Sabtu, 14 Maret 2015

Klenger Bayar Listrik, Air Dan Polisi Di UK

Tidak semua Rumah Di Inggris Punya Halaman
Dan Garasi Sendiri - Mobil Cukup Diparkir
Di Pinggir Jalan

Memang Uenak Tenan jadi warga negara Indonesia dan hidup di negeri sendiri. Sudah banyak sekali negara pernah saya kunjungi dan bandingkan, tapi hanya di Indonesia saja kita bisa hidup serba enak. Saya sendiri sempat terheran heran. Kenapa sampai saat ini banyak sekali orang orang  ditanah air yang bermimpi bisa tinggal dan menetap di Eropa.

Mobil  Ditempel Stiker Ini Bukan Berarti Gratis
Tetap Bayar Tapi Bulanan Dan Lebih Murah

Gimana tidak enak dan nyaman tinggal di Indonesia ?, bayar air dan listrik luar biasa murah dibanding Inggris. Bisa buang air sesukanya tanpa harus bayar biaya pengolahan limbah. Kena Tilang bisa bayar denda sangat sangat murah. Mau ngasih tips juga terserah nggak ada aturan apapun. Baca Juga : Bayar Capital Gain Tax Di Inggris, Uenak Tenan


Per Hari Harus Bayar GBP 12 Kalau Nggak
Punya Stiker Resident Berlangganan

Karena saya orang Indonesia Asli dan tinggal diluar, kelakuan saya tidak berubah sama sekali dan cenderung sama persis dengan umumnya orang Indonesia di tanah air. Kalau ada tagihan air, listrik, BBM, denda tilang  atau apapun yang terasa mahal sekali, maka langsung menjerit kaget. Karena hanya itulah yang bisa saya lakukan di Inggris.

Jauh lebih enak di tanah air, begitu ada kabar kenaikan air, listrik, BBM maka dengan spontan langsung menggalang demo turun kejalan dan menghujat pemerintah. Padahal harga tarif listrik, air dan BBM di Indonesia jauh lebih murah dibanding negara lain terutama Inggris. Di Inggris, saya nggak bisa macam macam, apa yang tertulis di surat tagihan mau nggak mau harus segera  dibayar daripada berurusan dengan hukum.


Harus Bayar Pajak Kebersihan Kota, Pajak
Pemadam Kebakaran Dan Pajak Untuk Polisi

Perhatikan tagihan tagihan dibawah ini dan bandingkan dengan tagihan di tanah air. Mana lebih nikmat hidup di Indonesia atau di Inggris (Eropa).
  • City Council Tax (Untuk Kebersihan Dan Prasarana Kota) : GBP 781.02 (Rp 15.240.630)
  • Fire And Rescue : GBP 40.92 (Rp 798.502)
  • Police & CC (Untuk Keamanan dan Lalu Lintas) : GBP 102.84 (Rp 2.006.794)
Jadi Total GBP 924.78 (Rp 18 Jutaan) untuk 3 bulan saja atau Rp 6 Jutaan per bulan.

Bayar Air GBP 46.18 Per Bulan Dan Bisa Lebih Besar Lagi
Kalau Rumah Lebih Besar. Cara menghitung Berdasarkan
Luas Rumah, Jumlah Kamar Dan Jumlah Penghuni

Di Indonesia mana ada pajak untuk membayari perawatan kota, pajak untuk pemadam kebakaran dan polisi. Kalau ada sarana umum seperti Taman Kota terlihat kotor dan butut atau Pemadam Kebakaran dan polisi telat datang kalau dimintain bantuan, masyarakat cukup teriak teriak di medsos, demo atau nulis keluhan di Surat Pembaca.

Polisi kelihatan nggak bener di jalanan langsung koar koar di Facebook dan tweeter. Uenak tenan kan jadi orang Indonesia. Nggak pernah sama sekali bayar City Tax, Fire & Rescue Tax dan Police & CC Tax tapi bisa ngaku ngaku yang mbayari perawatan kota, pemadam kebakaran dan polisi dari uang rakyat.

Bayar Juga Biaya Limbah GBP 68.94

Pajak di Indonesia sangat rendah hanya 12 % dari GDP salah satu sebab karena nggak ada pajak seperti diatas, di UK mencapai 39 % dari GDP.
BacaList Of Countries By Tax Revenues As Percentage Of GDP.  

Berdasarkan data IMF, Worldbank dan UN tahun 2013, GDP Indonesia berada diurutan 16 (USD 868,346 Million) sedangkan UK nangkring di urutan 6 dunia (USD 2,678,455 Million). Hitung sendiri betapa kecilnya pendapatan pajak di Indonesia.
Baca : List Of Countries By GDP Nominal

Petunjuk Kalau Mau Complain
Boleh Ngeyel Kalau Merasa Tiba Tiba Naik

Ada lagi reaksi saudara saudara saya yang cukup unik di tanah air tentang rencana kebijakan pemerintah melakukan penyesuaian tarif air dan listrik. Bandingkan dengan tagihan dibawah ini :
  • Tagihan Air : GBP 46.18 (Rp 901.000)
  • Tagihan Pengolahan Limbah : GBP 68.94 (Rp 1.350.000)
  • Tagihan Listrik : GBP 219.4 (Rp 4.300.000)
Jadi Total GBP 334.52 (Rp 6.527.740) per bulan untuk rumah setara dengan Type 36/45 seandainya anda tinggal dan menetap di UK. Kalau rumah anda lebih besar lagi tentu akan bayar air, listrik dan limbah lebih mahal lagi.

Note : Pemakaian air tidak menggunakan meteran tetapi berdasarkan table luas bangunan, jumlah kamar dan jumlah penghuni. Demikian juga dengan biaya pengolahan limbah. Hanya listrik saja yang pakai meteran. Kalau musim dingin berarti heater pemanas ruang akan menyala penuh dan bayar listrik akan semakin mahal.

Bayar Listrik GBP 219.40 -Mahal Amat ?,
Ngeyel Kemahalan Boleh, Tapi Jawabnya Sak Enake Dewe
Musim Dingin Melonjak Karena Heater Menyala Terus

Di Indonesia belum ada tagihan untuk pengolahan limbah. Air tinggal buang ke selokan, lalu seterusnya buang ke laut. Uenak tenan memang hidup di Indonesia. Kalau sampai air sungai tercemar, tinggal teriak teriak dan memaki maki lurah, camat, bupati, walikota, gubernur dan presiden.
'Huh, nggak becus ngatur kota / negara', 
'Limbah dimana mana, apa kerja pemerintah ?'
'Pajak naik lagi, kemana saja tuh duit pajak yang sudah dibayarkan rakyat ?' 
Dan berbagai macam sumpah serapah lainnya.
Uenak tenan kan jadi orang Indonesia, nggak pernah bayar Pajak Limbah tapi bisa nuduh korupsi pemerintah.

Kena Tilang - Tahu Tahu Kaca Mobil Ditempeli
Surat Cinta Hanya Karena Parkir Didepan Rumah Sendiri
Mobil Bagian Depan Masuk Halaman -  Ekor Di Trotoar

Belum lagi kalau kita punya mobil. Rumah rumah kecil di Inggris umumnya tidak punya halaman dan garasi. Biasanya mobil diparkir dipinggir jalan dan jarak dari rumah bisa 100 m sampai  200 m. Rasanya nyesel sekali punya mobil tapi harus jalan kaki 100-200 meter setiap hari untuk menuju ke parkiran mobil.

Karena saya asli orang Indonesia, maka kelakuan saya juga masih sangat Indonesia sekali. Mobil saya parkir didepan rumah dengan tehnik Burung Onta. Bagian kepala berhasil masuk ke halaman rumah tapi bagian ekor masih tetap di luar halaman rumah. Akibatnya ada warga yang melaporkan ke polisi.

Denda GBP 70 Karena Ekor Mobil
Nutupin Trotoar Untuk Pejalan Kaki

Pagi hari, kaca depan mobil sudah ditempeli surat cinta berwarna kuning. Dan saya terpaksa harus bayar GBP 40 (Rp 780.550). Kalau tidak segera saya bayar saat itu juga maka denda naik menjadi GBP 70 (Rp 1.365.962).

