Canal Cruise Amsterdam, Belanda Setiap 200 M Melalui Kolong Jembatan |
Berhari hari saya browsing internet untuk mencari informasi tentang Canal Cruise di Amsterdam, Belanda. Semua tulisan yang saya temukan tidak ada satupun yang sesuai dengan harapan saya. Semua tulisan bukan mengulas perjalanan diatas air, tetapi mengulas pemandangan di darat. Penulis semuanya terkagum kagum dengan pemandangan gedung atau apapun yang berada dikiri dan kanan canal.
Judulnya doang Canal Cruise, tetapi isinya tentang tata cara beli tiket di darat dan keindahan gedung gedung dan aktifitas penduduk di sepanjang kiri dan kanan canal. Tulisan ini benar benar saya batasi tentang canal cruise, bukan cerita tentang gedung dan pemandangan di atas daratan.
Kolong Jembatan Yang Besar Cukup Gelap Dan Pengap |
Judulnya doang Canal Cruise, tetapi isinya tentang tata cara beli tiket di darat dan keindahan gedung gedung dan aktifitas penduduk di sepanjang kiri dan kanan canal. Tulisan ini benar benar saya batasi tentang canal cruise, bukan cerita tentang gedung dan pemandangan di atas daratan.
Bagus Kalau Diphoto Tapi Tetap Saja Kolong Jembatan |
Canal canal di Amsterdam hampir semuanya tidak terlalu lebar tetapi bercabang cabang cukup banyak sekali. Saat pertama kali saya ke Belanda dan baru pertama kali naik Canal Cruise sekitar 10 tahun lalu, saya juga sama saja dengan turis Indonesia yang lain. Setiap meter kapal bergerak, perasaan saya senang luar biasa dan terkagum kagum dengan pemandangan apapun yang saya lihat.
Bau 'khas' kolong jembatan jadi tidak terasa lagi. Gelap dan pengapnya kolong jembatan juga saya puja puji karena seumur hidup belum pernah merasakan berada di kolong jembatan. Saat saya pulang kembali ke tanah air, paklik, bulik, keponakan dan tetangga ngumpul semua nanggap saya. "Piye Londo nduk, maju kan negorone ?". Dan cukup saya jawab "Apik tenan Lik, ora ono wong mbambung nang ngisor jembatan".
Lewat Juga Di Kolong Gedung Baunya Kurang Sedap, Mungkin Dari WC Dan Toilet Gedung |
Bau 'khas' kolong jembatan jadi tidak terasa lagi. Gelap dan pengapnya kolong jembatan juga saya puja puji karena seumur hidup belum pernah merasakan berada di kolong jembatan. Saat saya pulang kembali ke tanah air, paklik, bulik, keponakan dan tetangga ngumpul semua nanggap saya. "Piye Londo nduk, maju kan negorone ?". Dan cukup saya jawab "Apik tenan Lik, ora ono wong mbambung nang ngisor jembatan".
Design Jembatan Tidak Memungkinkan Jadi Tempat Tinggal Tuna Wisma |
Sekarang saya seringkali mondar mandir Kuwait - Belanda dan punya rumah disana. Saya tetap senang naik Canal Cruise, tetapi bukan di kota Amsterdam. Kota ini adalah kota besar dengan permasalahan yang relatif sama dengan Jakarta. Kadang kadang sampah kertas dan plastik yang mengapung terlambat dibersihkan dan tidak enak dipandang dan seringkali ada bau pengap yang susah untuk diceritakan kalau melewati kolong jembatan yang agak besar.
Jumlah kolong jembatan di kota Amsterdam sangat banyak sekali, hampir setiap 300 - 500 meter kapal harus masuk kolong jembatan besar dan kecil. Diluar kota Amsterdam, saya akui air canal masih terjaga kebersihannya dan membuat saya terkagum kagum. Tetapi ditengah kota, silahkan saksikan sendiri.
Hampir Semua Kolong Jembatan Tidak Memungkinkan Dipakai Tempat Tinggal Gembel |
Jumlah kolong jembatan di kota Amsterdam sangat banyak sekali, hampir setiap 300 - 500 meter kapal harus masuk kolong jembatan besar dan kecil. Diluar kota Amsterdam, saya akui air canal masih terjaga kebersihannya dan membuat saya terkagum kagum. Tetapi ditengah kota, silahkan saksikan sendiri.
Tanda Larangan Nggak Boleh Lewat Kolong Jembatan Kalau Air Sedang Pasang |
Pernah saya kaget bukan kepalang saat kapal yang saya naiki oleng dan mesin kapal mati ditengah kanal persis saat kapal baru keluar dari kolong jembatan di tengah kota Amsterdam. Sopir kapal ngomel nggak karuan karena ternyata kapalnya nabrak sepeda. "Hah !!!, Kapal bisa nabrak sepeda ?".
Benar sekali, orang Belanda banyak yang sableng. Kalau sedang jengkel nggak bisa ngambil sepedanya yang tertindih sepeda lain di atas jembatan, maka sepeda sepeda yang menghalangi dilempar semua ke sungai. Dan saat itu mesin kapal yang saya naiki baling balingnya rontok dan macet tersangkut sepeda yang telah jadi rumpon didasar canal.
Nunggu Jembatan Dibuka Untuk Lewat Perlu Waktu 5 Meni |
Benar sekali, orang Belanda banyak yang sableng. Kalau sedang jengkel nggak bisa ngambil sepedanya yang tertindih sepeda lain di atas jembatan, maka sepeda sepeda yang menghalangi dilempar semua ke sungai. Dan saat itu mesin kapal yang saya naiki baling balingnya rontok dan macet tersangkut sepeda yang telah jadi rumpon didasar canal.
Susah Ngambil Sepeda Maka Sepeda Yang Menghalangi Dilempar Ke Canal |
Mancing Sepeda Photo Travel |
Parah, Kalau Jembatan Banyak Sekali Bisa Sesak Napas Dan Tutup Hidung Kelamaan |
Gaya Dulu Ya Seneng Karena Jembatan Diangkat Jadi Nggak Perlu Tahan Napas Dan Tutup Hidung |
Paling Sebel Kalau Masuk Kolong Jembatan Di Central Station, Jorok, Bau Airnya Coklat |
- Ke Belanda Apa Sih Yang Bisa Dilihat
- Imut Imut Rumah Belanda
- Enak Nggak Tinggal Di Belanda
- Kuliner Indonesia Ala Londo Celup
- Pasar Albert Cuyp Amsterdam
- Vedagang Kaki Lima Belanda
- Sepeda 'Londo'
- Beli Sepeda Di Belanda
- Rumah Makan Setan Di Gunung Setan
- Gypsy Dan Caravan Bergoyang
- Emak Diparkir Saja
- Susu Belanda
kirain orang2 eropa pada kompak disiplinnya ternyata 11-12 hehehehe
BalasHapusmbak susy buat tulisan tentang sewa /beli rumah di belandang dong.. saya udh sering nyari di internet , tpi jarang yg mengulastopik ini,sama biaya sewa rumah / apartment yg mana lebih murah , sebelumnya tq
BalasHapusTentang rumah Belanda sudah pernah saya tulis dan bisa anda baca dengan judul Imut Imut Rumah Belanda. Tetapi cara sewa menyewa akan saya tulis lebih detail lagi nanti. Sabar ya, nunggu mood dulu baru bisa nulis.
Hapus