepertinya Tanaman Padi Atau Gandum
Yang Kering Baru Dipanen Sebelah Kanan

Kali ini saya ajak anda jalan jalan ke desa desa di propinsi Limburg di Belanda. Bukan di ibukota propinsinya Maastrich yang sudah sangat dikenal orang Indonesia, tapi ke desa desa disekitarnya untuk melihat Bule Londo sedang bercocok tanam menanam sayur dan panen hasil bumi dan juga beternak ayam, kambing, babi dan sapi.


Nah Sebelah Kanan Ini Tanaman
Bawang
Banyak desa dan wilayah yang saya lalui kesehariannya sangat mirip dengan di Indonesia. Saya baca nama namanya di batas desa pinggir jalan misalnya Meerssen, Ransdaal, Heerlen, Valkenberg, Keutenberg, Gulpen, Cauberg, Bemelen, Bundersberg dll. Yang namanya pakai akhiran 'berg' sebenarnya cuma bukit yang sedikit lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Nggak ada gunung di Belanda.

Habis Panen Olah Raga Dulu

Yang mungkin jarang diketahui oleh orang Indonesia, ternyata orang Belanda di desa itu banyak juga yang angon sapi, membersihkan kandang ayam dan ngorek ngorek got, tanah dan pompa air untuk mengairi kebunnya. Saat saya lewat beberapa hari lalu, baru saja ada panen hasil bumi. Beberapa sawah sudah ditebang dan kering berwarna coklat. Yang bertanam jagung juga banyak dan terlihat beberapa orang sedang merawat dan membersihkan daun jagung kering. Cara bercocok tanamnya saja yang sedikit berbeda, petani dan peternak Belanda terlihat banyak menggunakan mesin, misal traktor. Angkutan hasil bumi sama saja dengan di Indonesia yaitu truk pedesaan.

Rumah Rumah Petani Bule Di Desa

Saya baca di beberapa tulisan di internet, katanya propinsi Limburg itu penghasil buah buahan Apel, Cherries, Pears dan Prunes. Keren ulasan beritanya, tapi saat saya datangi dan saya lihat sendiri ternyata lebih banyak penduduk yang menanam jagung, gandum, sorghum, bawang, sayuran dan berbagai macam tanaman cepat panen dan cepat jual juga. Beda sekali apa yang ditulis dengan apa yang terlihat disepanjang jalan.

Tanaman Sayur Juga Banyak

Sapi juga banyak terlihat disepanjang jalan. Warna sapinya hitam putih atau sapi penghasil susu. Belanda memang terkenal dengan produk produk olahan susu sapi, misalnya keju, yoghurt dll. Yang berbeda dengan Indonesia hanya iklimnya saja. Karena udaranya selalu sejuk dan dingin, maka petani Belanda tidak terlihat dekil dan berkeringat. Rumah rumah petani juga terlihat lebih gaya terbuat dari tembok kokoh dengan heater pemanas ruangan. Bisa mati kedinginan petani Belanda kalau rumahnya setengah kayu setengah tembok dengan lantai tanah tanpa heater pemanas seperti umumnya petani di Indonesia.


Oma Berangkat Ke Kebun

Lumbung Desa
Tempat Hasil Bumi Ditimbun

Di Belanda Ternyata Ada Gapura Desa Juga

Kebun Jagung Di Kanan Jalan
Yang Kiri Sudah Dipanen

Sawah Kering Setelah Dipanen


Rumah Desa - Ada Kandang Ayam
Kambing, Sapi, Babi

Baca Juga :