Catatan Ardi's Family: Maharana Pratap Airport Selayang Pandang

Sabtu, 17 Desember 2016

Maharana Pratap Airport Selayang Pandang

Gerbang Masuk Maharana Pratap Airport

Maharana Pratap Airport adalah domestic airport kota Udaipur, India. Sering juga disebut Udaipur Airport. Jaraknya dari kota Udaipur sekitar 22 Km saja. Nama Maharana Pratap diambil dari nama penguasa setempat saat jaman baheula. Bandaranya lumayan besar sekitar 504 Acres dan diresmikan tahun 2008. Tapi sepinya minta ampun, hanya ada 5 airline yang mendarat dan terbang melalui bandara ini. Contohnya Air India, Spice Jet, IndiGo, Jet Airways dan Supreme Airlines.

Gedungnya Besar
Tapi Jumlah Penerbangannya Setara Bandara Dumai

Kalau di Indonesia, kira kira sama dengan bandara Dumai. Kalau ada penerbangan, kelihatan banyak petugas dan terasa kesibukan normal bandara. Tapi begitu pesawat mulai terbang, bandara langsung sepi. Satu satunya Snack Bar yang ada langsung tutup dan buka lagi saat penerbangan pesawat berikutnya. Saya perhatikan, kelima pesawat yang terbang dan landing di bandara ini berasal/tujuannya sbb :

New Delhi, Mumbai : Air India dan Jet Airways
New Delhi, Jaipur, Mumbai : Spice Jet
New Delhi, Mumbai, Hyderabad, Kolkatta : Jet Airways
Jaipur : Supreme Airlines

Jangan Datang Terlalu Awal
Pintu Keberangkatan Masih Tutup

Sebenarnya kota Udaipur adalah kota wisata yang cukup ramai di Rajasthan, tapi entah kenapa kok jadwal penerbangannya sangat sedikit. Padahal, banyak sekali warga New Delhi yang berlibur saat weekend di kota ini. Hotel hotel besar juga penuh dipakai meeting, training atau conference perusahaan perusahaan dari New Delhi. Kira kira seperti kota Bandung, tempat orang orang Jakarta mengadakan meeting dan training atau menghabiskan akhir pekan.

Pemeriksaan Security
Hanya Beberapa Gelintir Orang Saja

Jumlah runway hanya satu dengan lebar sekitar 40-50 meter dan panjang sekitar 2.7 Km. Untungnya semua area dikelilingi pagar sehingga tidak ada sapi yang nyelonong masuk ke runway. Di India, sapi ada dimana mana mulai dikampung kampung, jalan protokol, di tengah pasar, tempat parkir umum, terminal bus, stasiun kereta api sampai halaman gedung perkantoran. Hanya di bandara saja saya tidak bisa menemukan sapi.

Check In Ticket
Petugasnya Hanya Satu

Kosong Melompong
Kasihan Porternya Nggak Banyak Aktifitas

Pesawat Yang Terbang/Mendarat Hanya Lima

Kosong Nggak Ada Pesawat Parkir Sama Sekali

Ruang Tunggu
Kosong Melompong

Kendaraan Pengantar Mulai Masuk
Bandara Sekitar Satu Jam Sebelum Pesawat Berangkat

Suasana Seperti Bandara Dumai
Sepi Dan Hanya Ramai Kalau Ada Pesawat Mau Terbang

Datang Ke Bandara 2 Jam Sebelum Pesawat Terbang
Ternyata Kepagian

Pintu Utama Keberangkatan
Belum Dibuka Nunggu Petugas Datang

Sepi, Nggak Ada Wifi, pesawat Belum Datang Pula

Snack Bar Satu Satunya
Segera Tutup Kalau Penumpang Mulai Boarding

Baca Juga :

3 komentar:

iyahyuktravelling19 Desember 2016 pukul 07.15
Mbak pernah ke atau tinggal di Dumai ya? Setau saya Dumai itu penerbangan terbatas. Salam kenal mbak
BalasHapus
Balasan

Tambahkan komentar

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Keluargaku

Ayah

Nama panggilannya Ardi tetapi kalau dirumah cukup dipanggil Ayah. Saat ini tinggal dan bekerja di Kuwait sebagai Staff Perusahaan Minyak Cap Manuk - Hubara, Kuwait.

Hobbinya ngopeni VW Kodok, main keyboard dan electric guitar. Kalau sudah mulai nyanyi semua langsung kabur. Suaranya nggak enak sama sekali, Termasuk manusia paling berisik didunia, kalau kabel listrik dicabut langsung pindah ke VW Kodoknya. Digebrak gebrok pindah lagi ke alat musiknya. Itulah Suami tersayangku.

Bunda

Susy Herwiyanti. Mantan Wartawati dan Staff Redaksi surat kabar dan majalah mingguan terkenal di Indonesia ini sejak tinggal di Kuwait langsung terpuruk menjadi ibu rumah tangga saja dengan tugas yang tidak bisa dikatakan ringan, yaitu antar jemput anak anak ke sekolah. Setiap hari nyopir VW Kodok merahnya .

Pernah aktif dalam kepengurusan berbagai organisasi seperti IWAPI, ASITA, Riau Sehat dan beberapa LSM sewaktu di Indonesia tetapi di Kuwait cukup ngurusi rumah, suami dan anak-anak saja.

Bisanya cuma masak nasi goreng. Masak lainnya, anak dan bapak selalu menyarankan beli jadi, karena sering kali gosong bila memasak karena tertidur didepan TV waktu nunggu masakan mateng.

Kakak

Putri Solo yang lemah gemulai ini namanya Ayu Putri. Nama panggilan dirumah paling banyak. Kadang dipanggil Puput, kadang Kak Via dan paling sering dipanggil Kakak. Hobbynya nggambar, internetan, main electric guitar dan electric bass.

Kalau mandi lamanya bukan main dan setiap pagi harus digebrok gebrok dulu baru selesai mandi dan berangkat sekolah. Kemana mana sering bawa sisir agar poninya tetap rapi.

Saat ini masih sekolah di Cambridge English School Hawally dan cita citanya ingin jadi designer atau arsitek.

Dedek

Kecil dan imut, cocok untuk gantungan kunci. Nama Indah Putri, dirumah sering dipanggil Dedek tetapi kalau disekolah nama panggilannya Dinda. Mantan semi finalis Olimpiade Matematika Tingkat SD se Indonesia ini cita citanya ingin jadi Petroleum Engineer kayak Ayah. Saat ini sekolah di American International School (AIS) di Hawally.

Hobbynya ngerjakan PR dan nyanyi. Kalau disuruh nyanyi pasti nggak mau dan lari, tetapi kalau Kakak dan Ayah sedang latihan musik sering ndekat dan ikutan nyanyi. Suaranya sangat mantap dan selama di Kuwait sudah pernah sekali masuk dapur rekaman untuk mengisi acara radio lokal. Saat ini di AIS juga sedang digembleng untuk nyanyi solo.

Oh iya, hobby lainnya adalah tidur dan ngeriting rambut. Setiap pagi selalu berantem dengan emaknya karena nggak bisa bangun pagi. 'Mata Dedek Lengket' katanya setiap dibangunkan pagi hari. Kalau dibiarkan saja bangunnya bisa sampai jam 11 siang. Udah bangunnya kesiangan ngeriting rambut pula, akibatnya rambutnya sering mbundel dan kayak indomie goreng kalau berangkat ke sekolah.

Pengalaman Lucu :

Sabtu, 17 Desember 2016

Maharana Pratap Airport Selayang Pandang

3 komentar: