Jumat, 08 April 2011

Catatan Umroh 1 : 8 Jam Di Border Kuwait - Saudi

Merdeka ! Lolos Pemeriksaan
Dan Stamp Passport
Seru...., 100% seru dan pengalaman yang luar biasa mengikuti perjalanan umroh lewat darat dari Kuwait ke Saudi Arabia. Setiap tahun kita sekeluarga selalu Umroh berangkat dan mengatur perjalanan sendiri dan selalu lewat udara tetapi baru kali ini kami mencoba melalui darat. Baca : Kalau Suami Istri Beda Tinggi dan Umroh Berangkat Dari Kuwait. Perjalanan Umroh ini kami lakukan tanggal 31 Mar - 7 Apr 2011. Tepat jam 14:00 tanggal 31 Mar, kami memulai petualangan perjalanan darat dengan bus bersama rombongan Masyarakat Indonesia di Kuwait. Total 2 bus atau sekitar 80 orang yang berangkat dari segala kalangan masyarakat Indonesia yang bekerja di Kuwait.

Tempat Kumpul
Masjid Indonesia Di Kuwait
Tempat berkumpul rombongan darat dipilih di Masjid Indonesia Di Kuwait, satu satunya masjid di Kuwait yang dikelola oleh masyarakat Indonesia. Masjid ini terletak di Regee sekitar 1.5 jam [179 km] dari perbatasan Kuwait - Saudi Arabia. Tidak semua calon jamaah Umroh saya kenal dan suasana masih terasa kaku meskipun sebenarnya kita sudah pernah bertemu sebelumnya saat manasik. Komunitas Indonesia di Kuwait memang banyak dan besar sekali, sehingga tidak mungkin rasanya kita mengenal satu persatu. Tetapi tidak apa apa, cerita dibawah ini mengakibatkan kekakuan kita menjadi lumer dan seolah kita adalah sebuah keluarga besar yang saling bantu membantu baik saat susah maupun saat lebih susah lagi di border.

2 Jam Di Perbatasan Kuwait

Ruang Tunggu
Salmi Border Kuwait
Perjalanan dengan bus dari Masjid Indonesia Regee ke check point Salmi border Kuwait yang berjarak sekitar 179 km bisa ditempuh hanya 1.5 jam saja. Highway 70 Kuwait yang lebar dan mulus membuat perjalanan begitu nyaman. Tetapi hal ini tidak terlalu lama terjadi, begitu tiba di perbatasan, ternyata proses check passport di pintu keluar Kuwait ini butuh waktu 2 jam !. Waktu yang cukup lama sekali hanya untuk urusan pemeriksaan passport atau stamp passport. Sebagai catatan, system komputerisasi dan database imigrasi Kuwait terbilang canggih. Jangan coba coba melintasi border Kuwait seandainya anda punya tunggakan kredit atau punya catatan kriminal. Bisa jalan kaki kembali ke Kuwait City karena tidak ada taxi atau angkutan umum sama sekali di border ini.


Ngantri Stamp Passport
Cukup Disodorkan Dari Jendela
Pos check imigrasi di perbatasan Kuwait ini menurut saya sangat jauh ketinggalan jaman dibanding border negara lain meskipun system komputerisasi Kuwait terbilang canggih. Negara sekaya Kuwait, bordernya kira kira sama dengan border Singapore-Johor Malaysia 75 tahun lalu, terutama gedungnya. Untuk periksa dan stamp passport, semua penumpang bus harus ngantri diudara terbuka, tidak ada tempat duduk, café atau tempat makan dan minum seperti layaknya sebuah border modern. Sempat terpikir jiwa bisnis saya, seandainya saja diperbolehkan buka usaha ditempat ini, pasti laris manis. Paling tidak jual es dawet, es campur atau semacamnya.



Antrian Paling Belakang
Nyaris Keluar Gate
Beruntung Umroh ini dilakukan bulan April saat udara terasa sejuk di Kuwait. Seandainya dilakukan saat musim panas atau musim dingin, bisa jadi seluruh penumpang bus akan kering atau membeku. Untungnya tidak ada Badai Pasir saat kami ngantri seperti yang terjadi beberapa minggu lalu. Yang cukup parah, gedung tempat pemeriksaan ini rusak parah dan hanya beberapa ruang saja yang digunakan, mungkin gedung check point ini bekas sasaran bom saat jaman perang dengan Irak tahun 1991 lalu. Dimana mana tampak runtuh dan rusak parah. Sangat kontradiksi dengan gedung gedung di Kuwait City yang megah dan gemerlap. Saya jadi ingat Battle Of Khafji yang terjadi tahun 1991 lalu.


Antrian Panjang
Sopirnya Ada Yang Turun Juga
Lebih celaka lagi, proses stamp passport cukup melalui jendela berjeruji. Para pelintas batas cukup menyodorkan passportnya melalui jendela dan apabila proses pengecekan selesai langsung petugas berteriak keras keras 'Jumadi Bin Maksum !!!!!', dan secara estafet pengantri paling depan akan meneriakkan hal yang sama sampai pemilik nama maju kedepan.  Antrian mobil juga tak kalah hebohnya, sopirnya terlihat ada yang seenaknya turun, entah ke kamar kecil atau ngantri stamp passport kurang begitu jelas. Yang saya lihat mobil yang dibelakangnya sibuk memundurkan mobilnya untuk pindah jalur check point yang kosong.