Jelas, enak sekali hidup di Indonesia. Nggak ada tetangga yang iseng lapor ke polisi kalau jalannya terganggu mobil parkir. Kalaupun ada yang lapor polisi paling nggak ditanggapi polisi juga. Nggak pernah bayar Police Tax kok minta dilayani.  Uenak tenan memang jadi orang Indonesia, trotoar didepan rumah sudah seperti milik sendiri. Mobil bisa bebas parkir didepan rumah dengan roda nangkring diatas trotoar.

Ekor Mobil Nyentuh Garis Kuning - Trotoar Terhalang
Huh, Jalan Muter Dikit Aja Kenapa Sih Nggak Mau
Malah Lapor Polisi

Masih banyak yang bisa saya ceritakan tentang Inggris dan Eropa, seperti harga BBM yang muahal sekali, parkir di pusat kota yang juga muahal, pajak restaurant yang dibebankan ke konsumen, Bayar tips/gratuity saat makan di restaurant dan lain lain.

Tapi, saat ini Indonesia sedang berubah. Warung Padang dan warung gudeg segera kena pajak seperti di Inggris dan negara negara lain. Pelan tapi pasti, suatu saat nanti City Tax, Fire & Rescue Tax dan Police Tax pasti akan diimplementasikan juga di Indonesia.

Jangan sampai iuran sampah, iuran Kamling, iuran Fasum dan kutipan PKL selamanya dikutip oleh RT, Building Management, Pengembang Perumahan, Preman dan swasta. Jangan sampai juga negeri kita jadi sorga bagi pelarian bule yang kabur menghindari pajak dinegerinya.

Makan Di Restaurant
Udah Bayar Pajak Bayar Gratuity Juga

Catatan :
Di UK pajak pendapatan, pertambahan nilai dan pajak pajak lain relatif sama dengan di Indonesia. Dan pendapatan dari pajak jauh lebih besar dibanding negara sebesar Indonesia. Baca saja Taxation in UK, List Of Tax By Countries, Income Tax In European Countries


Baca Juga :

Sabtu, 07 Maret 2015

Anjing Jadi Jadian Covent Garden London

Namanya Street Performer - Istilah Canggih Dan Berkelas
Diterjemahkan Dengan Google Translate
Artinya Ternyata Cuma Pengamen Jalanan

Coba anda buka Google Translate lalu terjemahkan apa yang dimaksud dengan 'Street Performer'. Istilah canggih dan keren ini banyak terdapat di brosur/majalah pariwisata di London untuk menjelaskan atraksi atraksi yang ada di Covent Garden dan tempat wisata lain dikota London. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga tidak ada kosa kata ini meskipun berbagai koran dan majalah pariwisata di Indonesia ikut ikutan latah menggunakannya secara utuh tanpa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Umumnya wartawan/penulis di Indonesia sudah menganggap Street Performer sebagai kosakata bahasa Indonesia sehingga merasa tidak perlu diterjemahkan lagi.

Ini Namanya Limbo - Kalau Di Indonesia Setara Dengan
Jaran Kepang Atau Kuda Lumping
Ada Yang Keliling Bawa Kaleng Minta Sumbangan

Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menggunakan Google Translate, artinya ndeso sekali, yaitu Pengamen Jalanan - sangat tidak bergengsi dan tidak menjual sama sekali kalau digunakan dalam naskah  majalah majalah pariwisata di Indonesia.  Kalau anda telusuri lebih dalam lagi apa arti Pengamen menggunakan KBBI, maka artinya adalah 'penari, penyanyi, atau pemain musik yang tidak tetap tempat pertunjukannya, biasanya mengadakan pertunjukan di tempat umum dengan berpindah-pindah' .


3 Orang Tak Sadar Dan Tak Bisa Bergerak Sedikitpun
Di Indonesia Jauh Lebih Hebat
Dalam Keadaan Tidak Sadar Masih Bisa Makan Beling

Artinya, yang bukan termasuk golongan 'penari, penyanyi dan pemain musik' adalah Bukan Pengamen atau Bukan Street Performer. Lalu apa namanya ? Menurut saya, mereka tidak lain adalah Pengemis, Peminta Minta atau semacamnya. Dan jumlah pengemis bule di kota London ternyata buanyak sekali, khususnya di Covent Garden, Trafalgar Square dan berbagai lokasi kunjungan wisata lain diseluruh penjuru London. Cuma, kemasan luar mereka dibikin agak bagus dan warna warni sehingga tidak terlihat terlalu kumuh saat ngemis. Nanti akan saya ulas lagi lebih detail yang di Trafalgar Square. Tunggu saja catatan perjalanan berikutnya.

