Rabu, 19 Maret 2008

Pentingnya Masker Di Kuwait

Mangaf Kuwait, 19 Mar 2008. Peralihan antara musim dingin dan musim panas sama halnya dengan di Indonesia, banyak yang batuk dan flu. Tetapi di Kuwait pada pergantian musim begini banyak ditandai dengan debu, baik diluar maupun di apartment, ditambah dengan keadaan udara yang mulai sangat kering. Kalau sedang ada badai gurun, pagi, siang atau malam haripun terasa gelap dan tidak enak untuk jalan jalan. Baru keluar beberapa ratus meter, kulit dan rambut sudah terasa kotor sekali.

Kalau cuma debu saja sih nggak begitu mengkhawatirkan, paling frekwensi ngepel lantai jadi bertambah saja. Yang cukup mengkhawatirkan adalah kecepatan anginnya yang bisa menerbangkan apa saja yang dilewati. Kadang kaleng kaleng minuman ringan yang terbang dan kadang atap garasi terbang dan yang paling sering adalah papan reklame terbang. Untung selama ini belum pernah dngar ada orang ketimpa papan reklame atau atap garasi. Sudah pada lari ngumpet didalam rumah smua kali.

Kalau pakai masker untuk penutup hidung dan penyaring udara, malah jadi tontonan orang banyak karena penduduk setempat sudah kebal dengan debu yang beterbangan. Bau debu juga tidak enak di pernafasan. "Mending bau kentut ayah cuma sebentar daripada bau debu berhari hari", kata Dedek. Jadi, tiap hari batuk uhuk huk huk menjadi hal biasa di apartment. Obat penyubur rambut untuk mencegah kepala botak, kali ini menjadi pengalaman pertama dipakai di hidung biar bulu hidung lebat seperti orang arab dan bisa menyaring debu lebih bagus lagi. Tunggu saja hasilnya .... (by: susy/Ardi)