Sabtu, 14 Maret 2015

Klenger Bayar Listrik, Air Dan Polisi Di UK

Tidak semua Rumah Di Inggris Punya Halaman
Dan Garasi Sendiri - Mobil Cukup Diparkir
Di Pinggir Jalan

Memang Uenak Tenan jadi warga negara Indonesia dan hidup di negeri sendiri. Sudah banyak sekali negara pernah saya kunjungi dan bandingkan, tapi hanya di Indonesia saja kita bisa hidup serba enak. Saya sendiri sempat terheran heran. Kenapa sampai saat ini banyak sekali orang orang  ditanah air yang bermimpi bisa tinggal dan menetap di Eropa.

Mobil  Ditempel Stiker Ini Bukan Berarti Gratis
Tetap Bayar Tapi Bulanan Dan Lebih Murah

Gimana tidak enak dan nyaman tinggal di Indonesia ?, bayar air dan listrik luar biasa murah dibanding Inggris. Bisa buang air sesukanya tanpa harus bayar biaya pengolahan limbah. Kena Tilang bisa bayar denda sangat sangat murah. Mau ngasih tips juga terserah nggak ada aturan apapun. Baca Juga : Bayar Capital Gain Tax Di Inggris, Uenak Tenan


Per Hari Harus Bayar GBP 12 Kalau Nggak
Punya Stiker Resident Berlangganan

Karena saya orang Indonesia Asli dan tinggal diluar, kelakuan saya tidak berubah sama sekali dan cenderung sama persis dengan umumnya orang Indonesia di tanah air. Kalau ada tagihan air, listrik, BBM, denda tilang  atau apapun yang terasa mahal sekali, maka langsung menjerit kaget. Karena hanya itulah yang bisa saya lakukan di Inggris.

Jauh lebih enak di tanah air, begitu ada kabar kenaikan air, listrik, BBM maka dengan spontan langsung menggalang demo turun kejalan dan menghujat pemerintah. Padahal harga tarif listrik, air dan BBM di Indonesia jauh lebih murah dibanding negara lain terutama Inggris. Di Inggris, saya nggak bisa macam macam, apa yang tertulis di surat tagihan mau nggak mau harus segera  dibayar daripada berurusan dengan hukum.


Harus Bayar Pajak Kebersihan Kota, Pajak
Pemadam Kebakaran Dan Pajak Untuk Polisi

Perhatikan tagihan tagihan dibawah ini dan bandingkan dengan tagihan di tanah air. Mana lebih nikmat hidup di Indonesia atau di Inggris (Eropa).
  • City Council Tax (Untuk Kebersihan Dan Prasarana Kota) : GBP 781.02 (Rp 15.240.630)
  • Fire And Rescue : GBP 40.92 (Rp 798.502)
  • Police & CC (Untuk Keamanan dan Lalu Lintas) : GBP 102.84 (Rp 2.006.794)
Jadi Total GBP 924.78 (Rp 18 Jutaan) untuk 3 bulan saja atau Rp 6 Jutaan per bulan.

Bayar Air GBP 46.18 Per Bulan Dan Bisa Lebih Besar Lagi
Kalau Rumah Lebih Besar. Cara menghitung Berdasarkan
Luas Rumah, Jumlah Kamar Dan Jumlah Penghuni

Di Indonesia mana ada pajak untuk membayari perawatan kota, pajak untuk pemadam kebakaran dan polisi. Kalau ada sarana umum seperti Taman Kota terlihat kotor dan butut atau Pemadam Kebakaran dan polisi telat datang kalau dimintain bantuan, masyarakat cukup teriak teriak di medsos, demo atau nulis keluhan di Surat Pembaca.

Polisi kelihatan nggak bener di jalanan langsung koar koar di Facebook dan tweeter. Uenak tenan kan jadi orang Indonesia. Nggak pernah sama sekali bayar City Tax, Fire & Rescue Tax dan Police & CC Tax tapi bisa ngaku ngaku yang mbayari perawatan kota, pemadam kebakaran dan polisi dari uang rakyat.

Bayar Juga Biaya Limbah GBP 68.94

Pajak di Indonesia sangat rendah hanya 12 % dari GDP salah satu sebab karena nggak ada pajak seperti diatas, di UK mencapai 39 % dari GDP.
BacaList Of Countries By Tax Revenues As Percentage Of GDP.  

Berdasarkan data IMF, Worldbank dan UN tahun 2013, GDP Indonesia berada diurutan 16 (USD 868,346 Million) sedangkan UK nangkring di urutan 6 dunia (USD 2,678,455 Million). Hitung sendiri betapa kecilnya pendapatan pajak di Indonesia.
Baca : List Of Countries By GDP Nominal

Petunjuk Kalau Mau Complain
Boleh Ngeyel Kalau Merasa Tiba Tiba Naik

Ada lagi reaksi saudara saudara saya yang cukup unik di tanah air tentang rencana kebijakan pemerintah melakukan penyesuaian tarif air dan listrik. Bandingkan dengan tagihan dibawah ini :
  • Tagihan Air : GBP 46.18 (Rp 901.000)
  • Tagihan Pengolahan Limbah : GBP 68.94 (Rp 1.350.000)
  • Tagihan Listrik : GBP 219.4 (Rp 4.300.000)
Jadi Total GBP 334.52 (Rp 6.527.740) per bulan untuk rumah setara dengan Type 36/45 seandainya anda tinggal dan menetap di UK. Kalau rumah anda lebih besar lagi tentu akan bayar air, listrik dan limbah lebih mahal lagi.

Note : Pemakaian air tidak menggunakan meteran tetapi berdasarkan table luas bangunan, jumlah kamar dan jumlah penghuni. Demikian juga dengan biaya pengolahan limbah. Hanya listrik saja yang pakai meteran. Kalau musim dingin berarti heater pemanas ruang akan menyala penuh dan bayar listrik akan semakin mahal.

Bayar Listrik GBP 219.40 -Mahal Amat ?,
Ngeyel Kemahalan Boleh, Tapi Jawabnya Sak Enake Dewe
Musim Dingin Melonjak Karena Heater Menyala Terus

Di Indonesia belum ada tagihan untuk pengolahan limbah. Air tinggal buang ke selokan, lalu seterusnya buang ke laut. Uenak tenan memang hidup di Indonesia. Kalau sampai air sungai tercemar, tinggal teriak teriak dan memaki maki lurah, camat, bupati, walikota, gubernur dan presiden.
'Huh, nggak becus ngatur kota / negara', 
'Limbah dimana mana, apa kerja pemerintah ?'
'Pajak naik lagi, kemana saja tuh duit pajak yang sudah dibayarkan rakyat ?' 
Dan berbagai macam sumpah serapah lainnya.
Uenak tenan kan jadi orang Indonesia, nggak pernah bayar Pajak Limbah tapi bisa nuduh korupsi pemerintah.

