Warung Fish And Chip Kecil Dan Tidak Banyak Pilihan Makanan Khas Tradisional Inggris |
Jono, pemain bass guitar GBS (Gugun Blues Shelter) asal Inggris telah bertahun tahun tinggal di Indonesia dan sukses menjadi entertainer terkenal di Indonesia. Beberapa bulan lalu sempat diwawancarai salah satu stasiun televisi swasta di tanah air. Komentarnya tentang Indonesia sangat menarik dan layak untuk disimak. Dia sangat betah di Indonesia karena kuliner dan tidak ingin pulang ke Inggris lagi. Kira kira seperti dibawah ini kesannya tentang Indonesia dan Kulinernya.
Fish And Chip Ternyata Chip Itu Artinya Sama Dengan French Fries Cuma Ikan Goreng Disajikan Dengan Mayonais |
‘Makanan di sana nggak ada yang enak’, katanya dengan Bahasa Indonesia yang sangat baik.
‘Enakan di Indonesia, makanan macam macam, banyak variasinya dan murah’.
'Bisa makan dimana saja, semua enak. Warung makan banyak'
'Bisa makan dimana saja, semua enak. Warung makan banyak'
'Warung Makan' Di Inggris Namanya Keren 'Restaurant' Kecil Begini Kalau Di Indonesia Nggak Pantas Dinamakan Restaurant |
Apa yang dikatakan Si Jono memang tepat dan benar sekali. Kalau anda bertanya kenapa Jono bisa cepat sekali beradaptasi di Indonesia ?, Dugaan saya karena dinegaranya sana banyak juga warung makan yang nyaris sama dengan di Indonesia. Kayaknya si Jono sudah terbiasa makan 'ngemper' di kaki lima di negaranya sebelum datang ke Indonesia.
Di negaranya, semua tempat makan namanya Restaurant. Tidak memandang besar, kecil, mewah atau dekil. Pokoknya semua tertulis Restaurant meskipun sebenarnya cuma lapak warung kaki lima. Kalau di Indonesia soal nama ada kasta kastanya. Yang kastanya paling tinggi Restaurant, lalu RM (Rumah Makan), Warung Makan, Kedai Makan, Warung Tenda, Lesehan, Angkringan, Pedagang Makanan Keliling. Ada pula nama nama baru seperti Griya Dahar dll. Soal kuliner, Indonesia memang kaya segalanya dan terlihat dari banyaknya nama untuk hal yang sebenarnya relatif sama, yaitu Jual Makanan. Belum lagi kalau cara dagangnya diacung acungkan, namanya jadi Asongan.
Sebagai contoh, saya ajak anda untuk melihat lihat pedagang makanan di kota Southampton. Di sepanjang jalan didepan West Quay Mall sampai pintu gerbang tua Bargate, anda akan bisa menyaksikan berjajar jajar tenda semi terbuka dengan meja dan kursi didepan atau didalam tenda yang disebut 'restaurant'. Rasanya kurang tepat dinamakan Restaurant, lebih cocok kalau disebut Food Stall. Tapi gimana lagi banyak pengunjungnya yang sudah biasa menyebut dengan istilah tersebut meskipun sebenarnya setara dengan PKL.
Makanan yang didagangkan dan dibeli oleh keluarga dan teman teman Jono sangat miskin variasi, cuma hotdog, sandwitch, berbagai macam roti, muffin dan brownies saja. Yang sangat khas Inggris paling cuma Fish & Chips - sangat sangat miskin sayur sayuran. Ada juga roti yang ukurannya segede Kuda Nil. Baca : Roti Kuda Nil Di Southsea Shopping Area. Tapi banyak juga warung tenda yang berjualan makanan dari India, Arab, Thailand, Greece dan China. Rasanya, nggak ada miripnya sama sekali dengan masakan Arab yang biasa saya nikmati di Kuwait. Demikian juga makanan Thailand dan China juga dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan lidah orang Inggris.
Uniknya, semua makanan tidak ada satupun yang dimasak ditempat dengan kompor dan wajan seperti di warung warung tenda di Indonesia. Semua makanan sudah dikemas dalam plastik. Saat kita pesan, si penjual cukup membuka bungkus plastiknya, meletakkan dipiring, memansi dengan microwave dan menyaajikan ke pembeli yang telah duduk menunggu di meja makan.
Saking banyaknya penjual makanan dari India, Thailand, China dan Arab, saya bisa menduga lidah si Jono jadi sangat mudah beradaptasi dengan segala macam kuliner penuh rempah Indonesia. Apalagi kalau cuma 'ngemper' di warung warung AMIGOS (Agak Minggir Got Sedikit) di Jakarta, tentu bukan hal yang sulit dan berat bagi Jono untuk menyesuaikan diri karena di Inggris juga banyak warung semacam..
