Rabu, 27 Agustus 2014

Sate KW1 Di Je Jamuran Restaurant Yogyakarta

Je Jamuran Restaurant
Lokasinya Ngumpet Tetapi Selalu Rame

Kalau GPS Anda Berhenti
Di Gambar Diatas Artinya
Wis Tekan
Seperti biasa kemanapun saya bepergian selalu saya sempatkan untuk googling mbah Google untuk mencari kuliner yang unik, enak dan menarik. Referensi saya selalu TripAdvisor, kalau commentnya banyak dan positif maka langsung saya masukkan dalam list yang patut dicoba, Lokasinya terpencil dan susah dicari akan menjadi nilai plus dari acara jalan jalan saya. Kali Ini anda akan saya ajak jalan jalan ke Restaurant Je Jamuran di Yogyakarta. Lokasi tepatnya adalah didesa Niron, Pendowoharjo - Sleman, Yogyakarta. Dari jalan raya Yogya Magelang kira kira Km 11, beberapa ratus meter dari alun alun Sleman langsung belok kanan di perempatan Beran lor melalui jalan kecil sejauh kira kira 800 meter. Untuk mudahnya, set GPS anda dengan arah S 07* 42' 19.8" - E 110* 21' 48.4".


Pakai Google Translate
Untuk Menerjemahkan Kata 'Telah Tiba Di'
Artinya GPS Anda Akurat

Restaurant Je Jamuran
Banyak Turis Yang Datang
Saya tidak akan menceritakan tentang rasa makanan di restaurant ini soalnya masalah selera bisa berbeda beda. Kalau saya mengatakan enak bisa jadi anda tidak suka. Yang saya sukai dari restaurant ini adalah lokasinya yang ngumpet dan cukup jauh dari lokasi wisata kota Yogya. Saya mengikuti petunjuk GPS waktu mencari restaurant ini, dan harus keluar masuk desa lewat jalan sempit karena GPS mengarahkan saya untuk melalui jalan didepan hotel Hyatt (Jln Monjali). Pemandangan desa yang hijau dan asri antara Monjali dan Restaurant sangat menarik dibanding kalau lewat jalan raya Yogya Magelang.


Nggak Nyangka Semua Makanan
Terbuat Dari Jamur

Begitu sampai didepan restaurant, mau nggak mau harus tersenyum lebar membaca tulisan 'Wis Tekan', 'Sudah Nyampai', 'Sampun Dugi' dan berbagai macam bahasa lain dari segala penjuru dunia dengan arti sama karena diterjemahkan dengan menggunakan Google Translate.

Sate Jamur Meskipun KW1
Rasanya Sangat Mirip Dengan Sate Kambing

Lumpia Jamur
Rasanya Nggak Ada Beda
Dengan Lumpia Ayam
Begitu masuk kesan pertama yang saya rasakan adalah Restaurant Khusus Wisatawan karena pengunjungnya kebanyakan turis asing yang makan sambil menikmati Music Live. Tapi sebenarnya masuk akal juga kenapa restaurant ini banyak dikunjungi turis asing. Ulasannya banyak dijumpai di Trip Advisor dan berbagai macam web travelling. Bayangan saya, makan di restaurant ini pasti akan merogoh kantong yang sangat dalam. Ternyata tidak juga, bahkan bisa saya katakan harganya termasuk 'Harga Yogya', relatif murah dibanding dengan kota kota lain di tanah air. Apalagi fasilitas restaurant yang sangat bagus sekali mulai dari tempat sholat yang bersih, toilet yang selalu wangi, music live dan lain lain.

Daftar Menu Serba Jamur
Harganya Khas Yogya


Menu makanan andalan Restaurant Je Jamuran ini adalah Sate Jamur dan Tongseng Jamur.Tekstur Jamur yang kenyil kenyil membuat susah dibedakan dengan daging kambing/ayam. Silahkan coba, meskipun semua makanan KW1, anda akan susah membedakan apakah sedang makan jamur atau daging kambing. Menu lain serba jamur masih banyak, seperti Jamur Penyet, Jamur Bakar Pedas, Sop Jamur, Tom Yum Jamur, Tumis Jamur Lombok Ijo, Pepes Jamur dan lain lain. 

