Selasa, 29 Januari 2008

Gosong Lagi

Seperti biasa pulang kantor jam 3 perut terasa lapar sekali. Dikantor makan siang hanya berupa roti, biskuit dan buah saja. Rotipun tidak pernah termakan habis, rasanya kecut, asam pokoknya nggak enak sama sekali bagi lidah Indonesia. Rutinitas masakpun dimulai, hari ini saya pingin sekali bikin rawon, kebetulan bumbu rawon masih ada. Sambil menunggu daging masak saya baca koran sambil tiduran didepan TV. Celakanya, saya baru terbangun jam 7 malam, tentu saja daging yang saya godok mulai sore tadi jadi arang. Jadi menu sore ini cukup nasi putih dan kecap saja. Nikmat ...... (by : Ardi )

Senin, 28 Januari 2008

KOC Spring Camp

Udara begitu sejuk pada minggu kedua setelah kedatangan kami di Kuwait. Pada saat saat seperti inilah Kuwaiti dan penduduk expatriate lainnya berwisata. Tidak seperti di Indonesia yang punya banyak tempat kunjungan wisata, di Kuwait tidak punya banyak pilihan, yaitu ke Pantai. Kuwait mempunyai garis pantai yang membentang panjang bersih dan indah, Arabian Gulf memberi berkah tersendiri bagi warga Kuwait, banyak ikannya. Kami 6 orang pegawai baru KOC rombongan pertama mendapat kehormatan untuk bersilaturahmi dan berkenalan dengan senior yang telah setahun lebih dulu tiba di Kuwait. Akhirnya, dipilihlah KOC Spring Camp sebagai tempat pertemuan antara Old Indonesian KOC dan New Indonesian KOC. Tempat ini cukup jauh terletak di Mina Al Zour dan bersebelahan dengan Mina Al Zour Power Plant, pembangkit listrik yang menerangi seluruh Kuwait. Sesuai dengan namanya, tempat ini hanya dibuka untuk pegawai KOC saja dan hanya pada saat musim ‘spring’ seperti ini. Ratusan tenda tersedia ditempat ini dan permainan sepeda atau mobil mobilan untuk anak anak juga tersedia. Jangan membayangkan seperti tempat bermain anak anak di Indonesia, Dufan misalnya, disini bukan tempat seperti itu, hanya berupa tenda atau perkemahan. Anda bisa memancing sepuasnya karena ditempat ini banyak sekali ikan dan sangat mudah untuk dipancing. (by: susy)

Kursi Arab

Salah satu barang menarik yang tidak ada di Indonesia adalah Kursi Arab. Kalau anda pernah melihat rumah tendanya Moammar Khadafi, perhatikan tempat duduknya, lesehan di karpet tetapi ada sandarannya. Kira kira seperti itulah bentuknya, warnanya norak merah, biru atau hijau dengan sedikit bordir berwarna keemasan. Barang ini banyak dijual di Pasar Jumat, oleh karena itu berangkatlah kami bertiga saya, pak Nailul dan pak Deni ke Pasar Jumat menggunakan bus 102. Turun di terminal masih harus ganti lagi dengan bus 21 dan turun di Lulu Center (Pasar Jumat). Temperatur udara lumayan dingin saat itu.
Ternyata belanjaan hari itu cukup banyak, ada yang belanja karpet dan ada pula yang belanja barang barang kecil lainnya. Masalah baru timbul pada saat mau pulang ke Fahaheel, ternyata barang yang kita beli tidak muat diangkut taksi. Akhirnya disepakati untuk nyewa truk saja dan dapat KD 7 sampai ke apartement baru di Mangaf dan drop karpet di Fahaheel. Masalah lain muncul, ternyata hanya dua orang saja yang diijinkan duduk di cabin depan. Setelah melalui perundingan sengit dan sesekali hom pim pa akhirnya pak Deni yang terpaksa harus duduk di bak belakang truk. Tetapi untuk menghindari kedinginan yang lebih parah lagi, akhirnya kami turunkan di Halte bus terdekat. (by: Ardi)

