Rumah Belanda Di Indonesia Warna Putih Beratap Limas Jendela Besar Khas Daerah Tropis |
Kalau ada ngibul tapi diturunkan terus menerus sampai ke anak cucu, itu hanya terjadi di Indonesia. Nggak percaya, cobalah buka majalah majalah tentang rumah atau koran koran apapun yang pernah mengulas tentang rumah rumah peninggalan Belanda di Indonesia. Baik rumah Belanda di Bandung, Semarang,, Jakarta, Surabaya, Bukittinggi dan lain lain selalu diulas dengan sebutan Rumah Belanda. Nah istilah Rumah Belanda ini salah kaprah dan diturunkan ke anak cucu sampai sekarang.
Omah Londo Di Indonesia Atapnya Khas Daerah Banyak Hujan Jendela Besar Dan Banyak Khas Iklim Tropis |
Rumah rumah Belanda tersebut sebenarnya adalah rumah asli Indonesia. Bentuk, design atau modelnya khas daerah tropis dan banyak hujan. Rumah tersebut bukan Rumah Belanda karena di Belanda sendiri tidak ada yang mirip dengan rumah rumah di tanah air. Arsiteknya memang benar orang Belanda, dibuatnya juga benar pada jaman penjajahan Belanda. Tapi rumah rumah tersebut bukan Rumah Belanda, tapi lebih cocok kalau disebut Rumah Buatan Arsitek Belanda, Rumah Jaman Penjajahan Belanda atau Rumah Yang Pernah Dihuni Orang Belanda .
Di Belanda sendiri, hampir semua rumah berwarna merah bata dan bertingkat 4 atau 5. Di tanah air, semuanya berwarna putih dan tidak bertingkat. Atap rumah Belanda di Indonesia berbentuk Limas atau Trapesium karena sangat banyak hujan. Di Belanda nyaris semuanya nggak ada atap apalagi yang berbentuk limas atau trapesium. Atap rumah di Belanda kebanyakan dek beton, kalaupun ada yang beratap genteng, bentuknya sangat berbeda dengan 'Rumah Belanda' di Indonesia. Jendela rumah Belanda di Indonesia juga sangat besar sekali, khas daerah tropis. Tinggal di Indonesia memang harus banyak angin masuk ke rumah, di Belanda bisa menggigil kedinginan. Lihat sendiri pada photo photo dibawah.
Rumah Di Amsterdam Warna Selalu Merah Bata |
Di Belanda sendiri, hampir semua rumah berwarna merah bata dan bertingkat 4 atau 5. Di tanah air, semuanya berwarna putih dan tidak bertingkat. Atap rumah Belanda di Indonesia berbentuk Limas atau Trapesium karena sangat banyak hujan. Di Belanda nyaris semuanya nggak ada atap apalagi yang berbentuk limas atau trapesium. Atap rumah di Belanda kebanyakan dek beton, kalaupun ada yang beratap genteng, bentuknya sangat berbeda dengan 'Rumah Belanda' di Indonesia. Jendela rumah Belanda di Indonesia juga sangat besar sekali, khas daerah tropis. Tinggal di Indonesia memang harus banyak angin masuk ke rumah, di Belanda bisa menggigil kedinginan. Lihat sendiri pada photo photo dibawah.
Rumah Di Nijmegen Atapnya Beda Dengan Rumah Di Indonesia |
Karena negeri Belanda sangat kecil sekali, maka rumah rumah di Belanda juga dibuat kecil kecil semua tanpa halaman dan dibuat berdempet dempet 3 - 5 lantai. Satu rumah 3 - 5 lantai isinya beberapa keluarga. Beda dengan rumah Belanda di Indonesia yang dihuni hanya satu keluarga saja dan memiliki halaman sangat luas, temboknya sangat tebal dan ruang kamar sangat besar. Disamping itu jendela juga sangat besar. Ini menandakan bahwa 'Rumah Londo' itu adalah rumah daerah tropis yang memungkinkan udara bebas leluasa bersirkulasi.
Saya kira sangat wajar, sebagai manusia yang tertekan sehari harinya gerah di rumah rumah kecil, begitu punya kesempatan datang menjajah Indonesia maka segera dibangunlah rumah rumah yang jauh lebih besar dibanding rumah di negaranya sendiri. Sangat wajar pula kalau orang di negaranya sendiri tidak punya kebun dan halaman luas maka saat membangun rumah di Indonesia dibuatlah halaman yang sangat luas sekali mengelilingi rumahnya.
Rumah Di Arnhem Nggak Ada Yang Warna Tembok Putih |
Saya kira sangat wajar, sebagai manusia yang tertekan sehari harinya gerah di rumah rumah kecil, begitu punya kesempatan datang menjajah Indonesia maka segera dibangunlah rumah rumah yang jauh lebih besar dibanding rumah di negaranya sendiri. Sangat wajar pula kalau orang di negaranya sendiri tidak punya kebun dan halaman luas maka saat membangun rumah di Indonesia dibuatlah halaman yang sangat luas sekali mengelilingi rumahnya.