Bisa Mengenal Berbagai Macam
Jenis Jamur


Selain makan, nonton Music Live, sholat di Musholla yang bersih kita masih bisa mondar mandir belajar mengenal berbagai macam jamur yang enak dimakan maupun jamur beracun. Ada karyawan yang dengan senang hati menjelaskan dengan berbagai macam bahasa. Mulai jamur Merang, Shiitake, Jamur Kancing, Monkey Head Mushroom, King Oyster Mushroom, Jamur Kuping, Jamur Lingzhi dll semua ada contohnya dan hidup bukan cuma gambar doang.

Hall Of Fame
Semua Publikasi Nasional Dan Internasional
Terdokumentasi Di Dinding

Ada Gambar Jamur
Di Penutup Gorong Gorong
Tukang parkir dan securitynya juga cukup unik dan khas orang Yogya yang suka guyon dan punya rasa humor tinggi. Kaosnya tertulis berbagai macam tulisan unik yang bisa bikin tersenyum :


Dari Pada Keserempet, Masuk Lobby Saja
Monggo Pinarak Mas Bro dan Mbak Sist








Petugas Parkir Dan Pramusaji

Petugas Parkir
Tulisan Di Kaos Unik Dan Ngundang Senyum
Khas Yogya
Baca Juga :

Kamis, 21 Agustus 2014

Monggo Pak De, Numpang Lewat Mbah

Puncak Gunung Penanggungan Dilihat Dari Puncak Bayangan
Kira Kira 1 Jam Lagi Untuk Menuju Puncak Gunung Penanggungan

Di Kuwait tidak ada gunung sama sekali dan karena sejak kecil anak anakku tumbuh dan besar di Kuwait, maka hal ini membuat mereka lupa akan kekayaan alam Indonesia yang begitu indah, yaitu Gunung. Liburan tahun ini kebetulan saya bertemu dengan beberapa 'rekan' Mountaineer atau pendaki gunung yang bisa dikatakan tidak muda lagi. Orang bilang, "Seorang Veteran Tak Kan Pernah Merasa Tua" dan hal ini benar adanya. Tantangan untuk mendaki gunung secara marathon langsung saya sanggupi dengan rencana pendakian pertama Gunung Penanggungan, Gunung Arjuna, Gunung Welirang dan Gunung Semeru. Anak bungsuku Dinda juga sanggup untuk belajar Mendaki Gunung sekaligus mendampingi sang Ayah yang secara fisik meragukan karena sudah tidak muda lagi. Semua pengalaman akan saya tuliskan secara berseri dalam blog ini (kalau nggak males nulis) :

Pendaki Gunung Menikmati Matahari Terbit Dari Ketinggian  5423 Feet

Gunung Penanggungan (1653 Meter / 5423 Feet)
Ada 4 jalan untuk menuju puncak, yaitu lewat jalur Trawas, Jolotundo, Ngoro atau Pandaan. Saya memilih lewat Jalur Trawas karena paling dekat dari Surabaya, hanya sekitar 50 Km saja. Dari Trawas langsung menuju desa Rondokuning (6 Km) dan lapor ke pos pendakian yang berupa warung setelah itu langsung naik lewat jalan setapak yang dikelilingi oleh lebatnya hutan lindung yang dipenuhi pepohonan jempurit, kluwak, ingas, kemiri, dawung, bendo,wlingo dan jabon. Ada juga pohon pohon kecil seperti laos, kunir dan jahe dengan tanah yang cukup lembab. Pendakian masih terasa ringan karena kemiringan cuma 15 - 25 derajat dan sekitar 2 - 3 Km saja.

Pendakian Mulai Jam 21:00
Mobil Cukup Di Parkir Di desa Rondokuning - Trawas
Selanjutnya kemiringan naik menjadi 30 - 40 derajat dengan hutan pohon kaliandra dikiri dan kanan. Semakin keatas kemiringan lebih ekstrim lagi yaitu 40 - 50 derajat sepanjang 1 Km lebih. Sampai di dada gunung kemiringan sudah mencapai 50 - 60 derajat dengan jurang dan tebing disebelah kiri dan kanan. Setelah itu sampailah ke suatu tempat yang disebut Puncak Bayangan, tempat yang relatif datar untuk membuka tenda dan beristirahat sejenak. Dari Puncak Bayangan menuju Puncak kemiringan sangat ekstrim sekali yaitu antara 60 - 80 derajat dan sudah tidak ada tumbuhan lagi. Puncak gunung Penanggungan ini gundul penuh batu padas yang licin dan seringkali bebatuan terlepas dan menggelundung kebawah.

