Selasa, 15 Juni 2010

Nonton Bersama Sepak Bola Di Kuwait

Tribune Kuwait Belakang Anteng
Tribune Indonesia Gaduh

Sudah tertanam dalam dalam didalam kepala saya bahwa orang Indonesia, khususnya Yogya atau Solo pembawaannya selalu kalem, lemah lembut, halus dan katanya 'Ngidak Telek Ora Bakal Mlenyek' (Menginjak Kotoran Ayam Tidak Akan Melenyek). Tetapi ternyata saya menemukan yang lebih halus, kalem dan lemah lembut lagi, yaitu orang Arab, khususnya Kuwait. Saya bisa mengatakan hal ini dari melihat tingkah laku dan cara mereka nonton sepak bola.

Pendukung Indonesia
Berbaju Merah

Sudah beberapa kali saya nonton sepak bola bersama orang orang Kuwait, yang pertama adalah nonton di Stadion Kaifan Kuwait pada acara penyisihan Asian Cup pada tanggak 14 November 2009 yang lalu. Dan yang terakhir adalah nonton bersama World Cup 2010  di Unity Center dan Hubara Center, semacam sport club atau messhall Perusahaan Minyak Cap Manuk atau KOC.

Baik di Stadion maupun saat nonton bersama di Aula Unity Center atau Hubara, boleh dikatakan yang berteriak sangat keras sekali, melonjak lonjak dan menari nari hanya penonton dari Indonesia saja. Yang dari Kuwait cukup tepuk tangan pelan tanpa harus berdiri dari tempat duduknya. Cara tepuk tangannya juga sangat anggun, seperti tepuk tangan yang dilakukan oleh ratu Inggris pada saat nonton opera.

Nonton Bareng Di Aula KOC

Di Aula Unity Center lebih unik lagi, nonton bersama World Cup tidak ubahnya seperti acara pengajian. Sedang tegang dan asyik asyiknya nonton TV besar, tiba tiba ada orang yang terlambat datang dan baru masuk kedalam aula. Tentu ucapan pertama adalah :
 'Assalamualaikuuuuuuum……!!!',
dan seluruh penonton di Aula akan menjawab secara serentak dan bersamaan :
'Wa'alaikumsalaaaaaaaam...!!!'.

Bayangkan, kalau ada sepuluh orang saja yang terlambat datang dan masing masing hanya selisih waktu satu menit, bisa kebayang nggak seperti apa suasana aula ? Benar persis seperti acara pengajian atau tahlilan.

Kecewa Nggak Jadi Goal, Cukup Angkat Tangan
Dan Pegang Kepala

Lebih unik lagi kalau ada yang sedang menggiring bola dan nyaris mendekati gawang lawan, teriakannya adalah :
'Ya Allah…. Ya Allah…..Ya Allah……..!!!
dan kalau tidak goal cukup mengangkat tangan tanda kecewa. Sebagai expatriate Bonek asli Suroboyo, tentu kalau nyaris goal langsung teriak sekeras kerasnya 'GOALLLLLL…..!!!!' atau 'HYAAAAA…!!!!' keras keras, tetapi selalu saja seluruh penonton didepan menengok kebelakang kalau kita teriak terlalu kencang.

Biasanya penonton didepan akan menengok kebelakang sambil mengacungkan jempol sebagai apresiasi bahwa kita bisa teriak kencang dan penonton didepan cuma tepuk tangan pelan nyaris tanpa suara. Kalau ada yang ditackle keras, suara yang terdengar adalah 'Asstaghfirullah......' setelah itu komat kamit dengan sebelah sebelahnya. Saya kira langsung dzikir, ternyata cuma membicarakan ketidak setujuannya dengan permainan kasar lawan.

Baru Saja Goal Kok
Antengny Bukan Main

Tibalah saatnya pertandingan istirahat atau selesai, pembawa acara dan komentator TV gantian yang angkat bicara dalam bahasa Arab. Karena penekanan suara si komentator tidak ada bedanya dengan orang yang sedang baca doa, maka  gantian kita yang nyeletuk 'Amiiiiin……!!!!' pada setiap akhir kalimat yang dibacakan. Dan semua ngikut 'Amiiinn…….!!!!'.

Lengkap sudah acara pengajian Piala Dunia 2010 di Kuwait. Sambil keluar aula saya sempatkan untuk tanya "Siapa kira kira nanti yang akan jadi juara ?", jawabnya singkat :
'InsyaAllah Brazil'.

Baca Juga :

11 komentar:

  1. SALAM KENAL, SAYA DI RIAU, KABUPATEN KAMPAR, TULISAN IBUK SANGAT SERU!!!!

    BalasHapus
  2. Tambah lagi donk buk, ceritanya, tiap hari nungguin postingan terbaru nih

    BalasHapus
  3. Luar biasa...bener2 di luar kebiasaan baik cara memulis maupun isinya..seruu!

    BalasHapus
  4. mungkin mereka menganggap itu sebagai dzikir ya bu?

    BalasHapus
  5. Wah seru ya nonton sepak bola di negeri orang :D

    BalasHapus
  6. Beda negara beda cara

    BalasHapus
  7. Ha.....ha.....haaaaaa, asyik juga pengalaman ibu yaaaa....?

    BalasHapus

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.