6 Jam di Perbatasan Saudi Arabia

Border Saudi
Periksa Komplit 6 Jam
Hanya beberapa ratus meter dari border Salmi di Kuwait, kita sudah sampai di border Saudi Arabia, sebut saja Al-Khafji border. Gedungnya memang lebih bagus dibanding Salmi tetapi proses birokrasi pemeriksaan sangat tidak effektif dan buang buang waktu. Jauh lebih parah dibanding Kuwait. Total waktu di border Saudi Arabia ini 6 jam !!!. Kalau membawa ketela Pohon bisa jadi tape nih kalau begini caranya. Gedung sebesar ini ternyata tidak saya temukan tempat makan dan minum sama sekali. Yang mudah terlihat cuma penumpang yang mondar mandir kesana kemari. Musholla tersedia dimana-mana, paling tidak kita bisa berdoa terus menerus 6 jam nonstop tanpa henti.



Ruang Pemeriksaan Barang
6 Jam Tidak Diperiksa  Petugas
Sama Sekali
Pertama kali datang, bus diminta parkir dan pak sopir diminta menuju kesalah satu ruang untuk mengambil nomor urut seperti layaknya di klinik kesehatan, dan dapat nomor urut 27. Saat mengambil nomor urut ini sudah sekitar jam 20:00 dan saat itu yang sedang diproses baru nomor urut 12, perkiraan jam 3 pagi baru selesai. Jam 24:00 bus baru diijinkan bergerak menuju pos pemeriksaan. Seluruh penumpang diminta turun dan barang bawaan termasuk yang di bagasi juga harus diturunkan. Semua kopor diminta untuk dibuka, tetapi 2 jam menunggu tidak ada satupun petugas yang datang memeriksa. Kopor kopor yang berjam jam kita tungguin ini memang akhirnya tidak diperiksa sama sekali. Petugas cuma datang dan langsung 'khalas' yang artinya 'selesai'. Si petugas cuma mengatakan 'Finish....'. Hebat....., tanpa dilihat dan disentuh sedikitpun langsung Finish, barangkali tehnologi Saudi lebih canggih dan menggunakan radar atau Tehnologi Penginderaan Jarak Jauh tercanggih didunia.


Meeting, Membahas
Keajaiban Birokrasi Saudi
Semua barang dan penumpang harus diturunkan karena bus akan discan disuatu tempat khusus yang berjarak sekitar 300 meter dari tempat kita diturunkan. Ditanggung bingung kalau anda yang jadi sopir, karena tempat scan ternyata bus harus balik arah kembali. Lumayan, 4 jam sendiri nunggu bus selesai scan. Penumpang sudah banyak yang senyam senyum ngrasani proses birokrasi ajaib ala Saudi,  tidak adanya tempat duduk atau cafe tempat makan dan minum dan bosan menunggu kopor masing masing yang terbuka nunggu diperiksa petugas.

Enjoy Saja, Sambil
Makan Menanti Keajaiban Lain
Selesai bus di scan saya kira urusan telah selesai, ternyata masih ada proses lagi yang unik, yaitu semua wanita digiring ke suatu ruang untuk diperiksa. Sempat heran juga, kenapa yang laki laki tidak diperiksa sama sekali. Petugas wanita yang memeriksa menanyakan 'apakah semua sudah diperiksa ?', dan karena tidak tahu jawaban kami tidak kompak, ada yang njawab 'sudah' dan banyak yang njawab 'belum'. Akibatnya nunggu lagi sampai semua benar benar diperiksa.


Tetap Happy Dan Optimis
Detektor logam seperti di airport tidak berfungsi sama sekali, jadi cara memeriksanya cukup digeledah satu persatu. Anjing pelacak jelas tidak digunakan karena termasuk kategori haram. Kotak Saran banyak tersedia dimana mana, tetapi entah dibaca atau tidak kurang begitu jelas. Cerita ini belum selesai dan akan bersambung dengan cerita ajaib dunia Arab yang lain.

Baca Juga :

5 komentar:

  1. Nice article...pertama sudah pakai kata kami, kemudian berubah menjadi kita...menurut saya sudah benar pakai kami...kalau kita berarti pembacanya terlibat didalamnya.
    Sudarmadji

    BalasHapus
  2. Sempet ngalamin nih.. hahaha memang aneh bin ajaib. Tapi indahnya Ka'bah dan Nabawi mengalahkan semua kelelahan dan keletihan di perjalanan (terutama border !!) hihihi

    BalasHapus
  3. mantep! sayang foto ku kurang banyak nih.. jadi kurang asik. Hahahaha!

    BalasHapus
  4. Mantaps mas Ardi, infonya apa adanya, "enak dan perlu dibaca"

    BalasHapus

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.