Suasana Malam Desa Rondokuning
Penuh Pendaki Yang Ingin Merayakan 17 Agustusan
Di Puncak
Total waktu diperlukan untuk mencapai puncak melalui jalur Trawas sekitar 5 - 6 Jam. Tidak ada sumber air disepanjang jalur ini sehingga bekal air harus benar benar cukup. Jalan setapak juga tidak banyak bercabang sehingga kemungkinan kesasar kecil kecuali kalau anda disesatkan oleh makhluk gaib penghuni gunung yang tidak menghendaki kedatangan anda. Oleh karena itu selalu berdoa sebelum naik keatas, jangan bertindak yang aneh aneh saat diatas, berdoa minta ijin kalau mau buang hajat dan lain lain.

Start Awal, Jalanan Masih Landai
Jalur Jolotundo. Jalur ini lebih wingit karena disepanjang jalan melewati candi candi peninggalan Mojopahit. Disamping itu disepanjang jalan juga melalui berbagai macam gua pertapaan yang konon banyak dihuni makhluk halus. Tetapi logika saya mengatakan kenapa jalur ini wingit dan banyak sekali pendaki hilang atau kesasar karena sangat banyak sekali jalan setapak yang menyesatkan. Pos pendakian berada di desa Jolotundo, sekitar 9 Km dari Trawas. Sekitar 1 jam pendakian anda akan melewati Watu Talang, sebuah batu padas dengan panjang sekitar 7 Km tanpa terputus yang memanjang seperti talang air dari leher gunung sampai mendekati desa Jolotundo. Dari bawah sampai ke atas candi candi yang dilewati diantaranya adalah Candi Putri, Candi Pure, Candi Gentong, Candi Shinto, Candi Carik, Candi Lurah dan sampailah ke Puncak. Sebagian besar candi dalam keadaan rusak. Hati hati, konon jalur ini sarangnya demit, jangan sembarangan buang air kecil disini. Persimpangan jalan setapak juga sangat banyak dan bisa menyesatkan.

Hanya Senter Atau Head Lamp Yang
Bisa Meyakinkan Di Belakang Ada Pendaki Lain
Jalur Ngoro. Anda harus menuju Pandaan dulu untuk mencapai desa Ngoro. Tetapi bisa juga dicapai dari Mojokerto, tepatnya di tikungan jalan antara Japanan - Mojosari. Dari desa Ngoro, kita masih harus menuju desa Jedong (6 Km) lalu menuju dusun Genting (3 Km). Yang menarik, di jalur ini terutama dusun Genting penduduknya berbahasa Madura. Jalur ini sangat ekstrim sekali karena sebagian besar kemiringan 70 - 80 derajat dan jauh lebih sulit dibanding jalur Jolotundo atau jalur Trawas.

Dinda, Untuk Pertama Kali Bisa Mencapai Puncak
Gunung Penanggungan
Ada rasa bangga saat mendaki Gunung Penanggungan kali ini, yaitu anakku Dinda, telah memiliki keberanian dan mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat pendakian, tahu tehnik pendakian yang benar dan tetap semangat untuk mengikuti pendakian gunung gunung berikutnya.



Mesin Tua - Masih Sanggup
Mencapai Puncak
"Pucuk...Pucuk...Pucuk", inilah yel yel penyemangat yang selalu diingatnya untuk menuju puncak.
"Ayaaaah.......", Inilah teriakan yang selalu saya dengar saat Dinda memastikan Ayahnya masih didepan atau tertinggal jauh di belakang. Selalu saling memanggil adalah tehnik dasar untuk memastikan bahwa kita masih berdekatan.


Di Atas Gunung Semua Saudara
Tua Muda Semua Sama

"Monggo Pak De"
"Numpang Lewat Mbah.." 
Inilah dua salam dari pendaki lain saat mendahului aku. Terasa pahit dan nggak enak di telinga tetapi tetap harus saya terima apa adanya karena kenyataannya memang saya sudah tidak muda lagi seperti dulu dan berkali kali didahului pendaki yang lebih muda dan kuat. Apalagi saat perjalanan turun, saya harus meraih sebatang kayu sebagai tongkat untuk menjaga agar tetap berdiri tegak sampai di garis finish.