Kena Tilang - Tahu Tahu Kaca Mobil Ditempeli
Surat Cinta Hanya Karena Parkir Didepan Rumah Sendiri
Mobil Bagian Depan Masuk Halaman -  Ekor Di Trotoar

Belum lagi kalau kita punya mobil. Rumah rumah kecil di Inggris umumnya tidak punya halaman dan garasi. Biasanya mobil diparkir dipinggir jalan dan jarak dari rumah bisa 100 m sampai  200 m. Rasanya nyesel sekali punya mobil tapi harus jalan kaki 100-200 meter setiap hari untuk menuju ke parkiran mobil.

Karena saya asli orang Indonesia, maka kelakuan saya juga masih sangat Indonesia sekali. Mobil saya parkir didepan rumah dengan tehnik Burung Onta. Bagian kepala berhasil masuk ke halaman rumah tapi bagian ekor masih tetap di luar halaman rumah. Akibatnya ada warga yang melaporkan ke polisi.

Denda GBP 70 Karena Ekor Mobil
Nutupin Trotoar Untuk Pejalan Kaki

Pagi hari, kaca depan mobil sudah ditempeli surat cinta berwarna kuning. Dan saya terpaksa harus bayar GBP 40 (Rp 780.550). Kalau tidak segera saya bayar saat itu juga maka denda naik menjadi GBP 70 (Rp 1.365.962).

Jelas, enak sekali hidup di Indonesia. Nggak ada tetangga yang iseng lapor ke polisi kalau jalannya terganggu mobil parkir. Kalaupun ada yang lapor polisi paling nggak ditanggapi polisi juga. Nggak pernah bayar Police Tax kok minta dilayani.  Uenak tenan memang jadi orang Indonesia, trotoar didepan rumah sudah seperti milik sendiri. Mobil bisa bebas parkir didepan rumah dengan roda nangkring diatas trotoar.

Ekor Mobil Nyentuh Garis Kuning - Trotoar Terhalang
Huh, Jalan Muter Dikit Aja Kenapa Sih Nggak Mau
Malah Lapor Polisi

Masih banyak yang bisa saya ceritakan tentang Inggris dan Eropa, seperti harga BBM yang muahal sekali, parkir di pusat kota yang juga muahal, pajak restaurant yang dibebankan ke konsumen, Bayar tips/gratuity saat makan di restaurant dan lain lain.

Tapi, saat ini Indonesia sedang berubah. Warung Padang dan warung gudeg segera kena pajak seperti di Inggris dan negara negara lain. Pelan tapi pasti, suatu saat nanti City Tax, Fire & Rescue Tax dan Police Tax pasti akan diimplementasikan juga di Indonesia.

Jangan sampai iuran sampah, iuran Kamling, iuran Fasum dan kutipan PKL selamanya dikutip oleh RT, Building Management, Pengembang Perumahan, Preman dan swasta. Jangan sampai juga negeri kita jadi sorga bagi pelarian bule yang kabur menghindari pajak dinegerinya.

Makan Di Restaurant
Udah Bayar Pajak Bayar Gratuity Juga

Catatan :
Di UK pajak pendapatan, pertambahan nilai dan pajak pajak lain relatif sama dengan di Indonesia. Dan pendapatan dari pajak jauh lebih besar dibanding negara sebesar Indonesia. Baca saja Taxation in UK, List Of Tax By Countries, Income Tax In European Countries


Baca Juga :

93 komentar:

  1. Hujan tagihan di negeri orang, masih lebih baik hujan gedhang goreng di negeri sendiri

    BalasHapus
  2. Pantesan kemaren di talkshow trans tv jono ngomong gk mau balik ke uk enakkan tinggal di indonesia di uk makanannya juga gk enak katanya enakan di indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah nggak kehitung bule gembel lari ke Indonesia menghindari pajak, Eh nyampai di Jakarta malah diperebutkan Artis

      Hapus
  3. yaampuun, jadi merasa lebih betah tinggal di sini Buk, makasih cerita ceritanya, sangat kereeeeen ^^

    BalasHapus
  4. Ya ibarat melihat gunung mas, dari jauh kelihatan mulus bersih, tapi dari dekat baru kelihatan terjalnya, apalagi kalok dilalui… salam…

    BalasHapus
  5. Itu kan jumlah PENGELUARAN. Tulis juga dong pemasukan alias gaji yg diterima. Kalau pemasukan lebih besar dari itu semua, kan rapopo to?
    Di indonesia gaji UMR 2 jt an, harus sewa rumah, bayar listrik, air, bbm motor, makan, sekolah anak, beli baju. Nggak heran ada guru yg di sore hari nyambi jadi pemulung, polisi nyambi nambal ban, pegawai RS sambil jualan baju dan jilbab, dll. Enak tinggal di indo, kalau bisa korupsi kayak polisi rek.gendut, anggota DPR yg korup dan pengen KPK bubar aja, pegawai kecamatan yg terima pungli. Dll kerja nggak halal, Jon!!….

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dinegara manapun sama saja, termasuk di Inggris. Banyak yang nyambi jualan Kaki Lima, buka warung tenda PKL,ngamen, sopir taxi dll. Caranya saja yang beda.
      Jual bensin eceran jelas nggak ada karena dilarang. Ngojek juga nggak ada karena nggak boleh.
      Baca saja seluruh isi blog ini ...nggak ada satupun penulis/wartawan di Indonesia yang pernah blusukan dan mengungkap sisi lain negara negara Eropa. Yang ditulis obyek wisata mulu...

      Hapus
    2. pffftt.... anda "hanya" melihat sisi gelapnya, ibarat orang dah skeptis ngeliat yg bagus pun tetep dianggap jelek. Tentu saja di setiap negara ADA warga miskin nya tapi anda punya ga perbandingan Warga Inggris yg hidup diatas dan dibawah garis miskin? ADA GA? yg mengherankan anda memposisikan seolah olah SEMUA WARGA INGGRIS kerja nyambi.

