Sabtu, 14 Februari 2015

Old Portsmouth Walking Tour 2

The Camber
Bisa Melihat Aktifitas Reparasi Kapal
Turispun Senang Di Tempat Butut Seperti Ini
Setelah selesai 'Walking Tour' yang sebenarnya bukan walking tapi 'Standing And Sitting Tour' di Spice Island, Bath Park, Point dll semua turis digiring ke obyek wisata lain yang bernama The Camber. Jarak dari Bath Park hanya sekitar 50 meter saja. Saya benar benar terkejut menyaksikan pemandangan disini. Karena yang saya saksikan hanya tumpukan jala ikan, besi besi rongsok, kapal rusak, tong sampah berisi berbagai macam sparepart kapal dan hal hal lain yang menurut kita seharusnya disembunyikan dari pandangan mata orang asing.

Kapal Kapal Nelayan Rusak
Meskipun Terlihat Kumuh Tapi Banyak Turis Yang
Senang Melihat Aktifitas The Camber

Pokoknya nggak ada bedanya dengan Tempat Pembuangan Sampah Akhir di Bantar Gebang atau Pasar Loak Besi/Logam di Indonesia. Yang membuat saya heran, semua turis terkesan kagum melihat barang rongsok di The Camber ini setelah mendengar penjelasan dari Tour Guide. Dari penjelasan tour guide dan photo photo di papan keterangan biru didepan saya, saya bisa dengan mudah mengetahui sejarah tempat ini. Ternyata The Camber adalah Dock Yard, tempat untuk service dan perbaikan kapal kapal nelayan dan kapal pribadi. Pantas kumuh,,,,,, pantas juga sebelum menuju tempat ini tour guidenya bercanda 'Now. we will go to the other side of Portsmouth, don't breath and close your nose'.

Kalau Di Indonesia Tempat Kumuh
Seperti Ini Digusur Atau Disembunyikan Dan Malu
Kalau Dilihat Orang Asing

Berdasarkan info yang saya baca di papan keterangan biru, saya bisa tahu bahwa tempat ini akan digusur, direnovasi dan dijadikan gedung gedung baru yang punya nilai ekonomis tinggi. Sudah tentu ada penolakan dari nelayan setempat karena tempat ini punya nilai historis yang tinggi. Sejarah protes, demo dan ngamuknya para nelayan ini kalau disampaikan ke turis dengan tutur kata yang baik oleh tour guide maka semua turis akan manggut manggut dan mengerti. Tumpukan sampah kalau ditunjukkan photo photonya dan dijelaskan tidak berubah dari tahun ke tahun lengkap dengan alasannya maka turispun tidak akan menganggap The Camber sebagai tempat kumuh dan jelek,


Gudang Nelayan Di Manapun Terlihat Kumuh
Berserakan Dan Bau Amis, Sayang Di Indonesia
Tidak Dijadikan Obyek Wisata Seperti Di Portsmouth

Saya jadi terpikir, seandainya saja Bundaran HI dipasangi papan keterangan biru buat turis dengan gambar gambar heroik para demonstran dari tahun ke tahun, gedung DPR dipasangi juga papan biru dengan photo anggotanya yang tidur dari tahun ke tahun, wisata banjir - di kawasan langganan banjir di Jakarta dipasangi juga papan keterangan biru buat turis, TPA Bantar Gebang dijadikan wisata lingkungan dengan papan biru menjelaskan permasalahan sampah kota Jakarta dan lain lain tentu akan memberi nilai tambah buat pariwisata di tanah air. Sayangnya, kita malu menjual sesuatu yang kita anggap butut dan jorok. Padahal, banyak orang asing yang sebenarnya tertarik dengan keseharian kita dan ingin tahu usaha usaha apa untuk membuat negeri kita bersih.

Ditempat Ini Akan Dibangun Gedung Modern
Turis Senang Mendengar Cerita Cerita Perlawanan
Heroik Kalau Ada Rencana Penggusuran


Butut Dan Berantakan
Di Indonesia Banyak, Kenapa Nggak Dijual Untuk
Obyek Wisata Buat Turis


Mobil Nelayan Jadul
Indonesia Punya Banyak Mobil Jadul Seperti Ini
Tinggal Dikemas Saja Dalam Paket Wisata



Comberan Mampet Dan Bau
Sejak Tahun 1700an Selalu Mampet Dan Jorok
Tour Guide Menjelaskan Permasalahannya Dan Enak Didengar



Pasar Ikan
Ada Photo Photo Kuno Yang Dengan Mudah
Dilihat Turis Untuk Mengetahui Sejarah Pasar Ikan Ini

Baca Juga :

Jumat, 13 Februari 2015

Old Portsmouth Walking Tour 1

The Still & West Country House
Tembok Kanan Adalah Pagar Bath Park
Sebelah kiri The Spice Island Inn (Tidak Terlihat)

Sudah lebih dari 30 negara pernah saya kunjungi dan saya bisa menilai betapa besar, kaya dan hebat negeri kita Indonesia, obyek wisatanya buanyak. Negara negara kecil seperti Singapore dan negara negara Europe saya akui memang lebih cerdik dan pintar dalam hal menjual pariwisatanya. Semua titik, semua tempat, semua lokasi, got, parit dan apapun diberi nama yang bagus bagus, dituliskan sejarahnya dan dijual. Di Indonesia, kayaknya kurang PD kalau memberi nama suatu tempat tapi lokasinya berdekatan. Contohnya : Tugu Monas, Lapangan Monas, Air Mancur Monas. Semua memakai nama 'Monas' yang sama sehingga turis asing langsung bisa menebak lokasinya sama. 


The Spice Island Inn
Semua Bangunan, Rumah, Taman Di Daerah Ini
Berada di Spice Island Padahal Bukan Pulau Sama Sekali

Di negara negara Europe cukup populer istilah Walking Tour. Ada yang 2 jam, 3 jam atau 4 jam dan sudah tentu semakin lama semakin mahal ongkosnya. Brosur brosur pariwisata dan juga applikasi smartphone mudah didapat atau download juga. Bagi turis yang belum pernah ke tempat wisata tersebut biasanya membayangkan lokasinya sangat berjauhan dan melelahkan karena nama nama lokasi tidak sedikitpun ada kesamaan sama sekali seperti nama nama di Tugu Monas diatas.

Ada Dua Papan Keterangan
Portsmouth Point Dan Spinnaker Tower
Lokasi :  Bath Park - The Spice Island
Nah, sebagai contoh photo photo disamping ini saya ambil di Portsmouth. Biar lebih menjual, maka namanya dibuat menarik menjadi Old Portsmouth. Sebenarnya nggak perlu walking juga bisa, cukup merangkak karena semua obyek radiusnya cuma sekitar 30-40 meter saja. Untuk Walking Tour di Old Portsmouth ini turis akan dibawa ke :


The Spice Island
Tour guide akan menjelaskan pada jaman dulu perdagangan rempah rempah masuk melalui tempat ini. Sangat ramai sekali dan prostitusi marak di pelabuhan ini. Rumah rumah disekitar sini dulu adalah 'brothel', rumah bordil yang terkenal sebagai tempat menghambur hamburkan uang para saudagar rempah. Sekarang yang masih tersisa dan masih sama seperti jaman dulu hanya The Spice Island Inn. Setelah itu seluruh turis diminta photo dengan latar belakang The Spice Island Inn. Kalau ada yang kritis dan tanya dimana 'Island'nya maka cukup dijawab 'No, No island. It's only the name. The island of paradise where the rich men meet with the hooker'

Point
Sejarah Digambarkan Secara Visual Mulai Tahun
1700an Sampai Sekarang

The Bath Park
Sebagai orang Indonesia yang negaranya sangat besar dan luas, bayangan saya Park itu seluas Taman Monas. Ternyata cuma sebesar rumah RSS type 36 saja. Untuk menuju tempat ini cukup jalan 10 meter saja. Mau lebih cepat loncat saja pagar tembok. Konon katanya rempah rempah dari Maluku diturunkan ditempat ini. Sekarang isinya cuma tempat duduk batu mengelilingi meja batu besar. Kayaknya sih cocok untuk ngelamun memandang laut kalau lagi patah hati.

Spinnaker Tower
Sejarah Mulai Dibangun, Alasan Dan Dana Pembangunan
Turis Kere Nggak Perlu Bayar Tour Guide

Spinnaker Tower
Lokasi nggak pindah masih di Bath Park, hanya bergeser sekitar 5 meter saja. Kalau sebelumnya duduk di kursi batu sambil mendengarkan tour guide ngoceh, sekarang berdiri didepan papan keterangan berwarna biru sambil baca sendiri sejarah berdirinya Spinnaker Tower. Sudah tentu si tour guide nggak perlu cerita terlalu banyak karena semua turis sibuk jeprat jepret photo dengan latar belakang Spinnaker Tower, nggak usah saya tulis disini sejarahnya, menara ini anggap saja 'Monas'nya Portsmouth. Lokasi menara jauh dibelakang tapi untuk photo photoan memang bagus sekali dari The Bath Park ini. Mau mendekat, bayar lagi paket 4 jam.


Bath Park
Nggak Ada Tanaman, Batu Doang Untuk Duduk Duduk

The Point
Kereeen namanya. Untuk menuju tempat ini cukup geser kekanan dua langkah saja. Baca saja sejarahnya melalui papan keterangan biru didepan anda. Perhatikan juga photo kuno tahun 1700an, 1800an, 1900an dan saat ini. Kalau nggak tahu tanya saja tour guidenya. Ternyata, ini adalah titik dimana kita bisa memandang Spinnaker Tower. Pada jaman dulu digunakan juga sebagai titik pandang bagi para WTS kalau ada kapal saudagar rempah mau berlabuh. Ceileeee ....abang datang.

Semua Titik Diberi Nama Dan Punya Sejarah
Cukup Dengan Photo Photo Kuno
Orang Bisa Melihat Perjalanan Sejarah Toilet Juga

The Still & West Country House
Nah, terakhir setelah perjelanan yang 'melelahkan' (baca : tidak lelah sama sekali), semua turis digiring ke The Still & West Country House. Saya kira tempat apa, ternyata rumah makan kuno sudah ada sejak tahun 1700an. Semua mencoba 'makan' makanan yang terhidang ala kadarnya. Konon menu dan resep makanan tidak berubah  sejak jaman baheula dan diturunkan turun temurun. Kalau mau makannan yang lain bayar sendiri. Susah nolaknya lagipula, malu maluin bangsa Indonesia kalau sampai nggak ikutan makan. Jarak dari The Bath hanya 5 meter saja nyeberang jalan.


Gimana pendapat anda, pinter sekali kan cara pemasarannya ?.  Benar nggak istilah 'Walking Tour' tsb ?. bagi saya 'walking di radius 30 meter itu bukan 'walking' namanya. Saya sudah terbiasa 'walking' di area Borobudur yang luas sekali. Bisa bayangkan tidak berapa uang masuk kalau wisata dibuat kecil kecil seperti ini. Tunggu cerita berikutnya tentang paket Walking Tour yang lebih lama, 3 jam. Di Indonesia mah kalau cuma 3 jam baru nyampai tujuan sudah habis waktunya.

Bersambung ke Jilid 2 :  Old Portsmouth Walking Tour 2

Baca Juga :

Rabu, 11 Februari 2015

Lagoan Isles, Negara Kepulauan Ditengah Kota

Kerajaan Lagoan Isles
Negara Kepulauan Terkecil Di Dunia


Anda tentu sudah mengenal Vatican, sebuah negara kecil yang terletak didalam kota Roma, Italia. Negara ini namanya Microstates, resmi diakui PBB dan dunia. Tapi banyak juga negara negara micro yang muncul karena joke, tidak puas dengan pemerintah lokal atau alasan lain. Negara negara seperti ini namanya Micronations dan jumlahnya cukup banyak, ada beberapa yang sah secara hukum dan diakui secara lokal saja (mungkin mirip Keraton Yogyakarta dengan skala yang lebih kecil). Anda bisa baca daftar lengkapnya melalui link :  List Of Micronations atau Micronations : The Lonely Planet Guide To Home Made Nations. Dari sekian banyak negara micro tersebut yang pernah saya kunjungi cuma Republic Of Kugelmugel di Vienna, Austria dan terakhir ini Grand Duchy Of The Lagoan Isles di Portsmouth, England.                            

Penduduk Lagoan Isles
Mengamati Negara Dari Wilayah Inggris


The Grand Duchy Of Lagoan Isles ini luasnya hanya 0.043 Km Persegi dan terdiri dari 3 pulau (Island) utama dan beberapa pulau kecil lain yang terkadang bisa muncul dan terkadang bisa tenggelam tergantung pasang surut permukaan air kolam. Jumlah warga ngakunya 30 orang (tahun 2006) tapi kenyataannya cuma bebek , angsa dan tupai. Jumlah 30 orang warga yang di claim ternyata jumlah anggota/warga lokal Portsmouth yang mendukung pembentukan negara merdeka, bebas dari pembayaran pajak dan segala macam tetek bengek dengan aturan pemerintah kota Portsmouth..

Baffin Pond Atau Kolam Baffin Di Taman Kota Portsmouth
Yang Bernama Baffin Park
Grand Duchy Of Lagoan Isles
  • Bentuk Negara       : Monarchy Constitutional
  • Grand Duke           : Louis Robert Harold Stephens
  • Prince Regent         : Michael Bates
  • Prime Minister        : Johannes Siegel Claimant
  • Merdeka                : 16 Agustus 2005
  • Luas Negara          : 0.043 Km Persegi
  • Semboyan Negara  : The Water Of Love Surrounds Us (As Ondas Do Amor Cercam Nos)
  • Lagu Kebangsaan   : God Save Our Islands Tree
Baca sendiri keluarga kerajaan melalui website resmi Grand Duchy Of Lagoan Isles ini.

Bendera Negara Berkibar Gagah Ditengah Pulau
Dengan Latar Belakang Ruko Penduduk
Di Wilayah Inggris


Keren kan 30 orang saja bisa mendirikan negara merdeka ?. Definisi Island di kerajaan ini sangat berbeda dengan definisi orang Indonesia. Kalau orang Indonesia mendefinisikan Island atau pulau sebagai daratan ditengah laut, tapi Kerajaan Lagoan Isles ini mengartikan island sebagai daratan ditengah kolam kota Baffin Pond. Ya benar, nama kolam ditengah taman kota ini Baffin Pond, luasnya kira kira sebesar lapangan sepak bola atau paling banter seperempat lapangan Monas. Pulau terbesarnya kira kira berdiameter 10 meter dan dua pulau kecil disampingnya sekitar 4 - 6 meter.

Tempat Duduk Di Wilayah Inggris
Untuk Mengamati Kerajaan Lagoan Isles


Sejarahnya cukup panjang dan bisa anda baca di website resmi milik kerajaan ini : Grand Duchy Lagoan Isles Official Website. Secara garis besar, wilayah kerajaan sudah ada sejak 1738 dan kepemilikan tanah sudah berpindah tangan berkali kali sebelum dikelola oleh pemerintah kota Portsmouth. Mulai awal abad 19 diubah menjadi taman kota oleh pemerintah dan tahun tahun berikutnya wilayah sekitar berubah menjadi perumahan. Karena kegigihan ahli waris, kecintaan penduduk lokal terhadap margasatwa di wilayah tersebut dan kekhawatiran akan rusaknya habitat tanaman dan satwa, maka sekitar tahun 2005 mereka melihat 'celah hukum' dan claim bahwa pulau di tengah kolam Baffin tidak ada yang memiliki karena tidak ada satu catatanpun yang secara tegas mengatakan milik pemerintah Inggris maupun pemerintah kota Portsmouth. Sedangkan ahli waris punya bukti authentic dan catatan sejarah bahwa seluruh wilayah Portsmouth pernah jadi milik leluhurnya.

Princes Of Lagoan Isles
Baru Kali Ini Ada Royal Family Bertugas Sebagai
Tour Guide


Ya iyalah, pasti menang dalam persidangan, Dimanapun juga yang tertulis sebagai milik pemerintah kota pasti taman, kolam, air mancur, pagar dan fasilitas lainnya didalam taman. Tidak akan tertulis detail 'gundukan tanah ditengah kolam' dan 'satwa' sebagai milik pemerintah kota. Susah membuktikan bahwa gundukan tanah ditengah air kolam sebagai tanah yang dimiliki pemkot. Penggugat punya bukti kuat seluruh kota Portsmouth adalah milik leluhurnya dan tidak ada catatan sama sekali bahwa gundukan tanah ditengah kolam tersebut termasuk yang diserahkan ke pemkot. 


Penduduk Lokal Kerajaan Lagoan Isles
Sedan Pacaran
Dan akhirnya tanggal 16 Agustus 2005, bertepatan dengan hari kemenangan sidang, maka dengan resmi diproklamasikan hari kemerdekaan Kerajaan Lagoan Isles. Dengan catatan Kerajaan Baru ini harus bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan pulau dan margasatwanya. Lumayan, sekarang bisa benar benar merdeka, pemerintah kota Portsmouth tidak bisa lagi seenaknya menebang pohon atau membersihkan semak semak di daratan ditengah taman kota tersebut.

Pulau Terbesar Kerajaan Kepulauan Lagoan Isles
Dilihat Dari United Kingdom
Bebek
Penduduk Asli Warga Negara Kerajaan Lagoan Isles

Baca Juga :

Sabtu, 07 Februari 2015

Portsmouth, Kota Atau Kuburan

Albert Road Portsmouth
Mirip Ruko Ruko Di Tegal, Pematang Siantar Atau Klaten

Sudah beberapa minggu ini saya terdampar di Portsmouth dan sebisa mungkin harus betah dan bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Barangkali anda akan berdecak kagum, 'Portsmouth boo, kereen, hebaaaat'. Tunggu, jangan komentar apa apa dulu. Sebelum berangkat dan tiba di kota ini, bayangan saya seperti anda. Portsmouth adalah sebuah kota yang ramai, maju dan penuh dengan gedung gedung tinggi yang modern. Ternyata saya keliru, Portsmouth adalah kota kecil semacam kota bahari. Jangan membayangkan seperti Surabaya yang penuh dengan gedung pencakar langit. Di Portsmouth gedung tinggi bisa dihitung dengan jari tangan kiri, nggak perlu anda mengacungkan tangan kanan apalagi jari kaki anda, terlalu banyak kalau dihitung dengan semua jari tangan dan kaki. Katakan saja kota ini setara dengan kota bahari Tegal.

Albert Road
Bisa Nyeberang Sambil Koprol Di Jalan


Kalau anda buka wikipedia, anda akan tahu juga bahwa penduduk Portsmouth cuma 205.400 orang (Source : Portsmouth - Wikipedia) atau hanya seperempat penduduk Klaten yang jumlahnya sekitar 1.129.862 orang (Source : Klaten Regency - Wikipedia). Artinya, untuk mengatur kota dengan penduduk sekecil itu dan membuat kota bersih dan maju, cukup datangkan saja Lurah dari Indonesia. Nggak perlu orang sekualitas Walikota atau Gubernur. Indonesia punya jutaan Lurah yang berpengalaman ngurusi penduduk dengan jumlah segitu.

Waverley Road
Mau Salto Dan Jungkir Balik Di Jalan Juga Bisa


Jadi bisa kebayang kan perbandingan kesibukan antara Lurah di Indonesia Vs City Major di Inggris. Saya katakan semua kota di Inggris, bukan Portsmouth saja. Hampir semuanya nggak ada penduduknya kecuali London dan Manchester saja. Kebayang nggak betapa enaknya jadi Walikota di kota kota di Inggris. Ngatur kota bisa tenang nggak banyak di demo warganya. Lalu lintas sangat sepi kalau dibanding kota kota di Indonesia. Nggak perlu mengerahkan ribuan polisi untuk jaga diperempatan jalan. Nggak perlu terlalu repot ngurusi kemauan berbagai macam ormas atau suku seperti Betawi, Batak, Madura, Jawa, Sunda, Ambon dll. Coba kalau sebaliknya, City Major Portsmouth disuruh ngurus Klaten misalnya, bisa klenger dia menghadapi permasalahan warga yang begitu kompleks.

Toko Dan Restaurant Di Albert Road
Umumnya Restaurant  Delivery Atau Take Away
Jarang Yang Bisa Makan Di Tempat


Silahkan melihat photo photo pada gambar diatas dan simpulkan sendiri. Ini kota atau kuburan ?, kalau kota kemana penduduknya. Kalau kuburan kenapa besar sekali ?. Saya bukan lurah dan tidak punya pengalaman jadi Lurah sama sekali. Meskipun saat ini hanya seorang ibu rumah tangga, saya merasa 'cincai' ngurus kota sepi seperti ini. Jangan meremehkan saya, meskipun pengalaman saya cuma Arisan dan Shopping, saya merasa sanggup ngatur kota dengan penduduk hantu seperti ini.

Sepanjang Hari Jam Berapapun
Pemandangan Ya Seperti Ini. 
Tapi, bagaimanapun juga .... meskipun sepi saya harus betah tinggal di kota ini. Kemana mana transportasi bus banyak dan tidak susah sama sekali. Mau pulang jam sepuluh malampun masih ada bus lewat dan nggak perlu khawatir sama sekali meskipun penumpang bus hanya beberapa gelintir orang. Tunggu saja cerita cerita lain tentang kota Portsmouth dan kota kota lain di Inggris. Saya masih akan lama tinggal di Portsmouth dan keluar masuk negara Inggris ini. Salam.

