Sabtu, 13 Desember 2008

Istanbul, Hari Ketiga

Kereta Api Antik Taksim
Hari ketiga adalah mengulangi tempat tempat yang menurut kita menarik pada saat kita lihat dari atas bus pada saat city tour own arrangement kemarin. Kaki rasanya sudah susah untuk diajak jalan jalan lagi, kemana mana jalan, berhenti sebentar duduk duduk dipinggir jalan lalu jalan kaki kembali. Dingin sekali, rasanya kurang tepat bepergian ke Turki bulan Desember tetapi bagi kita yang penting enjoy dan sehat bisa jalan kaki kemana mana.


Taksim Square
Kayak Orang Ilang
Nggeret Tas Ditengah Kota

Namanya Taksim Square, tapi kita cari cari yang 'square' sebelah mana kita tidak menemukan, yang ada adalah bundaran dengan tugu ditengah jalan Taksim Cad. Ditempat ini sangat ramai sekali karena merupakan pertemuan segala macam angkutan umum, mulai bus kota, stasiun metro, tram listrik sampai tempat mangkal taxi. Seperti halnya ditempat semacam ini di Indonesia, pedagang kaki lima juga banyak. Jagung bakar ada cuma teh botol saja yang nggak ada. Gambar disamping adalah gambar kita pada saat pertama kali nyampai di Taksim hari pertama, kita masih belum tahu kalau 50 meter dari tempat kita berdiri adalah 'Malioboro'nya Istanbul. Perhatikan gambar masjid Istiklal di latar belakang, masjid tersebut berada di Istiklal Cad, Taksim Istanbul.

Taksim, Padat
Pejalan Kaki

Hanya nyeberang jalan sekitar 50 meter saja dari stasiun metro bawah tanah atau dari tempat pemberhentian bus, sudah ketemu jalan yang luar biasa padat, mirip kawasan Malioboro di Yogyakarta. Entah apa nama jalan ini, mungkin Istiklal Cad, Straserviller Cad atau mungkin juga Beyoglu karena nama nama ini yang banyak saya baca ditempat ini. Sama seperti di Malioboro banyak sekali tulisan Sate Padang, Soto Madura, Martabak Mesir dan Gudeg Yogya yang membuat para turis bingung, sedang berada di Yogya, Padang, Mesir atau di Madura saat itu. Maklum jalan sendiri dan nggak ada guide yang membimbing atau memberi tahu. Cuma modal peta kecil dan buku 'Istanbul City Guide' saja kemana mana.

Photo Sebentar Saja
Bisa Bikin Macet Pejalan Kaki

Anggap saja jalan padat orang ini namanya Beyoglu saja biar gampang, disini kita bisa berdesak desakan dengan orang dari berbagai macam belahan dunia dan juga berdesak desakan dengan tram listrik yang mondar mandir ditengah jalan. Nggak usah kuatir ketabrak tram, suara loncengnya cukup keras dan tramnya ngalah sama pejalan kaki. Sampai saat ini saya tak habis mengerti, kenapa orang orang tersebut berjalan berdesakan dijalan itu kesana kemari, kalau tujuannya belanja kenapa toko toko disepanjang kiri kanan jalan tersebut sepi sepi saja dan mereka tidak banyak yang membawa barang belanjaan. Menurut saya sih, mereka cuma cari anget saja daripada kedinginan jalan sendiri.

Ini Dia Kereta Api Taksim
Yang Bikin Macet

Naik Tram listrik disini bisa bayar dan bisa juga tidak, kemungkinan besar nggak bayar. Pengalaman kita, kalau naiknya dari depan dan kita tanya ke sopirnya berapa bayarnya, dia langsung minta 1 YTL per orang, tetapi kalau naik di gerbong belakang, nggak ada kondektur yang narik iuran. Malahan, kita bisa bebas loncat naik dan turun tram karena jalannya pelan sekali. Sangat pelan karena padat sekali dengan orang jalan kaki disamping itu tramnya juga sangat kuno dan antik. Saking asyiknya naik tram, kita hitung hitung sudah 4 kali mondar mandir naik tram, sekali bayar dan 3 kali naik gerbong belakang.

Taksim Belanja Barang Branded
Parisnya Istanbul

Dari stasiun metro kekanan sekitar 100 meter juga banyak sekali pertokoan pertokoan bagus. Pertokoan ini berada dijalanan sempit dan tertata sangat rapi dan bersih mengingatkan kita akan toko toko semacam itu di Paris. Barang yang didagangkan terutama gaun gaun fashion dari perancang busana terkenal, ada rumah mode Dior, Channel, Coco Rabanne, Davidoff dan rumah rumah mode terkenal lainnya seperti di Paris. Entah dirancang sedemikian rupa atau tidak sengaja menyerupai Paris saya tidak mengerti. Tetapi beberapa nama daerah di Istanbul sangat mirip dengan nama nama di Perancis juga, misalnya Edirne. Meskipun jaraknya hanya beberapa 100 meter saja dari jalanan yang padat manusia diatas, jalanan di Paris Kecil ini jauh lebih sepi atau boleh dikatakan sangat sepi sekali.


Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.