      Hapus
    3. Sisi gelap juga perlu diketahui banyak orang mas, nggak perlu malu atau anda sembunyikan. Tiap hari saya menyaksikan di jalanan London atau kota lain juga banyak gembel, hanya blog ini yang menulis secara jujur apa adanya lengkap dengan photo.

      Hapus
  6. Kalo merasa mahal hidup di negeri orang,pulang ajalah! ngapain lagi ngedumelin peraturan pemerintah negara orang. Pajak disana tuh benar2 buat keamanan dan kesejahteraan rakyatnya! Apalagi jika negaranya tidak punya kekayaan hasil buminya, darimana APBN nya kalo bukan dari pajak! Enakan disini tuh apbn nya bisa dibancak dikorup sama gerombolan pejabatnya.hasil bumi nya dirampok sama pengusahanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pulang ??? Nggak ah kalau pulang. Entar ikut ikutan demo nuduh PNS Pemda dan polisi makan uang rakyat, padahal di Indonesia tidak ada satupun rakyat yang bayar City Tax, Police Tax dan Fire & Rescue Tax. Takut dosa.

      Hapus
  7. sombong baru kuliah di inggris saja sudah merasa jadi orang yang paling kaya, di indo banyak orang miskin bung, jgn samakan dengan yang disana, bodoh

    BalasHapus
  8. @Mas Agung Soni, Kalau pelajar di negara manapun nggak akan bayar Pajak termasuk di Inggris. Masak ndak tahu. Orang orang hebat seperti anda inilah yang kita harapkan untuk memberi informasi yang benar.

    BalasHapus
  9. Mohon maaf bang tapi tulisan ini ga objektif. Disana gaji dosen aja sekitar £ 2500 - £ 5000.
    Pajak benar2 digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Bandingin sama Indonesia inequalitynya jauh banget. Dijakarta gaji 15 juta ga bersisa, padahal masih ada yang gajinya 2.5jt. Aku juga tinggal di London bang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masalah gaji di Indonesia masih kecil dan tidak merata itu masalah lain dan tugas pemerintah dan kita semua bersama.
      Saat ini yang perlu kita pikirkan bersama adalah bagaimana menaikkan standard gaji secara nasional tapi juga menaikkan pendapatan pajak secara bersama. Semoga bisa mentrigger anda semua untuk berpikir demi bangsa Indonesia yang lebih baik

      Hapus
  10. Mantabs nan aktual mas Ardi :)

    BalasHapus
  11. ini kalau diterapkan di ndonesia bisa-bisa pemerintah didemo besar-besaran dan dituduh penghamba kapitalis..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat mungkin diterapkan di Indonesia. Bukankah saat ini anda bayar Iuran Sampah, Uang Keamanan Lingkungan dan Iuran Fasilitas Umum ke pak RT, Building Management atau Pengembang Perumahan ?. Ini semua tidak lain adalah City Tax. Bukankah lebih baik semua iuran tersebut dikelola negara seperti di Inggris ?. Tentu perlu orang seperti AHOK untuk mengambil iuran tersebut dari swasta menjadi City Tax.

      Hapus
  12. orang goblok sampe inggris tambah goblok aja, malu2in orang Indo aja.
    Disana bayar tapi ada kompensasi dari apa yang dibayar. Listrik-stabil. Air-bisa langsung minum. Uang kebersihan - lingkungan bersih. Firefighter - bisa tanggung jawab. Uang Parkir-rapi (hilang masih bisa dicari)
    Di Indo bisa dapat itu semua ?, bisa-nya hanya protes. Mentok: kapan yah Indo bisa kaya gitu ? Kalau mau tambah goblok jangan sampe inggris, sayang kan harus bayar tiket pesawat mahal US$ pula

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seperti Ayam dan telor, mana yang duluan ?. Indonesia perlu orang orang hebat dan pandai seperti anda untuk memikirkannya, apakah menaikkan pendapatan pajak dulu untuk membangun seperti yang anda harapkan atau sebaliknya. Kalau sebaliknya duitnya dari mana ?

      Hapus
    2. Indonesia perlu orang orang pandai dan hebat seperti anda untuk membuat negara ini tidak tergantung minyak, hutan dll.
      Pendapatan pajak Indonesia sangat kecil sekali, tugas kita semua untuk bersama sama mengatur dan mengawasi pungutan pungutan yang dilakukan swasta untuk kemaslahatan bersama.
      Contoh iuran sampah, satpam, fasum, retribusi pasar dan pkl.
      Indonesia mampu membuatkan system elektronik yang transparan seperti di negara Eropa. Cuma perlawanan yang menentang akan sama seperti eBudgeting AHOK vs DPR.
      Mari mulai memikirkan agar Indonesia lebih baik, transparan dan bukan sorga buat koruptor. Masih banyak iuran yang dikutip swasta yang seharusnya masuk ke kas negara dengan nama City Tax atau semacamnya

      Hapus
  13. pendapatan pajak Indonesia sangat kecil sekali
    ====================================
    bisa menjelaskan dengan angka ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Masjokomu. Hitung sendiri ya, Tax Revenues Indonesia itu 12 % GDP sedangkan UK 39 % GDP. Berdasarkan data IMF, World Bank dan UN tahun 2013, GDP Indonesia itu urutan 16 dunia (868,346 Million USD) sedangkan UK di urutan no 6 (2,678,455 Million USD). Artinya sangat kecil sekali bukan ?
      Sumbernya sudah saya tambahkan pada tulisan diatas.

      Hapus
    2. Masjokomu, saya jadi ingat masa kampanye dulu. Salah satu capres menyatakan bahwa ada kebocoran pajak sebesar Rp.360 T. Itu baru dari kalangan menengah ke bawah lho.

      Hapus
    3. @Kaka Czeto, perasaan masjokomu udah nulis koment di atas pendapatan dari sektor pajak 70 %, walaupun angkanya masih debatetebel, kok masih dibilang kecil, nah yang besarnya harus berapa ?
      kalau untuk yang kampanye, kita anggap udah berlalu saja deh hehe

      Hapus
    4. Kalau menilik pernyataan presiden sih tax coverage ratio kita hanya sekitar 50% mas. Angka ini kecil atau besar itu terserah Masjokomu saja. Tetapi kalau barang dagangan saya ada yg nawar sampai 50% saya akan mengeluhkan tawarannya kecil sekali.