Seperti Penjara

Hari pertama tiba di Kuwait tanggal 17 November 2007, kami rombongan 6 orang dari Indonesia dijemput staff KOC di bandara. Proses immigrasi lancar, tidak ada satupun yang bermasalah. Pemandangan gersang yang kami lihat dari udara tidak lagi tampak, yang nampak adalah pepohonan disepanjang jalan, cukup hijau dibandingkan Saudi Arabia. Kami menikmati pemandangan dan suasana baru sepanjang perjalanan.
Akhirnya kami tiba di komplek KOC di Ahmadi, setelah melaporkan kedatangan kami ke staff KOC kami mendapat tempat istirahat di Guest House C. Bayangan kami yang namanya guest house tentu seperti hotel bintang 5. Tetapi ternyata kamar kamarnya lebih mirip penjara Kalisosok daripada Hotel bintang 5. Jendela dan pintunya berlapis lapis mirip bekas terali besi. Yang membedakan, penjara ini dilengkapi AC segede gajah dan celakanya hanya ada tombol on dan off saja, artinya saya harus milih kedinginan atau kepanasan. (by : Ardi )

Minggu, 27 Januari 2008

Masak Masakan

Masalah makan di Kuwait menjadi menu diskusi yang tak ada habisnya setiap hari. Maklum bapak bapak semua, jangankan masak, nama bumbu dapur saja sering keliru. Lagipula, lidah kita masih asli Indonesia belum terbiasa dengan masakan Arab atau India. Jujur saja, sebenarnya yang paling praktis adalah makan di luar tetapi karena alasan ekonomi (terlalu mahal njajan terus) kami lalu berusaha masak sendiri, kebetulan pak Arif bisa diandalkan untuk masak memasak ini. Apapun bumbu yang ada, dicemplungin semua. Bumbu atau bahan masak disini jelas tidak selengkap di Indonesia, untuk mencarinya perlu perjuangan tersendiri. Sayur sayuranpun juga tidak sama dengan di Indonesia, sayuran disini didatangkan dari luar, entah berapa lama perjalanan sebelum sampai ke bakala (toko kelontong) tempat kami biasa beli.
Biasanya pak Arif yang sibuk masak di dapur, yang lain pada nonton TV atau baca koran. Begitu masakan dihidangkan langsung diserbu habis dan tukang masaknya masih saja di dapur nggak selesai selesai nggoreng kerupuk. Untung selalu ada saja yang baik hati menyisakan makanan untuk pak Arif. (by : Ardi )

Turis Mbambung

Hari Jumat dan Sabtu adalah hari libur di Kuwait, kesempatan bagi kami untuk melihat kota dan menghapalkan route bus. Paling tidak kalau keluarga sudah bergabung ke Kuwait kita bisa sebagai petunjuk jalan. Biarlah anak dan istri kita nanti tahu enaknya saja. Jam 8 pagi saya, pak Arif dan pak Eki berangkat dari Mangaf dengan tujuan ke KBRI di Kuwait City untuk mengurus Family Visa. Temperatur udara saat itu 4 derajat celsius, celakanya nunggu bus nomor 102 tidak datang datang juga akibatnya kami semua kedinginan di halte bus. Akhirnya bus yang saya tunggu datang juga dan kami bertiga sudah tidak bisa lagi menikmati keindahan pemandangan, telinga, jari hampir beku sepanjang perjalanan.

Turun di terminal Miqgrab, peta langsung dibuka dan dimulailah petualangan jadi turis. Kami bertiga sepakat untuk jalan kaki saja ke KBRI karena di peta tampaknya dekat sekali. Hampir tiga jam lebih kami berputar putar di Kaifan untuk menemukan KBRI, keluar masuk jalan, loncat pagar, turun nyeberang selokan, tetap saja nggak ketemu. Peta dibuka kembali, tanya India ternyata nggak tahu bahasa Inggris tetapi si India nunjuk ke arah tertentu dan kami mengikuti saja, ya jelas jadi tambah jauh nyasarnya. Sudah lelah dan hampir putus asa, kami bertiga duduk di Trotoar dan nyari kendaraan yang bisa ditumpangi untuk ke jalan besar. Eh, malah terlihat bendera Indonesia berkibar diatas gedung kira kira 100 meter dari tempat kami klesetan di jalan raya. Lalu kenapa tadi berputar putar nggak karuan. Sialnya, begitu kami sampai di KBRI, ternyata KBRI tutup juga pada hari Jumat dan Sabtu. Ya Nasib...... (by: Ardi)

Sambal Pecel Terbang

Belum ada satu bulan Mas Ardi tinggal di Kuwait perintah jarak jauh sudah dimulai. ''Bun, belikan sambal pecel, krupuk udang, abon dan bumbu instant'' pintanya via telpon. Ha, untuk apa, jawabku. Disini enggak ada sayur pecel, setelah dibeli kirim ke Kuwait,''' jawab mas Ardi. Ok...Ok..,' jawabku di telpon. Nah..setelah satu hari belum ada tindak lanjutnya. Doi menanyakan kembali status bumbu pecel.


