|
Barak Mbak Sri
Drop On & Drop Off |
Sejak saya tinggal di Kuwait, saya berinteraksi langsung dengan mbak Sri, mbak Nur dan mbak Jum dan saya menyaksikan sendiri masalah mereka. Jalan pikiran saya langsung berbalik arah dan sekarang saya tidak respect sama sekali dengan asosiasi tenaga kerja, aktivis perlindungan tenaga kerja maupun agen tenaga kerja karena didalamnya banyak 'oknum' yang 'main main' dengan hiruk pikuk tenaga kerja Indonesia diluar negeri. Saya juga prihatin dengan rekan rekan saya wartawan yang sampai saat ini masih 'dibodohi' para 'oknum' asosiasi tenaga kerja dan juga para pengerah tenaga kerja swasta di tanah air.
|
Pelanggar Ijin Kerja & Tinggal
Saat Mengurus SPLP Di KBRI
Setelah Dapat Amnesti Mar 11 |
E-mail dari Qatar dibawah ini dikirimkan ke Ikatan Alumni ITB di Middle East dan dengan gamblang menjelaskan masalah mbak Sri, mbak Nur dan mbak Jum di Qatar. Pada dasarnya apa yang terjadi di Qatar juga sama dengan di Kuwait dan mungkin juga di Saudi Arabia atau negara negara Timur Tengah lain, Malaysia maupun Hongkong. Silahkan baca e-mail tersebut (banyak yang saya hapus atau saya edit untuk menghaluskan bahasa saja).
Assallamualaikum wr wb
Kepada seluruh masyarakat Indonesia di Qatar email ini merupakan email ajakan untuk semua elemen masyarakat Indonesia di Qatar untuk memerangi keberadaan mafia kejahatan yang dilakukan dan di organisir oleh orang Indonesia di Qatar. Mafia ini menjual korban ke bangsa lain . Dan korban korban tersebut adalah para penata rumah tangga (TKW) kita yang sedang bekerja di rumah majikannya .. berikut adalah tiga modus operandi mafia tersebut
Modus operandi / cara kerja mafia kejahatan Indonesia di Qatar
Pertama : membujuk dan menjual korban.
- Mafia ini memakai penggaet perempuan Indonesia (penggaet ini dulunya korban juga, mantan TKW atau perempuan nakal yang sengaja kabur dari rumah majikan)
- Perempuan penggaet ini menyebar ke mall – mall dan tempat bermain keluarga, untuk mendekati calon mangsanya yaitu pembantu pembantu yg sedang bekerja mengawasi anak majikannya bermain. Dengan penampilan yg modern dan menjanjikan. Perempuan penggaet ini akan menceritakan cerita dia saat jadi pembantu hingga kabur dari majikan dan sekarang sdh berhasil bekerja di Qatar dengan penghasilan besar. Selanjutnya perempuan penggaet ini akan kasih saran pada calon korban untuk kabur saja dari rumah majikan. Masalah passport dan document document dia bilang mudah bisa dibuat di Qatar lalu mereka tukeran nomor mobile. Selanjutnya komunikasi melalui mobile dan terus dibujuk bujuk. Hingga si korban akhirnya tertarik dan memutuskan kabur dari rumah majikan dan dengan bantuan perempuan ini melalui mobile diarahkan ke suatu tempat dan akan dijemput oleh kawannya. Sampai disini selesai kerja si perempuan penggaet tersebut.
- Selanjutnya kelompok lain yang akan menghandel korban. Di jemputnya korban yg kabur dari rumah majikan tersebut dan di bawa ke satu tempat semacam rumah kontrakan.
- Oleh kelompok ini, perempuan tersebut disiksa bathinnya, sampai siap di dagangkan.
- Mangsa sekarang sudah jadi korban dalam keadaan linglung dan tak ingat . Selanjutnya dipasarkan ke camp camp buruh pekerja atau ke kontrakan kontrakan bachelor. Yang agak mendingan wajahnya di pasarkan ke para penjaga toko di mall mall, di Souk Asiri, di souk Ahmad. Korban dijual kehormatannya siang malam.
- Terakhir korban dititipkan ke taksi untuk diantar ke KBRI atau ke kepolisian Qatar
- Setelah tiba di KBRI atau di kepolisian, korban seperti linglung tidak ingat semua yang dia lakukan . Sampai kalau ditanya kemana saja dia dijual, mereka hanya dapat menceritakan, namun ketika ditanya siapa yang menampung mereka, maka selalu menyebut nama seseorang yg dulu pernah tinggal di Qatar dan sekarang tidak di Qatar lagi.
Motif kedua : Menampung para pembantu yg kabur beneran, yang memeng dari asalnya pembantu ini datang dengan niat jual diri ke Qatar.
- Sejak datang ke Qatar pembantu ini sudah niat nakal ke Qatar untuk cari uang dengan jual diri
- Di Qatar mereka bertemu dengan mafia ini, dan mereka kabur langsung bergabung degan mafia ini tanpa ada paksaan..
- Mereka di pasarkan dan dijual dengan cara yang sama dengan korban di motif operandus pertama.
- Dan setelah mereka punya uang banyak dan polisi sudah mencurigai gerak geriknya , mereka akan ke KBRI dengan tanpa apa apa dan akan diam seperti korban pertama, berharap bisa pulang dengan surat perjalanan dari KBRI.