Baca Juga :
Pedagang Kaki Lima Di Southampton Sepanjang West Quay Road |
Di negaranya, semua tempat makan namanya Restaurant. Tidak memandang besar, kecil, mewah atau dekil. Pokoknya semua tertulis Restaurant meskipun sebenarnya cuma lapak warung kaki lima. Kalau di Indonesia soal nama ada kasta kastanya. Yang kastanya paling tinggi Restaurant, lalu RM (Rumah Makan), Warung Makan, Kedai Makan, Warung Tenda, Lesehan, Angkringan, Pedagang Makanan Keliling. Ada pula nama nama baru seperti Griya Dahar dll. Soal kuliner, Indonesia memang kaya segalanya dan terlihat dari banyaknya nama untuk hal yang sebenarnya relatif sama, yaitu Jual Makanan. Belum lagi kalau cara dagangnya diacung acungkan, namanya jadi Asongan.
Pedagang Dan Pembeli Es Warna Warni Hah Jangan Jangan Pakai Pewarna Textil |
Sebagai contoh, saya ajak anda untuk melihat lihat pedagang makanan di kota Southampton. Di sepanjang jalan didepan West Quay Mall sampai pintu gerbang tua Bargate, anda akan bisa menyaksikan berjajar jajar tenda semi terbuka dengan meja dan kursi didepan atau didalam tenda yang disebut 'restaurant'. Rasanya kurang tepat dinamakan Restaurant, lebih cocok kalau disebut Food Stall. Tapi gimana lagi banyak pengunjungnya yang sudah biasa menyebut dengan istilah tersebut meskipun sebenarnya setara dengan PKL.
Pedagang Kaki Lima Dari Greece Namanya Saja Cukup Asing Tapi Sebenarnya Cuma Sandwitch Atau Hot Dog |
Makanan yang didagangkan dan dibeli oleh keluarga dan teman teman Jono sangat miskin variasi, cuma hotdog, sandwitch, berbagai macam roti, muffin dan brownies saja. Yang sangat khas Inggris paling cuma Fish & Chips - sangat sangat miskin sayur sayuran. Ada juga roti yang ukurannya segede Kuda Nil. Baca : Roti Kuda Nil Di Southsea Shopping Area. Tapi banyak juga warung tenda yang berjualan makanan dari India, Arab, Thailand, Greece dan China. Rasanya, nggak ada miripnya sama sekali dengan masakan Arab yang biasa saya nikmati di Kuwait. Demikian juga makanan Thailand dan China juga dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan lidah orang Inggris.
Penjual Permen Dan Manisan Ngeri Warnanya, Ane Takut Makan Pewarna Textil |
Nah Ini Dia, Biasanya Makanan Thailand Mirip Dengan Makanan Indonesia Tapi Di Inggris Sudah Di Modifikasi Sesuai Lidah Inggris |
Meskipun Penjualnya Asli Inggris Tapi Yang Dijual Shawarma Arab |
Tidak Cuma Jual Kare Tapi Ada Juga Gule Kambing Saya Kira Penjualnya Imigrant Ternyata Asli Bule Belajar Masak Dari Resep Resep Mbah Google |
Meja Dan Kursi Penataannya Nggak Ada Bedanya Dengan Warung Kaki Lima Di Indonesia |
Berbagai Macam Roti Dan Kue Indonesia Jauh Lebih Beragam, Ada Lemper, Onde Onde, Nogosari dll |
- Roti Kuda Nil Di Southsea
- Payaa, Sarapan Pagi Butut Tapi Mak Nyus
- Mubarakeeyah Food Court
- Majabus, Makanan Biar Pinter Bahasa Arab
- Rumah Makan Gunung Setan
- Kuliner Indonesia Ala Londo Celup
- Restaurant Ayam Moscow
- Restaurant Pannekoek Londo
- Restaurant Halo Halo Philipine
- Gokul Restaurant Abu Halifa
- Sarapan Pagi Di Al Kout Fish Market
- Anjing Jadi Jadian Covent Garden
- Church Street Tanah Abangnya London
- Soho London, Pasar Gini Di Kampung Ane Juga Ada
- Inggris Kemproh Dan Jorok
- Pasar Krempyeng City Center Portsmouth
pengennya kita yg tinggal di ln itu ketemu combro misro sama getuk yo pak
BalasHapusFish and Chip … ha ha ha.
BalasHapusCeritanya mirip dengan cerita temanku londo Enggres :)
Yg bikin tersiksa kalo ke LN itu memang makanannya ya pak ��
BalasHapus