Nah, akhirnya tiga cewek jagoan (saya, ayu dan dinda ) belanja ke Carefour. Semua permintaan Mas Ardi ada, kecuali Abon. Saya jadinya beli Abon di Pasar Tebet Barat. Karena letaknya dekat dengan Apartement Casablanca dimana kami tinggal. Belanja kurang lebih habis Rp. 300.000,- Setelah belanja dan dibungkus, berat kurang lebih 9 kg. Kita diamkan barang itu, eh datang SMS, E-mail bahkan telpon menanyakan kembali status sambal pecel.


Bingunglah saya, wah, kirim pakai apa ya. Selama ini belum pernah kirim barang sampai ke Kuwait. Saya coba tanya ke DHL, ternyata mahal sekali tidak sebanding dengan harga barangnya. Pantang menyerah, lihat di Yellow pages alamat cargo international. Tanya sana tanya sini. Tapi jawabnya malah dia tertawa, ''kenapa sambal pecel sedikit kok dikirim sampai jauh bu, khan sayang ongkos kirimnya,'' jawab salah satu cargo yang ada di Jakarta.


Tanggal 6 Desember, setelah menjemput anak-anak pulang sekolah langsung berangkat ke kantor Pos Pusat Jakarta di Jl. Gedung Kesenian dekat lapangan banteng. Setelah tanya sana-sini , saya menemukan EMS International. Pak Heri, karyawan EMS, menghitung ongkos kirim Rp. 950.000,- Oit...3 kali harga barang yang mau dikirim. Akhirnya saya putuskan untuk mengurangi isi paket dengan harapan ongkos juga bisa berkurang. Akhirnya saya kembali lagi ke EMS dengan barang tinggal 3 kgdan sambal pecal terbang ke Kuwait dengan biaya Rp.300.000,-. ( by : Susy )

Arctic Monkeys Geek

aT Least...I bought the incridible album that i was think extinct...YESTERDAY!26"01"08!
ARCTIC MONKEYS!


FAVOURITE WORST NIGHTMARE


Geez...I search my favourite indie punk band's album..ALL TIMES OF MY LIFE!!I bought the cd,and now i ripped all the songs,and i have it on my mp3!!Way too cool!
I searched it on Semarang,and they said,"SOLD OUT",I searched it on Semanggi Plaza with my old friend,Intan,they said the same word thaaaaat!VICTORY-VICTORY!I searched every where,sold out..I found a music store that sold all kind of lame cd's and cassete's.My mom going to there,because sha want 2 bought ROSSA.What an old lady,wanna bought a lame cd..In Pasaraya Manggarai.I think they're not gonna have arctic's newest
album,even Rossa they didn't HAVE!!They seling old movies like titanic,and that kind of junk..They seling rip dvd's!!!!Whoo...But I see a Britney Spears cassete.I take it,and what i look on the back...ARCTIC MONKEYS CASSETE!!Now that's wickedly funny..An old store,seling a COOL thing.. But my mom doesn't allow me to buy that..I want to buy it with my money.But I LEFT MY WALLET ON MY TOILET!Sniff...I'm cryed all night...Hukss.
But God is good..I finally bought it..Not the cassete,but the cd!I spent Rp 96.000,- ,expensive,but it's okay!I'LL DO ANYTHING 4 A.M.!!Hiyaaaa.!
Alex can't sing,but he talk fast,and he is just like rapping,tough..




HaHaHa.
Ayu

Sabtu, 26 Januari 2008

Nyeberang Jalan

Penduduk Kuwait terdiri dari 40 % Kuwaiti dan 60 % expatriate. Selain dari negara tetangga timur tengah di sekitarnya, paling dominan adalah dari India, Pakistan dan Bangladesh.
Nyeberang jalan sebenarnya sesuatu hal yang biasa dan tidak menarik untuk bahan cerita. Tetapi di Kuwait bisa menjadi berita besar. Kita sering nyeberang jalan di Indonesia atau dimanapun juga, yang umum terjadi kendaraan yang melaju akan mengurangi kecepatan dan bahkan berhenti untuk mempersilahkan penyeberang jalan lewat. Itu hal biasa, di Kuwait penyeberang jalan yang harus mempersilahkan mobil mobil tersebut lewat baru kemudian menyeberang. Jangan harap mereka akan mengurangi kecepatan, melihat ada orang mau menyeberang umumnya mereka tidak mengurangi kecepatan mobilnya, bahkan kalau melihat India yang nyeberang maka mobil akan dipacu supaya lebih kencang lagi. Tetapi kalau Onta yang menyeberang, baru mereka berusaha mengurangi kecepatan atau menghentikan mobilnya. Jadi kalau mau aman nyeberang jalan, tuntunlah Onta dan jangan nuntun India.
(by: Ardi)

