Jumat, 25 Maret 2011

Merah Putih Di Bumi Kuwait

Merah Putih Di Atap
AIS Kuwait
Memperkenalkan Indonesia di Timur Tengah, khususnya Kuwait sedikit lebih pelik, rumit dan unik dibanding dengan negara lain. Masalahnya, ujung tombak yang seharusnya berada di front paling depan dalam memperkenalkan budaya, sosial dan pariwisata Indonesia semakin hari semakin banyak yang berubah bentuk menjadi Arab dan tidak tersisa sedikitpun ciri ciri sebagai orang asli Indonesia. Coba lihat photo mereka dalam Mutasi Dari Indonesia Ke Kuwaiti. Yang wanitapun juga sama saja, terutama para TKI yang bekerja di rumah tangga, semuanya lebih suka ber'Abaya Hitam' dibanding gaun muslim yang sering kita lihat sehari hari di Indonesia. Lihat photo photo dalam KBRI Kuwait Punya Gawe. Tak perlu diulas kenapa, yang jelas kalau mau diperdebatkan akan panjang sekali. Saya juga tidak tahu, kenapa masyarakat Indonesia banyak yang lebih bangga dan sehari hari memakai pakaian tradisional Arab, Dishdasa dan Abaya Hitam.


Wayang Kulit - Primadona
Indonesia di Kuwait
Untungnya, Dharma Wanita KBRI Kuwait aktif memperkenalkan Indonesia ke masyarakat International di Kuwait. Sedikit melawan arus tetapi paling tidak bisa menunjukkan inilah Indonesia yang sebenar-benarnya. Tanggal 24 Mar 2011, sang saka Merah Putih dikibarkan diatas gedung American International School (AIS) Kuwait. Cerita pengiibaran sang saka Merah Putih oleh ibu ibu DWP KBRI Kuwait diatas atap gedung AIS ini cukup heroik mengalahkan demo para protester di Bahrain, Libya, Tunisia atau bahkan Mesir yang cukup menyita perhatian dunia akhir akhir ini. Masalahnya, untuk naik ke Atap gedung tidak diijinkan oleh pihak AIS, dan ibu ibu harus berjuang mencari waktu lengah Petugas Security untuk bisa naik keatap gedung. Pas pak Satpam, meleng sedikit saja, langsung beberapa ibu dibantu oleh seorang anak Kuwait pendukung negara kesatuan RI menyerobot naik keatap dan mengibarkan bendera seperti pada gambar diatas.

Pakaian Daerah Indonesia
Diantara Pakaian Negara Lain
Wayang Kulit, yang menurut kita barang biasa dan sering kita anggap sepele, ternyata menjadi daya tarik utama dalam acara yang bertema 'Many Flags One Heart' di AIS Kuwait ini. Ada puluhan negara yang ikut berpartisipas dalam acara ini. Baju daerah Indonesia yang beraneka ragam dan gemerlap keemasan terlihat paling mencolok dibanding baju dari negara lain. Tampak sekali Indonesia sangat kaya budaya. Negara sebesar Indiapun tak ada apa apanya apabila dibanding dengan kekayaan dan keaneka ragaman baju daerah dari Indonesia. Banyak yang terheran heran ketika melihat banyaknya jenis dan warna dari masing masing daerah. Ketika dijelaskan bahwa Kuwait ukurannya hanya sebesar Pulau Bali saja dan pulau Bali pakaian adatnya bermacam macam. Langsung mereka terdiam sambil membuka buka buku tentang Bali, mungkin dalam hati tamu tadi menganggap saya 'cerewet', siapa tahu kan ?.


Bingung Cara Makan Sate
Paling heboh adalah saat diperkenalkan makanan khas Indonesia. Banyak pengunjung yang tidak tahu cara makan sate. Dikira cara makan sate seperti kebab, daging dilepas dari tusuknya dulu baru dimakan. Setelah diberi contoh cara makan sate yang benar, baru minta tambah lagi. Anjungan India, Italia dan Iran yang bersebelahan dengan Indonesia juga menjajikan makanan khas negaranya, tetapi kebanyakan pengunjung balik lagi dan cuma mutar muter disekitar meja sate Indonesia. Yang semula diperkirakan satu pengunjung mencoba satu tusuk sate saja ternyata rata rata mondar mandir 3 sampai 5 kali.


Nambah Lagi Setelah Tahu
Cara Makan Sate Yang Benar
Onde onde juga laris manis. Tidak langsung dimakan tetapi diamat amati dulu dan diputar putar berkali kali baru dimasukkan mulut. Merasa enak, banyak yang basa basi minta resep dan cara membuatnya. Sambil manggut manggut, lalu minta ijin mengambil satu buah lagi, tetapi yang terakhir ini langsung dimasukkan tas dan tidak dimakan ditempat. 'Akan saya tunjukkan keluarga dirumah' sambil tersenyum pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.