Taman Di City Center Kota Den Haag |
Kalau ke Belanda, saya sarankan menginap di Den Haag (The Hague), dan tentu saja akan lebih baik kalau nginapnya di City Center. Den Haag tidak terlalu jauh dari Amsterdam, hanya sekitar 49 Km saja dan dari Schiphol airport bisa dicapai dengan angkutan umum seperti taxi atau tram/kereta api. Transportasi umum di Belanda sangat lancar dan tidak perlu terlalu khawatir nggak kebagian tempat duduk. Hampir semua tempat dilalui tram/kereta api. Sewa mobil dan mengemudi sendiri lebih baik lagi karena Belanda yang kecil sekali bisa kita jelajahi semua lebih bebas. Den Haag tidak sebising Amsterdam dan hotelnyapun relatif lebih murah. Alasan lain, obyek wisata banyak ngumpul disini, misal Madurodam dan tempat wisata lain sangat mudah dicapai dari Den Haag.
Saya menginap di Novotel Den Haag, dan sebelumnya booking melalui http://www.booking.com/. Ternyata begitu check in langsung diminta bayar City Tax 19 %, lumayan tidak terpikirkan sebelumnya. Hotel ini benar benar terletak ditempat yang sangat strategis di daerah City Center atau downtown. Cukup jalan kaki saja anda bisa berphoto, melihat lihat pemandangan gedung gedung tua yang cantik dan bersejarah dan juga masuk ke museum atau obyek wisata lainnya. Dibawah ini adalah beberapa contoh gedung yang bisa kita capai dengan jalan kaki beberapa puluh atau ratus langkah dari hotel.
Ini adalah kolam kecil yang dikelilingi oleh jalan Korte Vijverberg disebelah timur, gedung parlemen Binnenhof dan museum Mauritshuis disebelah selatan, Buitenhof disebelah Barat dan jalan Lange Vijverberg disebelah utara. Menurut saya sih kubangan air tetapi orang Belanda menyebutnya dengan 'Pond'.
Ini adalah komplek gedung parlemen tua dan telah dipakai sejak 1446 dan sangat terkenal di tanah air karena proses kemerdekaan bangsa Indonesia dibicarakan digedung ini dalam Konferensi Meja Bundar. Letaknya persis didepan hotel Novotel Den Haag, tinggal nyeberang jalan sudah bisa langsung bergabung dengan turis lain yang menggunakan bus.
Ini adalah Art Museum yang artinya Rumahnya Maurice, karena dulunya memang milik John Maurice Of Nassau, katanya sih seorang militer dan gubernur didaerah jajahan Belanda di Brazil. Dibangun tahun 1636-1641 dan pernah terbakar tahun 1704. Tahun 1820 baru diakuisisi pemerintah Belanda untuk dijadikan museum dan dibuka untuk umum tahun 1822. Isinya koleksi lukisan dari pelukis pelukis terkenal Belanda seperti Rembrandt, Johannes Vermeer, Jan Steen, Paulus Potter dan Frans Hals.
Hotel tua tempat pejuang kemerdekaan Indonesia dulu menginap saat memperjuangkan keerdekaan Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar. Hotel ini dari luar masih tampak bagus dan antik dan bentuknya tidak berubah. Sekarang dikelola oleh Le Meredien group. Didepan hotel ini terletak semcam alun alun besar dan banyak sekali lapak lapak pedagang kaki lima yang ditutupi plastik karena belum buka saat saya jalan jalan pagi ke hotel ini. Dibelakang hotel ini adalah pertokoan barang barang fashion mewah, salah satu yang terbesar gedungnya adalah The Sting.
Ini adalah fashion boutique atau pertokoan segala macam pakaian pakaian dengan merk terkenal yang terletak dibelakang hotel Des Indes atau sekitar 300 - 500 meter dari hotel Novotel. Gedungnya terletak dipersimpangan jalan dan sangat mencolok mata karena berwarna warni seperti mosaik besar. Beberapa kali saya datang ketempat ini dengan tujuan mau membandingkan harga dengan Kuwait, tetapi selalu saja gagal karena terlalu pagi atau terlalu malam. Maklum punya waktu terbatas dan siang hari sudah dipakai keliling ke obyek wisata lain diluar Den Haag.
Nah, Den Haag ini lebih cocok kalau kita sebut kota pensiunan. Toko toko jam 10 pagi baru buka dan jam 4 - 5 sore sudah tutup. Jadi malam hari jalan jalan sudah sepi. Kita bisa beristirahat total di hotel setelah seharian keliling seluruh penjuru Belanda. Cafe, Pubs dan Restaurant memang banyak yang buka, tetapi tampaknya bukanya tidak terlalu lama juga. Saya sempat melihat Warung Parahiyangan, karena belum terlalu lapar saya tinggal putar putar kota sebentar, eh setelah kembali lagi ternyata restaurant tersebut sudah tutup.
Ngintip Toko Tutup Padahal Masih Terang |
Putar putar kota mencari restaurant yang baik dan halal sekitar jam 9 malam juga susah pada saat itu. Mungkin saya saja yang tidak tahu, tetapi katanya memang tenaga kerja di Belanda sangat mahal sehingga toko toko dibuat seefektif mungkin. Buka hanya beberapa jam saja dan setelah itu tutup kembali. Inilah akhir cerita tragis tentang turis kelaparan di Den Haag.
Baca Juga :
- Nonton Kebun Dan Sawah Bule Belanda
- Susu Belanda
- Ke Belanda Apa Sih Yang Bisa Dilihat
- Lapak Pemulung Belanda
- Enak Nggak Tinggal Di Belanda
- Belanja Pagi Di Pasar Arnhem
- Pasar Utrecht Nggak Canggih Blass
- Duplikat Kunci Rumah Belanda
- 3 Hal Tentang Orang Belanda
- Schipphol Selayang Pandang
- Vedagang Kaki Lima Belanda
- Belanja Pagi Di Pasar Arnhem
- Pasar Albert Cuyp Amsterdam
- Sociale Dienst - Tunjangan Gembel Belanda
- Kuliner Indonesia Ala Londo Celup
- Canal Cruise, Wisata Kolong Jembatan
- Enak Nggak Tinggal Di Belanda
- Imut Imut Rumah Belanda
- Duplikat Kunci Rumah Belanda
- Sepedaku Dicolong Maling Bule
- Sepeda 'Londo'
- Beli Sepeda Di Belanda
- Emak Diparkir Saja
- Jembatan Haarlem
- Iphone Kiri Blackbery Kanan
- Awal Mula Babu Dan Kacung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.