Ditinggal Ke Kuwait

Wah. Bener-bener dech. Pusing……Setelah Mas Ardi berangkat bekerja ke Kuwait Oil Company (KOC), baru terasa peningnya jadi Single parent. Ngurusin dua anak..Ayu dan Dinda yang sudah mempunyai kemauan yang berbeda-beda..

Selama ini saya cukup mandiri. Suami maunya tinggal beres semua. Yach, begitu Mas Ardi dapat khabar harus berangkat ke Kuwait. Mulailah mikir sana, mikir sini. Sampai mengusulkan ‘’berangkat ke Kuwait nya diundur aja dech ,’’ pintaku. Lha tiket sudah diisued dan Visa hampir exp ,’’ jawabnya.
Tanggal 15 Nov. Doi berangkat ke Kuwait. E…saya merasa ketergantungan sama Mas Ardi. Apalagi dengan yang satu ituduitnya…hi…hi….
Pekerjaan tambahan saya dan anak-anak ‘’Browsing”” cari informasi tentang Kuwait. Yach….ternyata yang membuat ademayem dirumah ……Internet. Setiap hari bisa email….email an. (by: Susy)

Pasar Ikan Al Quds (Al Kouts)

Ikannya Besar
Penjualnya Ramah Ramah

Al Quds adalah pasar ikan yang terletak di pinggir pantai didaerah Fahaheel. Koordinat Lokasi adalah N 29* 05.542' - E 048* 08.495'. Dari rumah saya tidak terlalu jauh, cukup jalan kaki saja sekitar 500 meter. Setiap week end Jumat dan Sabtu, sekitar jam 7 sampai jam 9 adalah saat saat ramai pasar ini karena pada jam jam tersebut diadakan lelang ikan.




Lelang Ikan

Bayangan saya tentang pasar ikan tak jauh beda dengan anda, bau amis, kumuh, perahu nelayan bertebaran tidak teratur, dan lain sebagainya seperti di sepanjang pantai utara antara Surabaya - Cirebon atau ditempat lelang ikan di Tegal. Tetapi begitu pertama kali saya mengunjungi Pasar Ikan ini langsung saya kagum. Pantainya bersih dan tidak ada bau amis sama sekali, dan yang lebih membuat saya kagum, kapal nelayannya sangat 'sederhana' (kata nelayan Kuwait di pasar ikan) yaitu berupa yacht atau semacam kapal pesiar mewah di Indonesia.


Kapal Nelayan
'Sederhana' Di Kuwait

Harga ikan, udang, cumi cumi cukup murah apalagi kalau kita ikut beli di tempat pelelangan. Cuma kalau beli di pelelangan harus banyak, sekitar satu ember, biasanya kami patungan berlima untuk membeli satu ember ikan, setelah itu diapartement dibagi rata dan pesta pora masak ikan. (by: Ardi)

Jumat, 25 Januari 2008

Umroh Dulu


Bulan Oktober 07, tepatnya di bulan ramadhan, kami sekeluarga Ardi, Susy, Ayu dan Dinda melaksanakan Ibadah Umroh, terutama untuk mengisi waktu Mas Ardi setelah resign dari Chevron dan sebelum berangkat ketempat kerja yang baru KOC (Kuwait Oil Company) - (Note : Setelah nyampai di Q8 ternyata perusahaan ini lebih beken dengan nama "Perusahaan Minyak Cap Manuk" karena logo perusahaan adalah gambar burung yang sedang terbang menukik). Sebelum berangkat saya dan anak anak hunting baju baju muslim dulu. Maklum, kebiasaan Dinda selama ini selalu memakai baju tank-top, baju tanpa lengan. Kalau Ayu cara berbusananya sudah cukup 'muslimah' cuma kerudung masih suka dilepas dan diletakkan sembarangan.