      Hapus
    5. yang masjokomu garis bawahi adalah pernyataan pendapatan pajak di Indonesia masih kecil sekali.
      sekali lagi pendapatan!
      jadi Kaka Cheto, pendapatan bukan tax coverage ratio, yang sebesar 50 %.
      meminjam istilah Kang Armand, yang pernah kasih semangat masjokomu untuk nulis,
      itu barangkali ratio pembayar pajak di Ina dengan potensi nya.
      sekali lagi itu barangkali ya.
      jadi bukan pendapatan pajak di Indonesia kecil!
      sekali pendapatan.
      @Ardi. link yang Ardi berikan itu ratio tax dengan GNP yo masih jomplang (12 %).
      bandingkan dengan PPh yang 15 %
      tapi mari kita berpikir jernih dan fair sajalah
      coba kita pahami bersama kutipan berikut:
      2015 tahun kebangkitan pajak nasional
      1 bulan lalu | Dibaca 5249 kali
      Oleh Roy Rosa Bachtiar
      Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
      Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan tahun 2015 akan menjadi momentum dari kebangkitan pajak nasional.
      “Dalam pengertian bahwa pajak akan menjadi sumber penerimaan utama di Indonesia, sebagaimana yang tertulis dalam APBN,” kata Bambang dalam acara penyerahan izin praktik konsultan pajak di Jakarta, Selasa.
      Menurut Bambang, penerimaan pajak telah menjadi tulang punggung pendapatan negara dan menjadi semakin penting bagi kelangsungan pembangunan nasional.
      Pada tahun ini Indonesia akan menghimpun pendapatan pajak sebesar Rp1.300 triliun, atau menempati sekitar 70 persen komponen APBN 2015, ujar Bambang.
      “Dengan budget (dana) yang terpenuhi, kita bisa buat jalan yang bagus, akses kesehatan mudah dan murah, keamanan terjaga, pendidikan berkualitas, semua itu bisa kita wujudkan demi warga,” kata Bambang.
      Editor: Aditia Maruli
      http://m.antaranews.com/berita/476600/2015-tahun-kebangkitan-pajak-nasional

      Hapus
    6. Hahaha… baru paham saya dimana miss-nya.
      Masjokomu beranggapan bahwa kata “kecil sekali” itu menyangkut nominal. Sementara mas Ardi dan saya tampaknya sepaham bahwa “kecil sekali” itu karena adanya perbandingan.
      Jadi, Masjokomu menganggap angka 70% dari Rp.1300T tidak boleh dianggap “kecil sekali”. Sementara mas Ardi menganggap bahwa angka itu bisa dibilang “kecil sekali” jika dibandingkan dengan GDP.
      Saya rasa dalam diskusi ada baiknya Masjokomu mengikuti pengertian dari pembuat pernyataan, dalam hal ini mas Ardi. Kalau membuat pengertian sendiri jadi tidak nyambung seperti ini hasilnya.

      Hapus
    7. Ya monggo saja kalau mau membelokkan kata-kata. Di atas ada semua, bisa dibaca dengan jelas.
      Insya Allah masjokomu konsisten dan tidak mispeesepsi.
      masjokomu hanya menanyakan kepada respon Ardi tanggal 15 Maret jam 12.43.09 tentang Pendapatan pajak Indonesia sangat kecil sekali
      tapi jawaban Ardi ratio tax dengan GDP 12 %
      begitu masjokomu jawab pakai link pajak 70 % pendapatan negara, malah dibilang nggak nyambung.
      makasih deh sak kerso panjenengan hehe

      Hapus
    8. Langkah Masjokomu untuk meminta klarifikasi sebenarnya sudah benar. Dan pertanyaan klarifikasi Masjokomu itu sebenarnya sudah dijawab dengan perbandingan tax - GDP oleh mas Ardi untuk menjelaskan maksudnya. Tapi sayang Masjokomu tidak menerima penjelasan itu dan berkeras dengan definisi sendiri.
      Dalam berkata2 wajar ada miss-persepsi mas. Kalau antar pedagang saling bertanya berapa keuntungan hari ini banyak yang akan bilang masih sangat sedikit sekali. Padahal bisa jadi hari ini sudah dapat bbrp juta. Tentu sesudah klarifikasi kita bisa tahu kalau yg dimaksud sedikit itu adalah jika dibandingkan dengan keuntungan hari2 biasa yang bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta.

      Hapus
    9. @Kaka Cheto, kalau pajak menjadi tulang punggung pendapatan negara dan sudah mencapai 70 % komponen APBN, itu bukan pengertian masjokomu lho.
      dus masjokomu tidak membuat definisi sendiri.
      nah kalau ada yang bilang 70 % itu masih dianggap pendapatan pajak di Indonesia masih kecil, terus yang besar nya mau berapa ?
      masjokomu juga tidak ingin berkeras dengan pendapat itu, bahkan masjokomu menganjurkan mari kita berpikir jernih dan fair.
      kalau memang pajak yang sudah dianggap menjadi tulang punggung pendapat negara menurut otoritas yang berwenang, masih dianggap sebagai pendapatan di Indonesia yang masih kecil, ya monggo saja hehe

      Hapus
    10. Masjokomu, kecil dan besar itu relatif, tergantung konteks pembahasan. Jika dari pajak kita dapat 1000T dan Masjokomu bilang itu besar ya silahkan.
      Tetapi kalau kemudian ditilik lebih dalam bahwa sebenarnya kita bisa dapat jauh lebih besar dari 1000T maka bisa jadi 1000T itu dianggap kecil.

      Hapus
    11. ini salah satu contoh diskusi tidak kondusif.
      sudah fokus ke 70 %
      ada lagi tulang punggung
      kok pindah ke 1000 T
      dan lagi itu bukan pendapat pribadi
      tapi dari otoritas yang berwenang
      yach mau bagaimana lagi ?

      Hapus
    12. hahaha… 70% itu kalau dirupiahkan berapa Mas?

      Hapus
    13. @Kaka Cheto, kan sudah ada pada kutipan di atas. Makanya sebelum kutipan itu saya ajak berpikir jernih dan fair.
      Dari mana Kaka Cheto munculkan angka 1000 T ?
      Waktu Ardi memberikan link 12 % dari GDP dan Kaka Cheto bikin 50% tax coverage ratio, kok nggak pakai angka ?
      giliran saya tunjukkan kutipan dari otoritas berwenang pendapatan pajak sudah 70 %, kok masih bertanya angkanya berapa ?
      Kalau diskusi yang fair saja, kan angkanya juga sudah saya kutipkan dan itu pernyataan Menteri Keuangan. Bukan pendapat pribadi. Pendapat otoritas yang berwenang.