Photo Ini Diambil Jam 2 Siang
Toko Buka Jam 10 Dan Tutup Jam 5 Sore


Coba Tebak, Ini Kota Mana ?
Klaten, Pematang Siantar Atau Padang Sidempuan


Albert Road Adalah Malioboronya
Kota Portsmouth


Ruko Ruko Kuno Semua
Apa Bisa Untung Ya Dagang Di Portsmouth


Seperti Kota Mati
Tapi Sebenarnya Semua Toko Buka
Karyawannya Paling Cuma Dua Orang


Saya Mau Pamer Photo Di Pertokoan Albert Road
Tapi Kok Seperti Di Glodok Ya


Mobil Yang Parkir Banyak
Jangan Jangan Sopirnya Hantu Nggak Pernah Kelihatan
Baca Juga :

Rabu, 04 Februari 2015

Pasar Krempyeng Di City Center Portsmouth

Harus Pinter Tawar Menawar
Pasar Ini Lokasinya Di City Center - Commercial Road
Hanya Buka Hari Kamis Jumat Dan Sabtu Saja

Mari saya ajak anda jalan jalan ke City Center Portsmouth, tepatnya di jalan Commercial Road. Letaknya benar benar ditengah kota, kalau di Jakarta kira kira sama dengan Pasar Tanah Abang. Benar benar mirip karena letaknya juga tidak begitu jauh dari stasiun kereta api. Hampir semua bus kota melalui daerah ini, bedanya hanya jumlah penduduk saja. Penduduk Indonesia sangat banyak sekali sehingga Pasar Tanah Abang terasa sesak dan macet sedangkan penduduk Inggris sangat sedikit sehingga pasar kaki lima seperti ini hanya buka hari Kamis, Jumat dan Sabtu saja. Itupun kalah jauh ramainya dengan pasar pasar semacam itu ditanah air.

Ada Juga Penjual CD Bekas Dan Bajakan
Cara Jual Beli Sama Saja, Beli 10 Gratis 1
Kalau di Indonesia, pasar krempyeng semacam ini seringkali dianggap bikin kotor kota, diusir dan dipalak preman. Di Inggris, semua orang saat ini sedang didorong untuk berwira usaha semacam ini. Cukup minta ijin ke City Council saja dan bayar pajaknya. Pokoknya berumur lebih dari 17 tahun bisa buat lapak selama bisa memenuhi syarat syaratnya. Tertarik ? Daftarkan saja lapak anda melalui  Link Ini.

Warung Makan Emplek Emplek Ini Kalau
Di Jakarta Setara Dengan Warung Soto, Bakso
Atau Pecel Lele
Tidak sembarang tempat boleh digunakan untuk berjualan. Jualan asongan di pompa bensin atau perempatan jalan jelas tidak boleh. Tapi ngamen dan ngemis rasanya tidak ada larangan. Saya kurang begitu jelas dengan peraturan ijin atau larangan ngamen dan ngemis ini karena masih baru dua minggu tinggal di Portsmouth. Kalau ada larangan ngamen dan ngemis, kenapa banyak juga pengamen dan pengemis di tempat tempat keramaian semacam ini. Pengamen dan pengemis ini asli orang Inggris, sama halnya seperti pemain Bass Guitar 'Jono' yang telah sukses dan sering muncul di TV  tanah air.

Penjual Buah Buahan Import
Ada Apel Washington, Apel Australia Dan Pisang Brazil


Pagi Hari Masih Terlihat Rapi
Agak Siang Dikit Lapaknya Bisa Maju Juga
Seperti Di Pasar Tanah Abang


Bedanya Dengan Di Indonesia, Kalau Di Inggris
City Council Mendorong Warganya Untuk Jadi PKL
Di Indonesia PKL Dianggap Ngotori Kota


Kelihatannya Bagus Dan Rapi
Tapi Sebenarya Sama Saja Dengan PKL Di Jakarta


Kaos Kaki Dengan Harga
Bantingan Sekali Pakai Langsung Melar Juga Ada
Siapa Bilang Buatan Inggris Berkualitas Bagus


Lapak Lapak Mulai Bergeser Menutupi Jalan
Begitu Matahari Mulai Tegak Diatas
Dimanapun Kelakuan PKL Sama Saja


Sangat Komplit, Mau Cari Sayur Mayur Sampai
Sepeda Colongan Juga Ada


Tas Sekolah Anak Anak Bergambar Hello Kitty
Sampai Doraemon Juga Ada. Mana Mungkin
Bayar License Ke Jepang. Semua Kwalitas PKL.


Bisa Sedekah Ke Pengemis Inggris
Pengemis Indonesia Lebih Kaya Karena Banyak
Yang Sosial Memberi Sedekah
Bisa Melihat Orang Inggris Ngamen
Buanyak Pengamen Inggris
Hanya 'Jono' Yang Sukses Di Jakarta
Baca Juga :