Siap Siap Menuju Masjidil Haram



Sepanjang perjalanan dari Apartement menuju bandara saya selalu berpesan kepada Dinda, ''Dek, kalau nanti tidak kuat puasa boleh setengah hari, pesanku mengingat jam penerbangan yang cukup lama. Eh....sepanjang perjalanan Alhamdullillah Ayu dan dinda tahan puasanya.
Selama dalam penerbangan menuju Jeddah, anak-anak diam dan sesekali melihat jam, mungkin berpikir sudah terbang 4 jam kok belum buka puasa juga. Tepat jam 18.00 (entah waktu mana yang dipakai yang jelas masih diatas laut sekitar Srilanka) pramugari mengumumkan, bahwa waktu buka puasa telah tiba. Sempat ragu karena diluar pesawat masih terang benderang, tetapi karena sudah lapar maka maka kami ngikuti waktu buka puasa Garuda Indonesia Airways saja.

Umroh Bersama Tazkia



Setelah menempuh perjalanan 9 jam, tibalah kami di Jeddah. Kami dijemput dengan bus. Langsung menuju ke Medinah. Setelah beribadah di Masjid Nabawi. Perjalanan dilanjutkan ke Mekkah . Kita serumah  menginap di Hotel Sofitel. Setelah menunaikan ibadah Umroh kita langsung pulang ke Jakarta, tepat sehari sebelum hari Raya Idul Fitri sudah tiba di Jakarta kembali untuk melanjutkan perjalanan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga besar Wiryoatmodjo di Cungkup Salatiga dan keluarga besar Mbah Wongso di Surabaya.



Baca Juga :

Pindah Ke Jakarta



Sejak Juli 07 lalu, saya dan anak anak (Ayu dan Dinda) memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Kami bertiga tinggal di Apartment karena menurut saya Apartment lebih aman, paling tidak untuk satu atau dua bulan di Jakarta selama mas Ardi menyelesaikan proses resign dengan Chevron di Duri - Riau. Ayu masuk SMP Negeri 115 dan Dinda sekolah di SD ASISI, termasuk sekolah bagus di Tebet. Mulailah kami ikut bermain dengan rutinitas kemacetan jalan di Jakarta.


Masuk ke daerah baru dan suasana baru memang menyenangkan, apalagi rutinitas sudah berbeda dengan apa yang saya lakukan waktu tinggal di Duri – Riau. Memang terus terang kami sekeluarga sudah hafal dengan Sumatera. Dari Aceh, Medan, Bukit Tinggi, Padang, Jambi, Palembang dan Lampung sudah kita jelajahin. Bagaimana tidak, 'Our Family' tinggal disana sudah 15 Tahun.

Selama saya tinggal di Pekanbaru, aktifitas saya cukup banyak. Disamping mengelola perusahaan sendiri juga aktif di beberapa organisasi seperti IWAPI dan ASITA berkat dorongan Mas Ardi yang selalu mendidik saya menjadi seorang wanita yang mandiri. Tidak canggung lagi ketika saya menjejakkan kaki di Jakarta, otak pedagang saya langsung jalan dan Alhamdullillah bisnis semakin maju di Jakarta.

Rutinitas anak anak setiap pagi sekolah dan sore ikut berbagai macam les, saya selalu menemani mereka. 'Enak tinggal di Jakarta' kata anak anak, memang 'ndeso' sekali anakku. (by:Susy)

Kamis, 24 Januari 2008

Terdampar Di Kuwait

Tanggal 16 November 2007, untuk pertama kali saya menginjakkan kaki di Kuwait. Kuwait Airlines yang membawa saya dan rombongan calon pegawai tetap Kuwait Oil Company (KOC) dari Indonesia terasa lama sekali. Berangkat dari Terminal F Cengkareng jam 23:00 malam WIB, hari Kamis 15 November 2007, kemudian transit di Kuala Lumpur hampir 2 jam. Jam 6:30 pagi waktu Kuwait baru mendarat di airport Kuwait. Total 10 jam perjalanan yang membosankan.

Menjelang mendarat di Airport, pemandangan yang terlihat lebih membosankan lagi, 'gurun' dan tampak tidak ada kehidupan. Mungkin karena masih pagi sekali, di airportpun tidak begitu ramai. Sempat terpikir, ngapain saya pindah kerja ke Kuwait, lha wong di Indonesia sudah enak dan nyaman dan kumpul keluarga. (by : Ardi )