      @Ardi, kan yang saya tanyakan pendapat pajak Indonesia masih kecil, dan sudah Ardi jawab berdasarkan persentase dari GDP, baru 12 %.
      yang ingin saya sharing, adalah pernyataan otoritas yang berwenang,
      bahwa pajak sudah menjadi tulang punggung pendapatan negara. bisa kan mengartikan tulang punggung ?

      OK, supaya lebih jelas saya kutipkan lagi:
      “Dalam pengertian bahwa pajak akan menjadi sumber penerimaan utama di Indonesia, sebagaimana yang tertulis dalam APBN,” kata Bambang dalam acara penyerahan izin praktik konsultan pajak di Jakarta, Selasa.
      kalau tidak mau menerima informasi itu, ya nggak apa2.
      namanya juga dialog harus dua arah. saya sudah mengerti dasar pemikiran Ardi karena dibandingkan dengan GDP, makanya saya beri informasi lain dibandingkan dengan pendapatan nasional, karena yang kita bicarakan pendapatan tentunya harus dibandingkan dengan pendapatan.
      ya sudahlah, nggak apa2. masjokomu maklum.

      Hapus
    14. Hahaha… Masjokomu, persentase itu hanya angka perbandingan. Mau dibandingkan dengan apa saja kenyataannya penerimaan pajak kita ya cuma sekitar 1000T. Saya kasih kutipan 50% juga kalau diangkakan ya sekitar 1000T. Dan itu saya anggap kecil karena sebenarnya kita bisa dapat 2000an T. Tapi kalau Masjokomu tidak setuju itu dianggap kecil ya tidak apa2. Saya sudah contohkan bahwa kecil itu relatif tergantung konteks perbandingannya.

      Hapus
    15. @Kaka Cheto dapat angka 1000 T, 2000 T dari mana ? hehe

      Hapus
    16. Ups maaf saya salah sangka, saya lihat dari kutipan Masjokomu di atas, pendapatan pajak kita targetnya 1300T. Saya pikir tadinya pendapatan pajak kita 70% dari 1300T itu.
      Kemudian jika sesuai pernyataan presiden bahwa tax coverage ratio kita baru sekitar 50%, berarti sebenarnya kita bisa menghimpun pendapatan pajak sebesar 2600T lho.
      Nah, kembali ke pernyataan Masjokomu yang ini :
      “kok masih dibilang kecil, nah yang besarnya harus berapa ?”
      Maka saya berpendapat bahwa kalau cuma dapat segitu ya kecil mas, karena sebenarnya bisa dapat 2x lipatnya.

      Hapus
    17. @Kaka Cheto, kalau tulang punggung pendapatan negara dan menjadi sumber penerimaan utama di Indonesia, apa itu artinya masih kecil ?

      Hapus
    18. Kecil itu kata sifat yg sangat berhubungan dengan konteks mas. Dalam konteks yg digunakan mas Ardi sangat tepat jika menggunakan definisi kecil.
      Masjokomu memprotes penggunaan kata kecil tapi membawa konteks yg berbeda, makanya jadi tidak nyambung.

      Hapus
    19. OK,
      sekali lagi yang menyatakan pajak sebagai tulang punggung pendapatan negara itu Menteri Keuangan, menurut Kaka Cheto bagaimana ?

      Hapus
    20. Wah, saya tidak punya pendapat apa2 soal itu mas.

      Hapus
    21. haha ya sudah kalau begitu, berarti sudah clear, karena yang masjokomu pindahkan ke koment di sini adalah pendapat Menteri Keuangan.

      Hapus
    22. Pendapat siapapun yg dibawa kesini, kalau tidak nyambung konteksnya dengan maksud pemberi pernyataan (mas Ardi), jadi percuma untuk mempertanyakan penggunaan kata kecil tsb mas.

      Hapus
    23. Ya. Monggo saja. Kan namanya juga sharing boleh diterima boleh tidak. Tapi yang jelas sudah clear.

      Hapus
    24. Diskusi hebat dari orang orang hebat. Terima kasih Masjokomu dan mas Kaka Czeto :)

      Hapus
  14. Tulisan yg bagus mas. Teman saya yg tinggal di Inggris cukup terkejut ketika saya cerita bahwa pajak yg saya bayarkan per tahun di Indonesia paling2 hanya 10 - 15 % dari penghasilan saya. Belum lagi kalau saya perhitungkan subsidi BBM untuk mengurangi jumlah pajak, maka bisa2 penghasilan saya malah tidak pernah kena pajak. Sementara ia memperhitungkan bahwa di sana pajak bisa menggerogoti hampir 40 % dari penghasilannya.
    Btw, selamat tulisannya HL dan berhasil mengundang akun2 baru untuk bergabung di Kompasiana. Semoga akun2 ini tidak hanya berkomentar tapi rela menyumbangkan tulisan juga.

    BalasHapus
  15. hidup di negara mana saja ada enak dan tdk enaknya pak ardy, gimana kita menyikapinya. sangat beda suatu kondisi negara di negara berkembang dan negara maju, mnrt saya tidak bisa di compare. ketika kita menjelaskan ttg pengeluaran yg terlihat mahal maka jgn lupa kita jg hrs menceritakan pendapatan yang kita terima. ttg masalah pajak yg hrs kita bayar di suatu negara maju, juga lbh baik kita ksh tahu fasilitas dan benefit apa yg kita dapatkan dr kita membayar pajak itu, semua serba teratur dan terlihat mahal tapi saya yakin itu semua worth it kok dgn kenyamanan yg kita dapatkan. pray for indo yg sedang berjuang numpas pembuat kebijakan publik yg masih mencla mencle dan msh berfikir utk memperkaya diri. salam hangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju sekali.
      Kita perlu orang orang hebat seperti anda untuk mengadopt apa yang baik dari negara lain dan mencegah dana pajak yg terkumpul dimaling oknum. Semua harus ada take and give dan sosialisasi ke masyarakat yang tidak mudah karena sudah terbiasa gratisan. Tentu juga memikirkan prioritas dan dampak negatifnya. Ayo mbak saya ajak anda mbangun Indonesia kearah yang lebih baik.