Sepeda Roda Satu Disandarkan Dulu Nunggu Orang
Ngumpul - Di Indonesia Sepeda Roda Satu Sudah Punah
Terakhir Yang Makai Sarimin Dan Grup Topeng Monyetnya

Diantara 'Non Street Performer' yang saya jumpai di Covent Garden - London, ada satu yang membuat saya terkejut, istilah kerennya 'surprise'. Sangat terkejut dan surprise tapi hikmahnya saya jadi bangga karena tidak ada satupun orang Indonesia yang melakukan 'pertunjukan' seperti orang Inggris ini. Apakah itu ....?. Pertunjukan Naik Sepeda Roda Satu ???, oh jelas bukan meskipun di Indonesia pertunjukan ini sudah punah belum bisa membuat saya terkejut. Terakhir saya melihat pertunjukan Naik Sepeda Roda Satu ini sekitar awal tahun 2014 yang dilakukan oleh 'Sarimin' dan group Topeng Monyetnya didepan Mall Ambassador. Sayang sekarang Topeng Monyet sudah dilarang oleh Jokowi/Ahok.

Sulapan - Masih Lestari Di Inggris
Di Indonesia Tukang Sulap Mainnya Sudah Di TV
Atau Mall Semua - Nyaris Nggak Ada Yang Di Jalanan

Pertunjukan Sulap ?. Juga Bukan, Di Indonesia pertunjukan ini masih bisa dilihat di TV, tidak di jalanan lagi seperti di Covent Garden London. Hipnotis ? nggak mungkin lah yauw saya bisa 'surprise' hanya menyaksikan orang tertidur diam saja dan tidak sadar. Di Indonesia saya masih sering melihat orang tertidur tidak sadar tapi masih bisa makan beling pecahan kaca dalam pertunjukan Kuda Lumping. Lalu pertunjukan apa dong yang membuat  terkejut dan 'surprise' ? 


Ini Baru Street Performer
Nyanyi - Tanpa Diiringi Instrument Musik
Di Indonesia Minimal Diiringi Kecrek Tutup Botol
Atau Gitar Kalau Ngamen Di Jalanan

Nah ini dia. Di Covent Garden, saya menemukan Anjing Jadi Jadian. Bule Inggris sedang menggonggong saat diberi coin pound. Semiskin miskinnya orang Indonesia belum pernah saya melihat ada yang mau jadi Anjing. Sekere-kerenya orang India tidak ada yang mau menggonggong bagaikan seekor anjing saat diberi coin receh. Terdesak masalah keuangan seperti apapun, saya juga tidak pernah menyaksikan orang dari negara miskin Bangladesh, Uganda, atau negara lain berdandan seperti itu hanya untuk mengumpulkan coin beberapa pennies atau pound saja. Di Covent Garden, London, saya menyaksikannya sendiri Bule Inggris dikelilingi anak anak kecil dan menggonggong keras keras kalau recehan coin pound atau pennies dimasukkan ke tempat makan anjing didekatnya. Silahkan menyaksikan Anjing Jadi Jadian Bule Inggris dibawah ini.


Di Indonesia Namanya Manusia Batu
Banyak Di Kota Tua Jakarta



Manusia Batu Ini Melayang Tak Bergerak
Masukkan Coin Di Kardus Maka Akan
Berganti Posisi



Luar Biasa - Bule  Inggris Ngemis Jadi Anjing
Orang Indonesia Yang Paling Miskinpun Belum
Pernah Ada Yang Mau Jadi Anjing



Sangat Sangat Luar Biasa Dan Nggak Terpikirkan
Seumur Hidup Baru Kali Ini Saya Menyaksikan
Anjing Jadi Jadian Di London



Rombongan Turis
Siap Kembali Ke Bus Setelah Nonton
Anjing Jadi Jadian Inggris

Baca Juga :

Jumat, 27 Februari 2015

Kemana Lapak PKL Covent Garden ?




