Senin, 11 April 2011

Catatan Umroh 2 : Jalan Panjang Menuju Madinah

Rombongan Umroh Perjalanan Darat
Masyarakat Indonesia Di Kuwait
Segar Bugar Dan Ceria Di Tengah
Perjalanan
Semangat tinggi untuk segera tiba dan beribadah di Madinah sedemikian tingginya sehingga rasa letih dan lelah tidak terasa lagi. Semua kalah dengan ‘Panggilan Allah’ yang sedemikian kuatnya. Baca : Catatan Umroh 1 : 8 Jam Di Border Kuwait Saudi. Dibawah ini akan saya ceritakan hal hal menarik, lucu, aneh dan ajaib sekitar umroh perjalanan darat dengan bus antara border Saudi ke Madinah yang berjarak sekitar 979 Km dan bisa ditempuh dalam waktu 15 jam dengan 4 kali istirahat di tempat istirahat exclusive khas Saudi Arabia yang tidak pernah saya jumpai di Kuwait, Indonesia atau negara manapun yang pernah saya singgahi. Suatu saat nanti kalau ada umroh perjalanan darat dengan onta akan saya ulas juga pengalaman saya dalam blog ini.

Jalan Raya Antara Saudi Border Ke Madinah
Lurus Dan Tak Ada Apapun
Yang Bisa Diceritakan
Jalan raya Saudi tidak selebar jalan raya di Kuwait. Lampu penerangan jalan hampir tidak ada dan gelap kecuali beberapa lampu dari mobil yang berpapasan. Sangat sepi saat kita melintas dan dari hal ini saja saya sudah bisa berkesimpulan bahwa Kuwait lebih glamour dibanding Saudi. Sepanjang jalan tidak ada yang bisa saya ceritakan karena jalan lurus nyaris tidak ada belokan sama sekali dan sepanjang kiri dan kanan jalan cuma gurun pasir datar yang kering kerontang. Kuwait masih lebih hijau dibanding Saudi karena pepohonan masih banyak yang kita lihat terutama farm atau kebun kebun hijau penduduk yang cukup banyak disepanjang highway Kuwait. Dari GPS yang saya bawa, saya bisa mengetahui jarak rumah sakit terdekat, pompa bensin atau lainnya. Semuanya cukup jauh dan menurut saya sangat sulit untuk mendapatkan pertolongan pertama kalau sampai terjadi kecelakaan.

Super Sopir

Ngopi Diatas Kecepatan 100 Km/Jam
Di Jalan Yang Lurus
Sopir bus kita bernama Abu Mohammad, artinya Bapaknya Mohammad. Di dunia Arab sini sudah merupakan hal yang umum dan merupakan kehormatan kalau memanggil seseorang dengan nama anak lelaki sulungnya. Sepanjang perjalanan yang panjang ini beliau tidak didampingi sopir pengganti sama sekali. Selalu tersenyum dan sangat ramah sekali. Bbiasanya orang Arab sangat sulit tersenyum kalau bertemu dengan orang yang baru dikenalnya. Kalau sudah kenal guyon ngakakpun sama saja dengan kita. Pak sopir ini punya keahlian khusus yaitu menuang minuman hangat dari termos yang selalu dibawanya dan diletakkan didekat kakinya saat kecepatan mobil diatas 100 Km/jam tanpa oleng kekiri atau kekanan. Terus terang, perhatian saya selalu terfokus kepada sopir ini, saya benar benar khawatir si sopir ngantuk karena tidak istirahat tidur saat di border.


Pompa Bensin

Pompa Bensin Baru Dan Terbagus
Sayang Belum Ada Yang Digital
Pompa Bensin di Saudi masih sangat jauh ketinggalan jaman disbanding Kuwait atau Indonesia. Dijaman serba digital seperti sekarang ini, meteran pompa bensin masih seperti pompa bensin di Indonesia sekitar tahun 1970 – 1980. Tidak saya lihat satupun sepanjang jalan ke Madinah yang menggunakan meter digital dan kalau mereset meter ke 0 harus dioglek oglek beberapa kali baru bisa nol. Mungkin harus ditendang dulu baru bisa nol. Setiap station pompa bensin jumlah pompanya luar biasa banyak, saya perhatikan rata rata diatas 20 – 40 pompa. Tetapi jumlah mobil yang keluar masuk mengisi bensin cuma beberapa mobil saja sehingga banyak pompa yang tidak difungsikan. Katanya saat musim haji semua pompa akan difungsikan semua.

Restoran

Rumah Makan 'Simpang Raya'nya
Saudi Arabia
Sama dengan di Indonesia, setiap tempat istirahat selalu ada Pompa Bensin, Restoran, Toilet, Bengkel atau Supermarket. Tetapi jangan dibandingkan dengan tempat istirahat di sepanjang tol Jagorawi di Indonesia yang penuh dengan Starbuck, Mc Donald atau restoran franchise yang apik. Di Sepanjang jalan menuju Madinah (dan juga Madinah Mekah) restoran yang ada kira kira dua tingkat dibawah restoran Simpang Raya atau Restoran Pagi Sore disepanjang Lintas Sumatra. Menu makanan sangat terbatas dan soal kebersihan jauh sangat terbelakang. Paling banter menu yang ada adalah Sandwitch, Burger, Nasi Biryani dan Ayam Panggang.