      Hapus
  16. jujur, saya suka dengan reportase mas Ardi. Bahwa kemudian timbul pemikiran city tax itu soal lain. tapi poin yang saya tangkap adalah keberanian dan keuletan mas ardi untuk berbagi pengetahuan soal cara hidup tertib, teratur ala Inggris. Sungguh sebuah perjuangan untuk imigran Indonesia yang dalam sosio-antro nya ya memang sembarangan dan mau menang sendiri. hahaha…
    saya setipe dengan Anda mas sifatnya..
    anda imigran yang tangguh di Portsmouth. salut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tujuan tulisan ini untuk membuka mata bahwa dinegara lain yang lebih kecil dan miskin sumber daya alam pendapatan pajaknya bisa jauh lebih besar. Syukur syukur kalau City Tax, Police Tax dan Fire Tax bisa diadopt karena peruntukannya jelas dan accountable.
      Tujuan lain agar kita semua melek bahwa Indonesia saat ini jadi tujuan pelarian bule gembel untuk menghindari pajak dinegaranya.
      Udah banyak bule gembel lari ke Indonesia menghindari pajak, eh di Jakarta malah diperebutkan Artis.

      Hapus
  17. Tulisan yang bermanfaat …….
    Biarkan tanggapan negatif ….. biasalah …..
    Salam,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Sudah biasa mas, masyarakat kita pinter pinter tapi terbiasa gratisan. Jadi begitu diberi info langsung reaktif.

      Hapus
  18. Nah itu dia Pak Ardi, bayangan atau impian mmg tidak selamanya sama dengan kenyataan. Belum tahu saja kalau mesti bayar rekening ini itu setiap bulan bisa ngos-2-an. Masih enak di tanah air, air gratis - sumur, listri - gratis nyantol… Mana yg ngejar???? gak ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha ha ha, betul juga ya mbak. Listrik masih bisa nyanthol dan meteran juga bisa dipelankan cukup bayar ke tukang listrik dan petugas pencatat meteran ala kadarnya :)

      Hapus
  19. Jadi melebar kemana-mana kalo sudah ngomong masalah pajak dan perbandingan dengan negara lain,ditulisan" anjing jadi-jadian" gk ada yg komen,apa karna rakyat indonesia sudah tidak rasa kepercayaan dengan
    pemimpinnya yang korup ,ya ini lah
    secuil jeritan hati rakyat indonesia kalo bule kere bisa lari ke indonesia bisa
    hidup enak kaya lagi,kalo orang indonesia kere mau lari kemana ,keluar
    negri jadi tki disiksa



    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap saja, Free Visa untuk 30 negara baru saja dibuka. Artinya dalam waktu dekat Indonesia akan kebanjiran Turis Kere. Positifnya, dunia entertainment akan ramai artis kawin cerai dengan bule. Puncak juga ramai kedatangan Arab cari istri dan bbrp tahun kedepan banyak artis blasteran pendatan baru nongol di TV.

      Hapus
  20. yg komentar negatif pasti orang indonesia yg gk terima bule di kritik dikit ampun dah x_x di dalam otak mereka tentang bule :

    Superior
    Perfect
    Kaya

    Ayolah guys di dunia ini gk ada manusia yg sempurna. cuma bisa berharap kapan mental inlader bangsa ini bisa hilang 100%

    BalasHapus
  21. Rada bingung memahami maksud tulisan ini, meskipun fakta yang diungkapkan cukup menarik.
    Pajak yang dibayar kepada negara itu tidak harus diberi nama spesifik seperti city tax, police tax dstnya. Berbagai jenis pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak kendaraan, pajak bumi dan bangunan, dan segala bea itu adalah sumber pendapatan negara yang dikutip dari rakyat untuk membiayai pembangunan, memelihara fasilitas publik dan membayar aparat.
    Bahwa ada PNS Pemda dan polisi makan uang rakyat itu memang sudah terbukti di pengadilan, dan sebagian mereka jadi terpidana. Napa harus dikaitkan dengan pajak ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pajak Penghasilan, Pertambahan Nilai, Pajak Kendaraan dan lain lain di Inggris juga ada. Pajak Pedagang Kaki Lima juga ada. Di Indonesia yang ngutip preman. Silahkan baca link wikipedia pada tulisan diatas. Jadi, memang benar pajak terkumpul di Indonesia masih sangat rendah hanya 12 % dari GDP. Di UK sudah 39 %. Link sudah saya tambahkan pada tulisan diatas.

      Hapus
  22. Saya ngerti maksud ny d sna pajak msk k negara d nikmati warga ny...d indo d kelola swasta yg nikmatin y pengusaha ny...klo gk jd pungli..mungkin klo negara yg atur qt bs lbh makmur lg...
    ~CIP~

    BalasHapus
  23. Tapi fasilitas yg diperoleh warganya juga setimpal. Perbaikan transportasi, keamanan terjamin. Kalo di Indonesia rasanya masih minim. Jadi sebetulnya bukan perbandingan yg pas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang anda lihat itu kan UK sekarang dimana fasilitas, transportasi dan kenyamanan sudah dikembalikan ke rakyatnya. Anda tidak melihat bagaimana dulunya saat implementasi pajak pajak yg disebut dalam tulisan diatas. Kalau Indonesia berani menerapkan pajak pajak tsb sekarang maka 10 - 20 tahun kedepan akan sama dengan UK saat ini dimana uang pajak tsb benar benar bisa dialokasikan untuk transport, keamanan dan prasarana kota.
      Tidak seperti sekarang, hanya mengandalkan pajak pendapatan dan pajak lain untuk membiayai apapun semuanya

      Hapus
    2. Tak tambahin mas Mulyadi, umumnya orang Indonesia itu tidak tahu bagaimana sejarah lahirnya pajak di negara Eropa ratusan tahun lalu dan tanggapan sinis rakyatnya saat itu. Jadi sangat wajar Anonim membandingkan dgn keadaan saat ini dimana rakyatnya sudah terbentuk dan menikmati maslahat bayar pajak. Indonesia itu masih taman kanak kanak masalah pajak dgn jumlah penduduk sangat besar, pendidikan dan pendapatan tidak merata.
      Sehingga, respondnya langsung reaktif dan cenderung negatif begitu ditunjukkan fakta di negara lain.
      Saya setuju pendapat anda untuk segera membenahi pajak pajak yg saat ini lari ke RT, preman dan swasta supaya 10-20 tahun kedepan prasarana dan keamanan kota terjamin seperti yang diidamkan Anonym

      Hapus
    3. @Anonim, elo ngliat saat UK udah jadi, penduduk udah nikmati fasilitas kota dan keamanan terjamin, liat dong keadaan saat masih sama seperti Indonesia sekarang, nggak Ada city tax, police tax dan fire rescue tax. Kira kira seratusan tahun lalu, baca dan cari tuh google banyak juga kriminalitas mo bangun kota saja harus menjajah negara lain.