Covent Garden
PKLnya Ada Ada Yang Jual Lukisan
Covent Garden adalah sebuah district di kota London, UK yang berjarak sekitar 6 menit jalan kaki dari Soho District (Baca : Soho - Pasar Gini Di Kampung Ane Juga Ada). Meskipun namanya Covent Garden, tetapi sebenarnya sekarang di lokasi ini nggak ada tamannya sama sekali. Yang ada cuma pasar, toko toko segala macam barang dan jasa dan juga rumah makan. Saat ini wilayah ini menjadi obyek wisata utama kota London, terutama pasarnya. Kalau anda menyebut Covent Garden pasti penduduk setempat akan membawa anda ke pasar, bukan ke tempat lain.

Block Ini Namanya Apple Market, Dulu Covent Garden
Adalah Pasar Buah Dan Tempat Prostitusi
Tapi Sekarang Tempat Segala Macam Pedagang Kaki Lima
Sebelum jadi tempat kunjungan turis terkenal seperti sekarang ini, sebenarnya jaman dulu sekitar awal abad 16 merupakan tempat perdagangan orang Inggris Jadul dan pasar buah buahan. Setelah itu dengan berjalannya waktu maka berangsur angsur berubah menjadi Kawasan Lampu Merah atau Red Light District dengan berbagai macam tempat hiburan yang sangat tersohor dan bersaing kuat dengan kawasan lampu merah tetangganya terdekat, Soho. Sama halnya dengan Soho, mulai tahun 1980an kawasan ini disulap menjadi pasar retail kembali dan bisa mendatangkan jutaan turis untuk berkunjung sampai saat ini. Agak mirip ceritanya dengan Gang Dolly Surabaya yang ditutup oleh walikota, ibu Risma menjadi kawasan yang lebih baik dan bermartabat.

Restaurant Terbuka Ini Kalau Pasar Tutup
Meja Dan Kursinya Menghilang
Seperti apa pasar Covent Garden ini kok sekarang bisa mendatangkan banyak sekali turis ?. Nah, ini dia anehnya dan membuat saya terheran heran. Nggak pakai dukun dan juga nggak pakai magic semua turis  berduyun duyun datang ke pasar ini. Saya sangat heran sekali karena harganya biasa biasa saja dan isinya relatif sama dengan pasar pasar kaki lima di tanah air. Ada lapak PKL yang jualan kerajinan tangan dan lukisan, ada lapak penjual baju, ada lapak jual makanan, lapak jual casing handphone dan segala macam pernak pernik dagangan yang sebenarnya sama saja dengan apa yang dijual PKL di Indonesia. 

Meja Lapak Pedagang Kaki Lima Ini
Tampak Manis Dengan Taplak Meja Warna Warni

Berhari hari saya mengamati pasar para pedagang kaki lima Bule ini, terutama lapak lapak kecil yang digelar disegala penjuru pasar. Kalau pasarnya tutup, dalam waktu singkat semua lapak menghilang dan bersih tak terlihat sama sekali. Pagi hari tiba tiba muncul kembali dan dalam hitungan menit semua dagangan sudah terpajang dengan rapi. Sempat saya kira semua barang dagangan dibawa pulang kerumah, ternyata tidak. Saya kira rumah para pedagang kaki lima tersebut didalam pasar atau tidak jauh dari pasar. Ternyata saya salah juga.

Lapak Penjual Pigura Ini Juga Bersih
Kalau Malam Hari - Disimpan Dimana Lapak Ini ?

PKL Inggris ternyata sama saja dengan PKL Indonesia. Kalau pasar tutup, gerobak dorongnya ternyata disuruk surukkan di tempat tempat tertentu yang tersembunyi tidak jauh dari pasar. PKL Inggris ternyata juga sama saja dengan PKL manapun. Mereka berteman baik dengan pemilik toko terdekat yang mau dititipin gerobak, meja dan kursi. Entah bayar atau enggak saya kurang tahu. Kalau bayar berapa ongkos sewanya per hari, tapi kalau gratis kok rasanya nggak mungkin.


Dagangan Dan Lapak Ini Juga Menghilang
Ditipkan Dimana ?