Selesai Upacara 17 Agustusan
Siap Siap Turun Ke Trawas Kembali
Salam,
Sampai jumpa pada pendakian gunung Arjuno, Welirang, Semeru atau gunung lain dalam blog ini juga.

ARDI DAN DINDA

Kemiringan 80 Derajat
Kalau Naik Harus Merangkak


Turun Harus Antri
Penuh Sesak Karena 17 Agustusan

Sampai Kembali Di Desa Rondokuning Trawas
Disambut Anak Istri Dan Kawan



Mesin Tua Kelelahan Di Garis Finish
Harus Pakai Tongkat Dan Dipapah
Biar Tidak Terjatuh

Kamis, 14 Agustus 2014

Perpus Alexandria

Ruang Baca Perpustakaan Alexandria Besar Sekali
Punya Perpus Besar Tapi Orang Mesir Sama Saja
Dengan Kita, Sedikit Sekali Yang Pinter

Perpustakaan besar ini terletak di kota Alexandria Mesir. Namanya New Library Of Alexandria, sering juga disebut New Bibliotheca Alexandrina. Ada kata 'New' didepan namanya karena memang gedung perpustakaan ini relatif baru dengan gedung yang sangat modern dan baru dibuka secara resmi tahun 2002. Pembangunan gedung perpustakaan raksasa ini dimulai tahun 1995 dengan biaya mencapai USD 220 Juta dan designnya dipilih berdasarkan lomba yang disponsori oleh UNESCO pada tahun 1988. Pemenangnya adalah perusahaan konstruksi dan arsitektur dari Norwegia bernama Snohetta. Sebenarnya ide pembangunan perpustakaan baru ini sudah dimulai dari tahun 1974 untuk menggantikan perpustakaan kuno dengan nama sama tanpa embel embel 'New' yang telah ada sejak jaman Cleopatra masih gadis remaja.

Rak Bukunya Berisi Jutaan Buku
Tapi Sama Saja Orang Mesir Banyak Juga Yang Bodoh
Ada 4 buah Museum dalam komplek perpustakaan besar ini yaitu Antiquities yang berisi barang barang jaman raja raja Mesir kuno, Manuscript berisi kumpulan naskah naskah kuno tertulis dalam daun Papyrus maupun batu, Sadat berisi peningggalan Presiden Mesir terkenal yang mati terbunuh oleh tentaranya sendiri saat defile di stadion dan History Of Science yang berisi sejarah ilmu pengetahuan terutama alat alat percetakan kuno sampai modern.

Halaman Depan Perpustakaan Sangat Modern
Disamping itu ada juga sarana untuk entertainment bagi anak anak dan remaja seperti Planetarium, Exploratorium untuk memperkenalkan science bagi anak anak dan Culturama atau semacam teater Keong Mas di Taman Mini Indonesia Indah, bedanya terdiri dari 9 layar lebar dan 9 proyektor yang disorotkan secara serentak untuk menampilkan budaya dan sejarah Mesir. Nggak cuma itu saja, masih ada lagi yang namanya VISTA (Virtual Immersive Science And Technology Applications System) semacam simulator 3D yang dipakai oleh para peneliti untuk mensimulasikan segala macam ilmu pengetahuan baik natural science maupun human engineered science.

Gedung Bulat
Masih banyak lagi dan terlalu rumit kalau harus saya sebutkan satu persatu. Yang paling saya ingat adalah adanya Research Center dengan jumlah sekitar 10 buah pada lokasi yang tidak saling berjauhan, misalnya Alexandria And Mediteran Research Center (Alex Med), Caligraphy Center, Art Center, Manuscript Center dll. Yang membuat saya terkejut adalah adanya ISIS di perpustakaan ini. Kenapa ISIS bisa tenang tenang saja di kota ini tanpa takut digropyok polisi dan tidak sedikitpun terlihat kebrutalannya dengan main bunuh orang lewat tanpa pandang bulu ? Ternyata ISIS yang di Alexandria ini kepanjangan dari International School Of Information Studies, bukan kelompok teroris pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi yang saat ini sedang menghebohkan Irak dan Suriah karena membantai habis penduduk dalam usahanya membangun Islamic State Of Iraq And Syiria. .