      Hapus
    4. Baik Anonim maupun mas Ardi cara pandangnya sama. Keduanya melihat UK hari ini Vs Indonedia hari ini. Penekanannya saja yg beda. Anonim melihat UK yg sudah makmur karena tax dikembalikan ke rakyat dan mas Ardi menekankan Indonesia yg tidak berdaya karena tidak ada city tax.

      Hapus
    5. anonim itu supporter Liverpool, penulis blog ini Persib. Nggak pernah tanding tapi ngumbar dukungan ngrasa paling bener sendiri hha ha ha

      Hapus
  24. Anonim mbandingin UK saat ini dengan Indonesia saat ini yg belum punya City Tax dan Police tax. Ya jelas nggak pas.

    BalasHapus
  25. hiehie saya sebnernya rada2 ambigu bacanya pak,, ini antara memuja Indonesia,, atau me"lece" Indonesia. What ever it is,, Indonesia harus bersyukur,,, karena saya baca survei Indonesia adalah salah satu negara dengan biaya hidup paling rendah,, di namun dengan penghasilan cukup, punn dengan ekonomi dan ketahanan negara yang sangat baik. Tingkat kriminalitas pun jauh di Banding negara tetangga yaang kurang lebih sama besar negaranya. nah jeleknya itu kita selalu rendah diri sama bangsa lain, dan cuma bisa menghina tanpa ikut membenahi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini namanya Satire Journalism.
      Disatu sisi memuji tetapi disisi lain memberi data dan informasi actual sambil mengejek kelakuan orang yang tiap hari gembar gembor 'Korupsi Uang Rakyat', 'Kemana Duit Pajak', 'Bayar Air/Listrik Mahal', 'Indonesia brengsek' dll. Bayar City Tax dan Police Tax aja kagak ada kok mengatakan 'Uang Rakyat' yang benar 'Uang Negara'

      Juga sambil memberi ide dan masukan agar mempertimbangkan City Tax, Police Tax dan Fire & Rescue Tax seperti di negara negara Europe agar peruntukan pajak bisa lebih accountable.

      Tujuann lain agar Indonesia tidak menjadi tujuan pelarian bule yang nggak mau bayar pajak.
      Banyak lho bule gembel lari ke Indonesia menghindari pajak dan akhirnya malah jadi rebutan artis.

      Hapus
    2. hahah nah itu pak namnya merubah nasib,, yang bule nasibnya jadi kaya,, si artis keturunannya jadi bagus.. Investasi katanya untuk bisa masuk dunia keartisan lagi hahahah dah dapet anaknya gak sampai 1 minggu dah ada di infotainment di KUA udah ada gugatan hahah

      Hapus
  26. iya nggak apa apa mas nrimo aja, lha wong saya di sini (italy) kena pajak bayang bayang, wong rumah saya pintunya saya beri atap supaya nggak kehujanan kena pajak alasannya ada bayang bayangannya waduh ya terpaksa harus bayar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kwa ka ka. Iya ya saya juga sering kaget dan cuma bisa nrimo kalau pas kena 😃

      Hapus
  27. Kalo tinggal di inggris masih perlu punya kendaraan pribadi ya buk? Bukan nya denger2nya bensin mahal,parkir mahal,pjk mhl dsb? Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau punya mobil pribadi itu adalah pilihan. Meskipun punya mobil sendiri, orang UK juga senang naik fasilitas umum. Kereta api, bus semua tepat waktu meskipun nggak ada/sedikit penumpangnya. Untung/rugi nggak dihitung njlimet karena pendapatan dari pajak aja mencapai 39 % GDP. Indonesia mah kecil hanya 12%, jadi pantas fasilitas publiknya memble.

      Hapus
  28. jadi semua yang terlihat rapi,tertata,bersih itu bukan gratis ya tapi dibayar pake euro setiap bulan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya iya dong. Selama ini info yang anda dapat dari mahasiswa/turis Indonesia di UK yg diceritain cuma keindahan kota. Mereka itu nggak tahu karena mahasiswa/turis itu nggak perlu bayar pajak apapun. VAT aja bisa diuangkan kembali di airport. Kalau penduduk kan harus bayar segala macam pajak yg total 39 % GNP tadi. Pasang canopy aja harus bayar ijin.

      Hapus
    2. anda kena sindrom penduduk negara dunia ketiga karena kelamaan tinggal di Indonesia :) ditunggu perbandingannya sama Negara Eropa yg lebih makmur lagi kaya skandinavia dan nordik ,swiss ,Austria , monaco ,luxembourg apakah Indonesia juga bisa "mengalahkan" semua negara itu dari berbagai sisi :)

      Hapus
    3. Saya tinggal di Lucerne hampir 12 tahun juga melihat ada orang ngamen atau gelandangan. Kalau nggak tinggal lama nggak akan terlihat. Kalau anda tinggal di Salah satu negara yang anda sebut tapi tidak pernah melihat cuma ada dua kemungkinan, BUTA atau BOHONG. Nggak ada satupun negara yang 100 persen penduduknya nggak ada yang miskin. Blog ini actual.

