Rumah baru kami, nomor 13 ( Nomornya sih belum ditempel ) dan mulai ditempati tanggal 31. Banyak yang mengingatkan dan terheran heran dengan pilihan rumah kami yang besar dan berada ditengah tengah bangunan rumah yang belum jadi. 'Mbak kenapa sih milih rumah kok nomor 13 ?', susah ngomong dengan orang orang seperti ini, kalau dijawab serius malah cerita panjang lebar tentang takhayul, nggak dijawab mepet terus kemanapun kita berjalan. Paling sederhana ya njawab apa adanya dan pendek saja 'senang'. Dan rumah itu di Kuwait. Bukan di Indonesia...
Memang ada yang aneh dengan rumah besar ini, baru beberapa menit kami menempati terdengar suara jeritan anak perempuan dari kamar mandi. Dan suara ini terdengar berkali kali, bisa pagi, siang, sore atau malam hari. Selalu saja jeritan anak perempuan dan kadang suara wanita dewasa. Kadang disertai suara melengking seperti sedang kesakitan. Paling menyebalkan, mas Ardi malah tenang tenang saja dan terkadang malah tertawa ngakak kalau dilapori hal ini. Paling gaduh adalah suara jeritan dari kamar mandi anak anak di lantai atas, memang ada dua kamar mandi dilantai atas tersebut dan setiap pagi diantara suara gemericik air selalu saja ada suara teriakan anak perempuan terdengar dari kamar mandi lantai atas.
Setelah bosen mendengar keluhan seisi rumah, baru mas Ardi turun tangan dan ternyata penyebabnya banyak teriakan suara perempuan di kamar mandi ternyata keran air. Keran air dirumah baru kami termasuk 'non standard' atau dibuat hanya khusus untuk Arab. Normalnya keran air kalau diputar kekiri akan mati dan kalau diputar kekanan akan mengalir, lha keran Arab dirumah kami berlaku sebaliknya kalau diputar kekanan malahan mati, diputar kekiri air mengalir deras. Celakanya, anak anak kami dan juga saya sendiri (kebetulan perempuan semua) tidak terbiasa dengan keran Arab ini, maksudnya ingin mengurangi air panas dengan memutar kekiri tetapi yang terjadi malah air yang keluar menjadi sangat panas sekali, akibatnya setiap kekamar mandi selalu saja terdengar jeritan ' Ao...panas,'' teriak anak perempuan kami Ayu dan Dinda kepanasan. Dan sering pula ibunya juga njerit kepanasan karena salah putar keran. Si bapak kalau mendengar teriakan cuma ketawa ngakak saja dan sampai saat ini belum pernah menjadi korban air panas keran air Arab ini karena memang jarang mandi apalagi musim dingin seperti sekarang ini dimana temperatur sudah turun sampai 18 derajat Celcius, wah jelas nggak mandi deh...... (Shw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.