Jam Matahari - Bisa Belajar Bagaimana
Orang Orang Jaman Dulu Menentukan Waktu


Patung Patung Romawi
Cleopatra Asalnya Dari Alexandria


Banyak Tulisan Kuno Di Dinding
Yang Tidak Saya Ketahui Artinya


Dinding Tembok Penuh Manuscript
Kuno Entah Apa Artinya


Cihui....Ini Planetarium
Baca Juga :

Senin, 11 Agustus 2014

Pasar (Cho) Ben Thanh Di Kota Ho Chi Minh Vietnam

Sama Saja Dengan Di Indonesia
Kalau Waktu Makan Tiba Tinggal Order Dari
Warung Makan Terdekat
Pasar (Cho) Ben Thanh atau sering disebut juga dengan Ben Thanh Market adalah pasar besar ditengah kota Ho Chi Minh (dulu Saigon). Semua turis yang berkunjung ke kota ini pasti tidak melewatkan untuk berkunjung ke pasar besar ini. Pasar ini cukup terkenal di kalangan turis terutama berbagai macam souvenir khas Vietnam dan juga kerajinan tangan. Sebenarnya, menurut penilaian saya, apa yang dijual di pasar ini nggak ada bedanya sama sekali dengan kerajinan tangan di pasar pasar tradisional di tanah air. 


Cho Ben Thanh Market
Di Tengah Kota Ho Chi Minth Vietnam
Dibandingkan dengan pasar pasar tradisional di Indonesia, saya bisa menyimpulkan bahwa Indonesia jauh lebih maju dan jauh lebih bagus. Kota Ho Chi Minh saat ini kira kira sama dengan Indonesia sekitar tahun 1970 - 1980. Gedung gedung tinggi seperti di Kuningan Jakarta nyaris tidak ada sama sekali. Kendaraan yang lalu lalang paling dominan  becak dan sepeda motor. Beberapa mobil tua dan juga angkot juga tampak berlalu lalang semrawut disekitar pasar. Tertib berlalu lintas sangat parah sekali dan jauh lebih parah dibanding penunggang sepeda motor di Jakarta.

Sama Seperti Pasar Tradisional
Di Indonesia
Pasar Ben Thanh ini konon sudah ada sejak abad 17 dan semula berada ditepi sungai Saigon. Pernah terbakar habis pada tahun 1870 dan dibangun kembali sebagai pasar terbesar pada tahun 1912 dengan lokasi sedikit bergeser dari lokasi pasar aslinya. Namanyapun berubah menjadi New Ben Thanh Market pada saat itu. Tahun 1985 dilakukan renovasi besar besaran dan penduduk sudah lupa dengan istilah 'New' yang menempel pada nama pasar ini, cukup Ben Thanh Market saja sampai saat ini meskipun beberapa orang terkadang masih juga menyebut dengan nama New ben Thanh Market.

Hanya Bahasa Saja Yang Membuat
Saya Sadar Bahwa Pasar Ini
Berada Di Vietnam

Mengenai harga harga barang yang dijual dipasar ini jelas sangat murah sekali. Nilai mata uang Dong Vietnam sangat rendah sekali dan bisa saya katakan jeblok, jauh lebih jeblok dibanding nilai mata uang rupiah. Apalagi kalau dibandingkan mata uang Kuwait (Kuwait Dinar). Satu Dinar Kuwait sama dengan 75.000 Dong. Satu Rupiah setara dengan 1.85 Dong. Saat saya tukarkan beberapa lembar KD di sebuah Money Changer di airport, mata saya langsung terbelalak ijo menerima segepok Dong berbagai macam pecahan 10.000 Dong, 20.000 Dong, 50.000 Dong, 100.000 Dong dan 500.000 Dong. Rasanya mata uang Dong Vietnam yang saya pegang saat itu nggak ada habis habisnya setelah saya pakai buat bayar hotel, makan mewah, belanja souvenir dan lain lain disekitar pasar besar ini. Saya langsung bisa membayangkan, betapa enaknya kalau gaji dari Kuwait tetapi sehari hari hidup, makan dan tinggal di Vietnam. Bisa jadi Milyarder...... :)

Cara Jual Ikan Sama Persis
Dengan Di Kampung Ane

Saya Kira Tumpukan BH
Ternyata Masker Penutup Hidung
Dan Mulut Bagi Penunggang Motor


Mata Uangnya Sangat Besar Sekali
Dua Kali Lebih Besar Dibanding Rupiah


Nilainya Kira Kira Sama Dengan Rp 50.000
Baca Juga :