Ada juga orang Inggris yang kreatif, tanah kosong miliknya ditempatkan beberapa container yang berfungsi sebagai tempat untuk menitipkan barang dagangan. Tidak ada penjaga keamanan khusus. Saya perhatikan satu container dipakai bareng bareng beberapa pedagang untuk tempat dagangannya dan akan dikeluarkan kembali keesokan harinya. Boleh juga caranya, seandainya saja disekitar pasar pasar di Indonesia diletakkan container untuk disewakan ke PKL, tentu pasar akan lebih mudah dibersihkan dan akan kelihatan bersih dan rapi. Lihat saja photo photo dibawah ini.

Pagi Hari Sekitar Jam 09:00
Semua Lapak Dan Dagangan Dengan Cepat Muncul
Berarti Tempat Penitipan Tidak Jauh


Meskipun Pasar Sudah Mau Tutup
Tapi Kalau Pengunjung Sedang Banyak Ternyata
Pedagang Inggris Ngeyel Juga Nggak Mau Tutup

Lapak Kaki Lima Sudah Agak Menghilang
Meja, Kursi Sampai Gerobak Dorong Kemana Ya ?


Ternyata PKL Inggris Sama Saja Dengan Indonesia
Gerobak Dorongnya Disuruk Surukkan
Di Pekarangan Orang



Meja Lapak Juga Dionggokkan Di Gang Gang
Yang Tidak Terlihat Umum


Yang Punya Duit Gerobak Dorongnya
Di Titipkan Ke Dalam Toko, Bayar Sewa Tempat Dong


Ugh.... Gerobaknya Nyangkut Pintu
Entah Berapa Biaya Sewa Nitip Gerobak
Baca Juga :

Senin, 23 Februari 2015

Church Street - Tanah Abangnya Kota London

Church Street Market
Banyak Tas Dengan Merk Terkenal Tapi KW 3
Murah Meriah

Lama tinggal di negara orang membuat saya kangen dengan suasana dan kehidupan sehari hari di tanah air. Rasanya pingin sekali saya mengunjungi kembali Pasar Menteng Pulo, Pasar Tebet atau Pasar Tanah Abang tempat saya dulu biasa berbelanja kebutuhan sehari hari. Harap maklum saja, saya ini wong ndeso yang sehari hari selalu lewat dan belanja di pasar pasar tradisional tersebut. 


Makin Siang Makin Ramai
Jam 5 Sore Sudah Tutup
Yang bikin saya rindu pasar di sekitar rumah saya di Jakarta tersebut apalagi kalau bukan karena kumel, becek, semrawut, amburadul, macet dan baunya itu lho yang ngangeni. Perpaduan antara bau anyir daging segar, buah buahan busuk dan sedikit semilir bau pesing. Untungnya di London buanyak sekali pasar kumel dan butut seperti di tanah air. 

Tinggal Pilih
Jangan Lupa Nawar Biar Dapat Harga Murah
Salah satu pasar kumel dan butut yang cukup ramai di kota London berada di Church Street. NW-8 City Of Westminster. Kalau anda naik Big Bus Tour, turun saja di Marble Arch. Ikuti saja Edgware Road (A5) kira kira 1,5 Km ke arah Maida Vale Road. Atau bisa juga naik Undeground Tube dan turun di Bakerloo Subway Station. Hanya sekitar 250 meter saja jalan kaki dari Bakerloo Station, pokoknya kalau tiba tiba anda merasa berada ditengah tengah pasar Tanah Abang berarti sudah nyampai ke pasar Church Street.  

Mau Beli Sabuk Merk Pierre Cardin, Hugo Boss
Semua Ada - Tapi Jelas KW3

Jangan naik mobil, jalannya penuh lapak pedagang kaki lima. Kalau sampai mobil anda nyenggol lapak, saya bisa pastikan anda akan dikeroyok preman pasar. Jangankan naik mobil, jalan kaki saja saya sering dicegat preman dan dimintain duit hanya karena penampilan seperti pengusaha  sukses. Saat itu saya bawa camera dan cuek jeprat jepret kesana kemari. Kalau anda ke Pasar Church Street ini saya sarankan pakai sandal jepit, jaket kumel dan wajah sebisa mungkin terlihat memelas atau bahkan sebisa mungkin terlihat sangar. InsyaAllah nggak ada preman yang berani mendekati anda.