      Hapus
  29. Jujur , England satu negara yg jd mimpi saya pengen kesana , soalnya kalo liat di blog foto2 tentang negaranya keren , beda kaya di Indo, tp saya ttep cinta Indonesia 😁
    pkoknya pngen bngt ke England walopun gatau kpan ksana, dan entah bisa kesana apa nggak 😂😭 wallahualam ..
    blog nya nice bngt 👍👌

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau cuman visit sbg turis, aman nggak ada bayar police tax, waste water tax, city council tax dll. Tapi kalau anda menetap lama, siap siap saja terkejut saking lengkapnya bayar segala macam tax

      Hapus
  30. Yup setuju, blog ini sebagai sisi penyeimbang dan pengetahuan buat kita seperti apa hidup (tinggal ya bukan sebagai tourist) di beberapa negara Eropa. Mudah2an tahun depan sy sudah berkeliling Eropa nunggu anak umur 2 tahun lebih. Trims atas info actualnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga bermanfaat. Info semacam ini susah didapat di tanah air karena sebagian besar info yang bertebaran di Indonesia datangnya dari mahasiswa dan turis yang pada dasarnya tidak dikenakan pajak apapun. Mahasiswa dan turis mah ngertinya yang enak enak dan bagus aja 😀

      Hapus
  31. Halo.. kel. Mas Ardy.. slm kenal ni. saya orang indonesia yg sedang tinggal di portsmouth juga. Seneng juga bisa nemu sesama orang indoneaia disini. Slm. Katrin

    BalasHapus
  32. Balasan
    1. Dalam hal pajak ya memang benar. Hampir semua negara negara Arab belum memberlakukan pajak. Masih dianggsp Haram kalau negara mengutip uang tanpa memberi jasa.

      Hapus
    2. mereka menggunakan Zakat.

      It works nicely.

      Hapus
  33. Kalau menurut saya,memang sulit kalo pajak di Indonesia di tambah,apalagi yg mba bilang soal pajak pedagang kaki lima itu,disini pedagang kaki lima penghasilannya paspasan sama pengeluaran sehari2,saya yg pegawai swasta punya gaji tetap saja pas2an utk biaya perbulan keluarga,anak2 saya bahkan gaada yg saya belikan handphone dan pulsa bulanan karena tidak punya cukup uang utk itu.mereka pakai tabungan sendiri utk itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Indonesia itu pedagang kaki lima juga dikutip pajak oleh preman preman dgn jumlah yg sangat tinggi dibanding cash flownya.
      Di negara lain, pajak itu dikelola pemerintah dgn tarif sesuai dgn cash flownya. Jadi pedagang kaki lima semangat bayar pajak karena ada benefit yg kembali untuk kesejahteraan pedagang.

      Mau selamanya anda mbayar kutipan ke preman, RT, developer tanpa ada benefit yg jelas seperti saat ini ?

      Hapus
  34. Jadi intinya,kalau yg ditambah pajaknya termasuk orang2 menengah kebawah apalagi yg bener2 di bawah.sangat ga mungkin.kalau menurut saya yg ditambah pajaknya itu ya yg benar2 diatas saja dulu,lagipula kenyataannya masih banyak kok perusahaan2 yg suka curang pajak nyogok biar bayar pajaknya dikurangi (pegawai pajaknya juga masih banyak yg gabener nih) .jadi ya basmi aja dulu yg kaya gitu.jangan juga koruptor keluar penjara ya tetap kaya ga berkurang hartanya,miskinin lah yg udah jelas2 ketangkap korup. Sekarang ini,dari yg saya dan banyak teman2 saya rasakan,yg dibawah makin melarat yg diatas ya makin kaya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa bilang nggak mungkin. Selama kutipan preman diberantas, uang keamanan dan kebersihan lingkungan dikelola negara bukan dikelola RT dan semua diubah menjadi City Tax, Fire and Security Tax dll, jelas kutipan pajak akan menjadi standard dan jauh lebih murah dari pengeluaran masyarakat saat ini yg harus mbayar uang keamanan, kebersihan, dll.
      Di negara lain itu nggak ada masyarakat mbayar kebersihan lingkungan, kamling apalagi preman karena semua sdh bayar city tax, income tax, fire and security tax.

      Hapus
  35. Baru nemu Blognya mba waktu keliling-keliling nyari info untuk lanjut kerja di Belanda (saya Mahasiswi Indonesia yang sedang berkuliah di Belanda), dan setelah muter2 baca sana sini, tergugah untuk ikutan komentar (padahal biasanya saya "Silent Reader" blog2). Seriously, keren banget tulisan-tulisannya mba, sangat jujur mulai dari yang "daily life" sampai yang political/government gini. Pengennya sih komen semua, apalagi di yang "Belanda2". Hehehe

    Sekedar nambahin info juga, pacar saya Dutch, dia ngasih kalkulasi kasar bahwa dari tiap 1 Euro pendapatan dia, dipotong pajak sekitar 40%

    (Peraturan tahun 2016, for people under the age 65:

    For the part of income up to € 19,922: 36.55%; tax on €19,922 is € 7,281

    For the part of income between €19,923 and €33,715: 40.40%; tax on €13,793 is € 5,572

    For the part of income between €33,716 and € 66,421: 40.40%; tax on €32,706 is €13,213

    On all income over € 66,421: 52%)

    So, €1 x 0.44 = €0.56 ditambah lagi kalau belanja apa2 kena VAT 21%, jadi sebenernya dari tiap €1 yang dia dapet itu yang "dinikmati" langsung ya cuman €0.56 * 0.79 = €0.44 saja. (gak nyampe 50%nya lho hahaha)

    Tapi... some benefitnya, dia kuliah sampe lulus Double-Master Belanda-Jerman cuman bayar tuition fee €2000an per tahun dengan kualitas "real International", sedangkan saya sebagai mahasiswi internasional jika tanpa beasiswa harus membayar tuition fee minimal €7,800 euro per tahun (tergantung kampus dan jurusan, bisa hingga €20,000 per tahun).
    Dia juga selama kuliah mendapat uang "tunjangan pelajar" sebesar €280 per bulan.

    Dan dia bilang, kurang lebih siklus orang sini itu:
    Bayi hingga lulus kuliah = beban negara
    Lulus kuliah, selama masa kerja = memakmurkan negara
    setelah pensiun = beban negara (lagi)

    Jadi, menurut saya ya hidup dimana saja itu pasti enak - gak enak, but "life balance" di Eropa itu lebih ideal aja kerasanya.

    Semangat terus nulis blognya ya mba!! Semoga saya bisa menjadi wanita "beruntung" seperti mba dan keluarga (saya juga pengen bisa sering-sering ke Tanah Suci). Aamiin.

    *Kalau ada yang komentar negatif, mungkin mereka cuman baca sebagian blog mba aja, I see there is some 'proud to be Indonesian' sides. Remember, gak perlu menjadi orang yang disenangi semua orang mba, kita mah makhluk tidak sempurna.

    Salam dari negeri sepeda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba, maaf revisi ya, itu saya hitungannya salah kok malah dikali 0.44, harusnya 0,404 haha. tapi ya kurang lebih masih sekitar segitu.

      Thank you udah accept komentar saya.

      Hapus

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.