Motif ketiga : Agen illegal
- Mafia ini dapat informasi tentang keberadaan dan berapa lama pembantu tersebut dirumah majikannya .
- Biasanya sebelum dua bulan pembantu ini dibujuk kabur dan akan ditampung di agent illegal ini
- Lalu agent ini akan menyalurkan ke majikan lain dengan biaya booking yang agak murah dikit (QR6000)
- Namun pembantu ini sudah di beritahukan oleh agent ini sebelum dua bulan harus kabur lagi ke agent illegal ini .
- Begitulah terus hingga ..berkali kali dan sama modusnya, setelah sekian lama mengelana tanpa document si pembantu ini akan dikirim ke KBRI oleh mafia.
- Di motif yang ketiga ini selain pembantunya jadi korban sexual mafia .. juga para majikan yang ditipu oleh agent gadungan ini.
Demikian pemberitahuan ini sebagai pengingat kita warga Indonesia di Qatar untuk kita sama sama memerangi para mafia kejahatan terogisir ini
Demikian dan terima kasih atas bantuan semua pihak.
Wassalam
Yang selalu mencintai sekarang sedang prihatin
Ade Sanjaya Aliyasa
QAPCO/ Auto-control Specialist
Baca Juga :
Dua tulisan diatas sesuai dengan keadaan sebenarnya. Seringkali tulisan lain di media media Indonesia setelah tulisan pertama selalu terkontaminasi oleh 'oknum oknum' Human Traficcker yang berlindung dibalik asosiasi, agen atau LSM perlindungan tenaga kerja. Banyak 'Oknum' orang Indonesia baik di Indonesia sendiri maupun dinegara tempatan yang kebakaran jenggot setelah bisnis perdagangan manusianya ini diputus.
Kuwait sempat menghentikan pengiriman TKW tahun 2009 dan menunjuk KUDLO (Kuwait Domestic Labour Organization) sebagai agen tunggal. Reaksi dari berbagai 'oknum' langsung simpang siur nggak karuan. Jadi, selalu berita di media media Indonesia seolah olah meng'Amin'kan apa yang telah dikatakan sebelumnya oleh tokoh tokoh 'human trafficker' di Indonesia.
Jadi kesimpulan dan history yang sebenarnya terjadi :
- Didatangkan Secara Ilegal
Pemerintah Kuwait secara tegas meminta 100 tetapi yang datang 500. Ini karena di Indonesia banyak PPTKIS atau pengerah tenaga kerja swasta nakal dan kontrol sangat lemah. Tahun 2008 saja ada 400 agen yang diverifikasi, termasuk agen Pagi-Sore (Baca : KBRI Kuwait Akreditasi 400 Agen TKI) sebelum akhirnya hanya satu yang diakui pemerintah Indonesia dan Kuwait pada tahun 2009. (Baca : BNP2TKI Hanya Akui KUDLO).
- Masa berlaku Visa habis, maka jadilah TKI Ilegal. Tidak mau pulang atau mengurus perijinan karena sudah keenakan cari uang mudah dan kemungkinan juga tidak tahu prosedur. Agen pagi sore yang mencapai 400 diatas jelas sudah kabur. Tetapi saya menduga karena alasan yang pertama karena kalau saja mereka mau datang ke KBRI sebelum ijin habis tentu akan dibantu. Buktinya, begitu ada Amnesti bulan Feb 2011, ternyata mereka berbondong bondong ke KBRI. Baca : KBRI Punya Gawe.
- Atas Kemauan Sendiri Menjadi Ilegal
Ini sama persis dengan e-mail dari Qatar diatas. Semula mbak Nur datang melalui proses resmi dan mendapat kontrak 2 tahun dengan majikan seorang Yaman yang baik. Interaksinya dengan sesama TKW menyebabkan dia diperkenalkan dengan seorang 'oknum'. Pokoknya kalau ada masalah hubungi 'Saya'. Begitu kontrak 2 tahun berakhir atau bahkan sebelum kontrak berakhir, si 'oknum' menyalurkan ke majikan baru seorang Mesir. Masalah ijin kerja dan ijin tinggal habis dianggap enteng dan tidak diurus. Iming iming gaji lebih besar tentu jadi senjata utama si 'oknum'.
Ada juga mbak Jum yang otodidak. Saudari kita yang satu ini tidak mau bekerja hanya dengan satu majikan saja dan dia juga tidak mau dikerjain para 'oknum'. Mbak Jum ini sudah expert, lancar berbahasa Arab dan mengenal medan. Dalam sehari bisa bekerja di 3 sampai 4 rumah tangga mulai dari bersih bersih rumah, cuci gosok atau bantu memasak. Dari segi pendapatan otomatis berlipat 3 sampai 4 kali dibanding kalau kontrak dengan satu majikan. Tentu saja sangat beresiko kalau sampai kena razia KTP. Pokoknya ijin tinggal kadaluarsa tidak peduli, yang jelas di Kuwait cari uang sangat mudah. Orang orang yang otodidak dan melanggar ijin tinggal inilah kalau tertimpa musibah selalu 'meledak' dan jadi bahan politisasi para 'oknum' human trafficker di Indonesia.