Lebih Parah Dari Jalanan Di Pasar Tanah Abang

Pasar ini tidak ada di brosur brosur pariwisata, jadi jarang turis yang kesasar di pasar Church Street ini. Ada perasaan emosional yang sama dengan di tanah air saat memasuki pasar ini. Saat belanja atau jalan melihat lihat dagangan, saya bisa mendekap tas dan dompet erat erat takut kecopetan. Saya juga bisa sedikit takut melebihi sensasi saat nonton film horror kalau ada preman yang ngikuti dan memaksa minta duit.

Berantakan Dan Bau Pasar Yang Khas
Bikin Rindu Kampung Halaman

Cara preman Inggris minta duit sama saja dengan di Jakarta, kadang ngikuti dibelakang dan kadang tiba tiba mendahului dan berhenti didepan saya dan berusaha menghalangi langkah saya. Pokoknya asyik, mirip suasana di Tanah Abang.

Koper Koper Murah Berdampingan
Dengan Penjual Buah

Tapi preman Inggris kayaknya kalah nekat dibanding preman preman di Indonesia. Mereka semua tangan kosong tidak ada yang berani mengancam apalagi bawa senjata tajam. Mereka kayaknya takut terlihat orang banyak saat beraksi. Kalau sampai ketahuan polisi sedang malak pengunjung/pedagang atau ketahuan nodong pakai senjata tajam, pasti habis dan langsung bubar masa depannya.

Gaun Model Ashanti, Luna Maya
Juga Ada

Gimana gaes ? Lain kan dengan preman kita yang gagah berani kemana mana bawa pisau, clurit dan badik ?. Saking nekatnya terkadang Polisipun kalau perlu dimintain rokok atau uang rokok oleh preman di Indonesia.

Barang Kulakkan Baru Diturunkan
Barang Dionggokkan Begitu Saja Dipinggir Jalan
Kalau Hujan Turun Tinggal Ditutupi Plastik


Berantakan
Ada Kardus Kosong, Botol Plastik Dan Kulit Buah


Baju Anak Anak Model Cinderella
Awas, Anak Anak Bisa Merengek Nggak Mau Pergi
Kalau Nggak Dibelikan


Ada Yang Jual Baju, Kaos Dan Rok
Beli Tiga Gratis Satu


Gerobak Dorongnya Asal
Disurukkan Dipinggir Jalan


Baca Juga :

Jumat, 20 Februari 2015

Soho London - Di Kampung Ane Juga Ada

Berwick Street - Soho District
City Of Westminster - London

Bertahun tahun kepala saya sehari hari dijejali dengan istilah istilah keren, Contohnya Soho - Small Office Home Office. Tentu saja bayangan saya tentang Soho di London tidak jauh dari itu. Sebuah komplek perkantoran kecil, bersih, pelayanan kekeluargaan dan malam hari bisa dipakai juga sebagai tempat tinggal rumah tangga. Terpikir juga dalam pikiran saya, buat apa saya harus susah payah datang ke perkantoran tersebut dari rumah saya di Portsmouth yang jauh  ?. 

Meskipun Butut Majalah Pariwisata
Harus Menulis Dengan Bahasa Yang Indah Dan Bagus
Tapi pikiran saya segera berubah setelah baca brosur brosur pariwisata di London. Ternyata Soho di London bukan Small Office Home Office, tapi sebuah district atau area dari City of Westminster yang merupakan obyek wisata utama kota London yang bisa dicapai menggunakan Big Bus Tour, Taxi atau Underground Tube (Kereta Api Bawah Tanah). Beberapa jalan di Soho, London ternyata cuma pasar butut semacam pasar liar yang dikelilingi oleh gedung dan bangunan bangunan kuno bersejarah.

Haram Bagi Majalah Hotel Dan Pariwisata Untuk
Membuat Photo Secara Close Up Seperti Ini

Setelah saya kunjungi dan saksikan sendiri, saya benar benar terkejut karena apa yang tertulis dalam brosur dan majalah pariwisata sangat berbeda dengan kenyataan. Tidak sedikitpun tertulis kata kata 'lecek', 'butut', 'becek' atau semacamnya. Semua tertulis sangat indah dan menarik, dan inilah bedanya cara penulisan media Europe dibanding dengan media di tanah air. 