Saudis Yang Tidak Takut Diphoto
Sebagai orang Indonesia kita sudah terbiasa tertawa lebar bersama sama, mondar mandir cicip sana cicip sini saat bertemu dengan kawan satu perjalanan, bergabung dengan keluarga lain satu bus untuk menikmati makanan yang kita pesan. Di Restoran Saudi ternyata membawa malapetaka, kita terutama yang wanita dihardik cukup keras oleh orang Arab agar tidak tertawa cekakakan.




Ramai Ada Yang Marah
Saat Kejepret Kamera
Tidak cuma itu saja, wanita diminta naik kedalam bus kembali dan hanya laki laki saja yang boleh ngantri makanan. Restoran di Saudi umumnya dibeda bedakan antara ruang untuk Laki Laki, Perempuan dan Family.  Kita tidak bisa seenaknya bergabung dengan keluarga lain meskipun berada di ruang Family, kalau nampak cicip sana cicip sini dan main comot makanan keluarga lain langsung diusir keluar restoran. Untungnya orang Arab yang tidak tahu kebiasaan orang Indonesia tadi jumlahnya kalah banyak dengan kita dan kita masih bisa cuek saja makan bersama dengan rombongan Umroh dari Kuwait yang lain.

Restoran Fast Food Baru
Masih Bersih Dan Apik
Entah dalil mana yang dipakai, saat kita photo photoan didalam restoran seorang wanita tiba tiba marah dan minta segera menghentikan jeprat jepret yang kita lakukan. Barangkali dia takut tertangkap kamera karena sedang makan bersama selingkuhannya atau barangkali karena alasan lain yang saya tidak ketahui. Padahal menurut saya tertangkap kamerapun sebenarnya tidak apa apa dan tidak akan ada satu orangpun yang mengetahui karena wanita tersebut yang terlihat hanya matanya saja. Abaya hitamnya sudah menutupi seluruh tubuhnya kecuali mata saja yang terlihat. Kenapa takut dan marah ?


Toilet

Toilet Terbersih Yang
Saya Temui Di Saudi
Ini yang paling heboh dan membuat perjalanan kita penuh dengan canda tawa sepanjang jalan. Kalau tidak sedang perjalanan Umroh, barangkali kita sudah ngedumel menyaksikan  toilet Arab ditempat tempat istirahat sepanjang perjalanan ke Madinah (dan juga Mekah) ini. Tetapi karena sudah kehendak yang diatas bahwa kita harus berhenti di tempat istirahat semacam ini, maka apapun yang kita temui sepanjang jalan kita ambil hikmahnya dan kita anggap sebagai barokah. Semua pemandangan dan temuan didalam toilet harus kita 'syukuri' dan kita jadikan bahan pembicaraan dan guyonan yang tidak ada habisnya. Ada yang menemukan ‘harta karun’ yang berukuran jauh lebih besar dari orang Arab pemiliknya, ada yang menyebut ‘temuannya’ sebagai ‘isyarat akan datangnya rejeki’  dan ada juga yang mengatakan temuannya didalam toilet sebagai ‘rejeki’ karena tidak semua orang bisa ketemu ‘harta karun’ yang bisa bikin mampet toilet. Pokoknya asal ngomong saja, yang penting gembira dalam perjalanan darat yang cukup jauh ini. Soal aroma, susah untuk ditulis dengan kata kata, yang jelas parfum seharum apapun akan kalah semerbak dibandung parfum asli Saudi ini.


Satu Teko Untuk 'Harta Karun'
Segede Gajah - Pantas Mampet
Kenapa rata rata toilet umum di Saudi joroknya bukan main,  nah jangan tanyakan kesaya. Yang jelas kalau melihat teko untuk menyiram yang tersedia didalam toilet yang ukurannya hanya sekitar 1 liter saja per teko maka jelas tidak akan bisa menggelontor ‘harta karun’ orang Arab yang ukurannya sudah jelas jauh lebih besar dari rata rata bangsa lain. Apalagi kalau benar perkataan seorang kawan yang begitu sumringah ekspresinya saat meneriakkan temuannya ke kita semua yang sedang duduk duduk santai ‘Wuah…. Buesar Sekali Mbak……!!!!!’.



Baca Juga Cerita Aneh Umroh Dibawah Ini:

5 komentar:

  1. thumbs up utk storynya Mbak Susi dan Mas Ardy

    BalasHapus
  2. lihat tekonya....jadi teringat waktu ke masjid terapung mau ke toilet bingung cari gayung yang ada cm teko padang pasir hh.. makenya bingung .jadi deh basah baju ke bawah..hh

    BalasHapus
  3. ihihihi,, alhamdulillah gak pernah kebelet apa2 waktu ziarah2 di mekkah madinah, jadinya mesti di hotel deh ngluarinnya...
    seneng ne baca2 crita perjalanannya mbak,, :)

    BalasHapus
  4. Ngakak bacanya, ...ALHAMDULILLAH wkt umroh, ga ketemu harta karun..

    BalasHapus
  5. pengen banget ke Madinah lewat jalur darat, nampak sangat menyenangkan perjalanannya :)

    BalasHapus

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.