Kalau anda melihat photo photo kuno jaman penjajahan, maka bisa terlihat juga bahwa setiap keluarga Belanda selalu ada pembantu yang nglesot duduk di lantai saat diphoto. Nah, di Belanda sendiri sebenarnya nggak ada keluarga yang punya pembantu rumah tangga karena rumahnya kecil kecil. Mumpung sedang menjajah Indonesia, dan kebetulan rumah yang dibuatnya besar besar dan berhalaman sangat luas maka lahirlah saat jaman penjajahan Belanda tersebut apa yang dinamakan Bedinde.
Inilah cerita awal mula lahirnya Bedinde di Indonesia dan tetap bisa bertahan sampai saat ini meskipun namanya berubah menjadi babu, kacung, tukang kebun, pembantu rumah tangga dan terakhir ini lebih canggih lagi yaitu pramuwisma. Tugasnya mulai bersih bersih rumah yang sangat besar dan halaman yang luas juga memasak buat tuan rumah.
Rumah Asli Belanda Di Haarlem Beda Sama Sekali Dengan Rumah Belanda Di Bandung |
Inilah cerita awal mula lahirnya Bedinde di Indonesia dan tetap bisa bertahan sampai saat ini meskipun namanya berubah menjadi babu, kacung, tukang kebun, pembantu rumah tangga dan terakhir ini lebih canggih lagi yaitu pramuwisma. Tugasnya mulai bersih bersih rumah yang sangat besar dan halaman yang luas juga memasak buat tuan rumah.
Rumah Belanda Di Alkmaar Nggak Ada Halaman Sama Sekali |
Rumah Belanda Di Amsterdam Kecil Dempet Dempetan Di Indonesia Besar Dan Punya Halaman Luas |
Semua Berwarna Merah Bata Di Indonesia Semua Putih Dan Beratap Limas |
Rumah Belanda Di Indonesia Temboknya Tebal Dan Kuat Di Nijmegen Temboknya Ngirit Batu Bata Alias Tipis |
Di Belanda Banyak Rumah Kopel Rumah Belanda Di Indonesia Besar Besar Dan Berhalaman Luas |
Nggak Ada Satupun Rumah Belanda Di Indonesia Yang Mirip Di Negara Aslinya |
Baca Juga :
- Imut Imut Rumah Belanda
- Duplikat Kunci Rumah Belanda
- Ke Belanda Apa Sih Yang Bisa Dilihat
- 3 Hal Tentang Orang Belanda
- Canal Cruise Belanda
- Enak Nggak Tinggal Di Belanda
- Bajaj Utrech Centrum
- Belanja Pagi Di Pasar Arnhem
- Pasar Utrecht Nggak Canggih Blass
- Lapak Pemulung Belanda
- De Adriaan Windmollen Haarlem
- Tips Visa
- Schengen Visa - Verboden Voor Makelaar
- Madurodam
- Volendam
- Den Haag City Center
- Parkir Kuwait Vs Parkir Netherland
- Damrak Amsterdam
- Keukenhoff & Zaanse Schaan
- Mengemudi Mobil Di Eropa
- Sepeda 'Londo'
- Beli Sepeda Di Belanda
- Sewa Mobil Di Belanda
- Rumah Makan Setan Di Gunung Setan
- Gypsy Dan Caravan Bergoyang
- Emak Diparkir Saja
waaa? jadi gitu ya Om, hmm..jadi lebih tau nih soal "rumah belanda-nya".
BalasHapusizin bookmark blognya ya Om, benar-benar menarik nih kupasan luar negeri nya.., semoga bermanfaat buat saya yang masih minim pengetahuan dunia luarnya :)
Mas Ardi, bagus ulasannya… salah kaprah ya… jadi pengin ke Belanda lagi… salam dr Manila
BalasHapusDi Indonesia memang sering salah kaprah dalam menyebutkan sesutu hal, padahal belum menelisik lebih jauh informasinya. Terima kasih ulasannya, menambah khasanah pengetahuan nih!
BalasHapussebenarnya memang benar, "Rumah Belanda" yang ada di Indonesia itu hanya menggunakan prinsip arsitektur klasik yang dibawa dari Belanda, Eropa. Ketika sampai ke Indonesia konsep eropa klasik tersebut dipadukan dengan budaya dan iklim lokal, kalau mau dibilang "Rumah Belanda" sih emang salah cuma maksudnya lebih baik dibilang rumah bergaya eropa, karena rumah kolonial ini dikenal sebagai Neo-Klasik atau Indis (Eropa-Indonesia(
BalasHapusSelama ini aku klu lewati rumah seperti itu, pasti ngomongnya " ini rumah belanda 😁"
BalasHapus