Kayak Kramat Tunggak dan Jl KS Tubun
Petamburan Jakarta Tahun 1990an
Di Indonesia, semua media tidak ada satupun yang menulis dengan cara 'menyulap' tempat butut menjadi sesuatu yang indah dan punya daya tarik bagi wisatawan. Orang Indonesia memang sejak lahir terbiasa menulis atau memberi comment dengan cara menjelek jelekkan diri sendiri atau bangsanya sendiri. Serba spontan, apa yang dilihat dan dirasa maka itu pula yang keluar dan di 'blow up' kemana mana. 

Ini Gerobak Siapa Seenaknya Ditinggal
Di Trotoar Nutupi Pejalan Kaki

Contoh Bahasa Jurnalistik Majalah Pariwisata :
"Soho terletak di City of Westminster dan merupakan bagian dari West End Of London. Lokasinya dikelilingi oleh tempat wisata terkenal lain seperti Strand, Covent Garden, Bloomsbury, Mayfair, St James Park dan lain lain. Konon pada awal abad 20 wilayah ini terkenal reputasinya sebagai tempat industri Sex dan kawasan remang remang. Tapi sejak tahun 1980an telah banyak berubah menjadi toko toko fashion, media office dan berbagai macam restaurant. Hanya tersisa beberapa sex shop dan tempat hiburan malam saja saat ini yang masih bertahan. Contohnya Chinawhite Nightclub dan Public House Bar dengan beberapa Sex Shop tersebar disekitarnya.


Ngupas Kelapa Airnya Jangan Dibuang
Dijalan Dong, Jadi Licin Jalannya

Berbagai macam etnis,  baik kaya atau miskin semua ada di area ini termasuk Paul Mc Cartney yang juga punya kantor di sekitar Soho Square. Philip Morris yang terkenal dengan rokok Marlboro juga membuat pabrik rokoknya pertama kali di Great Marlborough Street. Masih banyak lagi tokoh dan juga artis artis terkenal yang meniti karir dari lokasi ini karena memang jalan jalan didaerah ini banyak sekali Theatre, music room, cinema club dan berbagai macam gedung entertainment. Jangan lupa untuk singgah di Street Market Berwick Street, tempat anda untuk merasakan kepadatan dunia"

Ya Ampun, Mirip Banget Orang Inggris
Kalau Jualan Dengan Saudara Saudara Gue Di Kampung


Nah, cerita yang saya sampaikan dalam tanda kutip diatas adalah contoh cara penyampaian versi Majalah dan Brosur Pariwisata. Nggak salah sih, apa yang disampaikan majalah pariwisata memang harus menarik bagi wisatawan, sesuai sejarah dengan photo photo yang artistik dan mengundang rasa ingin tahu wisatawan. Kalau ditulis apa adanya, siapa yang mau datang ke tempat kumuh dan kumel tersebut ?. Jadi, kesimpulannya.... jangan sekali kali mengeluh atau menjelek jelekkan tempat tempat eksotis di tanah air baik melalui fb, tweter, blog atau apapun. Apalagi menjelek jelekkan presiden terus menerus hanya karena kecewa jagoannya kalah saat pilpres.

Ada Karaoke Didalam
Pintu Depannya Ngumpet Dan Kecil
Tapi Bagian Dalamnya Besar

Karena saya nggak bisa membuat photo artistik, maka yang saya sajikan disini hanya photo photo asal jepret saja. Saya agak kesulitan mengambil photo gedung gedung yang dimaksud majalah dan brosur pariwisata tersebut karena banyak yang tertutup lapak lapak pedagang kaki lima. Lain kali akan saya tampilkan photo 'Bird View' dalam tulisan tulisan saya biar kelihatan seperti majalah pariwisata. Tapi, mohon maaf, berhubung saya jalan kaki, maka hasil photo kurang menarik dan bener bener 'Street View'. Yang penting, apa yang saya sampaikan bisa anda terima dengan baik. London, ternyata sama saja dengan kampung ane di Jakarta.


Orang Inggris Sedang Tidur
Ssst Jangan Berisik Ya

Baca Juga :