Jumat, 25 November 2011

Ada Payakumbuh Di Georgia

Sepi, Bisa Jalan Ditengah Jalan Seenaknya
Masuk  'Bukittinggi'nya Georgia
Keripik Sanjay Kok Tidak Ada Ya ?
Kelok 9 Georgia
Masih teringat beberapa tahun lalu saya masih mondar mandir di Payakumbuh, Bukittinggi dan sekitarnya. Tebing tebing tinggi dengan batu cadas dikiri kanan terasa begitu indah dan takkan terlupakan. Air yang mengalir sejuk begitu memukau mata saya. Saya masih ingat benar kebiasaan penduduknya didesa desa, yaitu kalau berjalan selalu ditengah jalan terutama dijalan jalan desa yang sepi. Sama sekali tidak takut kesenggol mobil atau ketabrak mobil sama sekali. Sore hari, yang jalan ditengah jalan akan lebih banyak lagi, baik wanita, pria atau anak anak semua sama saja ‘makan angin’ ditengah jalan dan bahkan ada yang duduk duduk ditengah jalan.


Ananuri Lake Georgia
Seperti Gereja Batak Di Singkarak



Nah, saya mengalami hal yang sama persis dengan pengalaman saya di Payakumbuh dn Bukittinggi beberapa tahun lalu.  Dalam perjalanan dari Tbilisi ke danau Ananuri di Georgia, baik penduduknya maupun suasana alamnya sama persis dengan Dun Sanak di Payakumbuh - Bukittinggi atau Pariaman. Jalanan sempit, berliku liku naik turun bukit, tebing terjal dikanan kiri, danau dengan sungai yang mengalir dan udara dingin semua sama persis dengan Georgia. Bedanya nggak ada lapak Durian atau keripik Sanjay saja di Georgia. Suasana jalan juga sama sepinya dan sesekali harus mengalah dengan kambing atau sapi. Saya jadi teringat si Ajo yang selalu menggiring kambing dan sapinya setiap pagi untuk dimandikan dan pulang kembali ke kandang sore harinya. Si Ajo, kalau di Georgia namanya keren sekali 'Petrov','Antonov' dll. Negara ini memang berbatasan dengan Russia.


Bukan Di Pariaman
Tapi Di Ananuri  Georgia


Kalaupun ada mobil yang berpapasan, semuanya mobil jaman ‘baheula’ dan rasanya Payakumbuh, Pariaman dan Bukittinggi lebih makmur karena bisa sewaktu waktu ketemu mobil buatan tahun anyar. Malu rasanya saya selama ini sering mengeluh Payakumbuh terlalu ‘ndeso’, ‘tidak berkembang’, ‘kuno’ dan ‘ketinggalan jaman’. Ternyata, banyak negara lain diluar Indonesia yang seperti Payakumbuh, Pariaman, Bukittinggi tahun 1970. Bedanya dengan Payakumbuh dan sekitarnya, gunung dan bukit bukit di Georgia tertutup salju saat musim dingin. Saat musim panas salju sebagian mencair dan dibeberapa tempat masih terlihat dipuncak puncak gunung, tetapi tidak sebanyak musim dingin.


Di Pariaman Namanya Ajo
Di Georgia Namanya Keren, Petrov


Georgia memang bukan negara kaya raya. Negara ini sering tercabik cabik perang saudara terutama dengan negara tetangganya Russia . Bulan Agustus 2008 yang lalu saja masih digempur tentara Russia dan terkenal dengan nama South Ossetia War. Perang ethnic berawal tahun 1990 saat South Ossetia menyatakan kemerdekaannya dari Georgia. Separatist South Ossetia inilah yang dikejar kejar pemerintah Georgia saat lari memasuki wilayah Russia. Tetapi celakanya, Russia memukul mundur tentara Georgia sampai kembali masuk ke wilayah Georgia kembali. Tercatat, perang saudara terjadi beberapa kali diantaranya 1991-1992 (setelah South Ossetia mendeklarasikan kemerdekaan), 2004 dan terakhir 2008 yang menyebabkan Russia turun tangan memukul mundur tentara Georgia sampai masuk kembali ke wilayah Georgia.

Mobil Harus Ngalah Dengan Kambing
Si Ajo Petrov



Bukan Si Kambing Yang Tidak Mau Minggir
Si Ajo Petrov Juga Cuek Bebek


Jalan Sempit Dan Sepi
Lapak Durian Si Ajo Kemana Ya ?

Baca Juga :

6 komentar:

  1. Salam kenal Pak/bu Ardy,

    rencana tahun ini ada teman dari Georgia yg bersedia memfasilitasi tiket dan tempat tinggal untuk berkunjung saya ke negaranya. Yg ingin saya tanyakan, apakah WNI bisa masuk ke Georgia dengan hanya menggunakan VoA? Trus berapa biaya yg diperlukan untuk mengurus VoA tsbt? Dan syarat-syarat yg diperlukan apa saja?
    Makasih atas kesediannya menjawab....

    BalasHapus
  2. Biaya VoAnya sekitar USD 10-200. Kalo WNI kena berapa ya Pak? Trus berapa uang yang harus ditunjukkan sebagai biaya hidup disana? He he maklum Pak, saya mau ngegembel alias backpack'an ke sana....

    makasih sekali lagi atas infonya pak :)

    BalasHapus
  3. Untuk Indonesia bayarnya GEL 50 (Sekitar US$ 30). Mana ada harus nunjukkan uang ke petugas imigrasi ? Bisa bisa diikuti jambret sampeyan kalau ngeluarkan uang di bandara.

    BalasHapus
  4. mas, kalau dari indonesia ke georgia berapa lama? negara itu aman tidak untuk wisatawati (wisatawan wanita)
    oh iya bandara disana apa yah mas, satu lgi yang penting disana banyak fasilitas wifi ga, maklum fakir wifi nih, hihi
    thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak pernah coba langsung dari Jakarta. Capek, lebih dari 16 jam.
      Internasional airport ada sekitar 4, Tbilisi, Batumi, Kutaisi dan Poti International Airport

      Hapus

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.