Jumat, 27 Mei 2011

Bengali

Kawanku Miah, Dipok Dan Saji
Kalau anda sedang jalan jalan di Kuwait dan berada dimanapun juga baik di pasar, mall, tempat kerja dan bahkan di perkebunan perkebunan yang berada di tengah gurun maka pemandangan yang paling gampang diingat adalah banyaknya expatriate dari India, Pakistan dan Bangladesh. Orang Arab tentu lebih banyak lagi, tetapi sangat sulit dibedakan antara pendatang dari Mesir, Palestina, Syria, Saudi Arabia, Yaman , Oman atau Qatar. Negeri kaya berukuran mini seperti Kuwait memang mengundang banyak orang dari berbagai Negara untuk datang.


Pantry Boy
Expatriate dari India di Kuwait memnduduki peringkat pertama dengan jumlah sekitar 600.000 orang dan diikuti dari Mesir, Bangladesh dan Pakistan. Bandingkan dengan jumlah orang Indonesia di Kuwait yang cuma sekitar 40 - 50 ribu orang saja. Total jumlah penduduk asing di Kuwait saat ini sekitar 2.5 Juta orang, jauh lebih banyak dari penduduk asli Kuwaitis yang cuma 1.2 Juta orang saja. Expatriate dari Bangladesh umumnya bekerja disektor domestik, seperti pekerja kebersihan jalan, taman kota, office boy dan berbagai macam pekerjaan kasar sekitar kebersihan umum.




Miah yang rajin menyiapkan
Kopi Setiap Hari
 Saya tidak tahu alasannya, sampai saat ini di Kuwait masih banyak orang yang memanggil para pekerja ini dengan istilah melecehkan, yaitu Bengali. Sering saya dengar, orang orang dari India paling sering menyebut orang orang Bangladesh ini dengan istilah Bengali. Mereka sendiri jelas tidak suka dipanggil dengan istilah Bengali tetapi entah kenapa nama cemoohan tersebut begitu melekat sangat kuat dikalangan para India yang sebenarnya secara geografis bertetangga dekat dengan Bangladesh. Bagi saya, Bengali ini tidak ada bedanya dengan saya, anda atau siapapun. Mereka juga bisa tertawa gembira, sedih atau menangis. Kenapa ?, mereka sendirian di Kuwait tanpa keluarga. Anak dan istrinya semua di Bangladesh. Pemerintah Kuwait dengan tegas membuat aturan bahwa siapa saja yang berpenghasilan dibawah KD 250 per bulan tidak boleh membawa keluarga ke Kuwait. Cukup wajar, karena angka tersebut adalah batas minimum seseorng bisa hidup layak di Kuwait dengan keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.