Minggu, 07 September 2008

Gang Buntu Kuwait


Sebenarnya tujuan kami hanya mau ke City Center, kalau dilihat di peta jaraknya tidak begitu jauh dari Shuwaikh Industrial Area tempat penjualan onderdil mobil baru maupun bekas di Kuwait City. Baik sopir, Mas Ardi, maupun navigator, Saya, semuanya sok ngerti jalan di Kuwait, setahu kami City Center terletak di perempatan jalan layang besar. Cukup ngikuti jalan dibawah jalan layang pasti akan sampai, kira kira begitulah jalan pemikiran kami.




Petualanganpun dimulai, kami berjalan mengikuti jalan layang dari Shuwaikh Industrial Area, keluar masuk gang sempit sambil melihat kehidupan dibawah kolong jembatan layang. Sangat mirip dengan di Indonesia, kolong jembatan layang juga dipakai untuk tempat usaha dan berkarya seperti jual beli drum bekas, lapak tempat pengumpulan karton bekas dan lain lain kehidupan khas dibawah kolong jembatan. E..ternyata sama juga dengan di Jakarta.



Jalan sempit yang kami lalui tiba tiba menjadi besar dan aspal kasar berubah menjadi paving block yang bagus. Setelah jalan sekitar 500 meter kami baru menyadari bahwa kami berada diatas trotoar di bawah jalan layang, tepat ditengah tengah kemacetan lalu lintas, jalan disebelah kiri macet disebelah kanan juga macet. Dan kalau kami tidak segera putar balik dan pergi tentu akan lebih macet lagi karena semua mata memandang kami sambil terheran heran, gimana caranya kok bisa nyampai diatas trotoar di tengah perempatan yang ramai begini. Kita tertawa berdua dan masih sempat sempatnya Mas Ardi menyuruh saya bergaya untuk difoto. ''Kok bisa ya tiba tiba berada diatas trotoar ditengah jalan yang macet'' pikirku. Pak polisi yang jaga di perempatan sudah ancang ancang mau nyemprit tapi kita cuek saja pura pura nggak lihat. Emang beginilah dasar sok tauuuu dan malu bertanya. ( Susy/foto:Ard)

Sabtu, 06 September 2008

Pasar Loak Otomotif

Bengkel Mobil Di Shuwaikh
Sabtu ini adalah gantian saya yang harus mengantar mas Ardi untuk blusak blusuk ke pasar loak. Memang hobinya melihat lihat onderdil mobil dan terkadang membeli kalau memang nemu barang langka terutama untuk mobil kesayangannya di Indonesia, 'si embah ' VW Kodok merah putih yang baru saja memenangkan lomba di Wonosobo. Saya harus selalu bertoleransi karena mas Ardi paling sebel kalau diajak ke pasar, mall atau pertokoan dan sebaliknya saya juga bosan kalau harus nungguin berjam jam keluar masuk pasar loak.


Bengkel Mobil Di Shuwaikh
Kali ini, entah dapat informasi dari mana tahu tahu saya diajak putar putar ke Shuwaikh Industrial Area dan Al Rai. Tidak membeli apa apa, tetapi saya lihat jam tangan, ternyata 3 jam naik turun mobil hanya untuk iseng tanya barang loak yang kelihatan aneh. Secara umum, pasar loak onderdil dan besi tua di Kuwait sama saja dengan di Indonesia. Tempatnya kumuh dan tidak teratur dengan baik. Mobil, kapal dan alat berat rongsokan banyak tersebar dimana mana dan sudah diprotoli dan dijual kethengan bagian per bagiannya. Suasananya juga ramai meskipun udara pada saat itu hampir 40 derajat. Sebagian kios juga menjual barang 'baru', entah baru beneran, hasil curian atau diprotoli dari mobil mobil yang kecelakaan saya kurang berani menanyakan. Jasa pemasangan juga tersedia dan ongkosnya tidak begitu mahal. Jasa pemasangan karpet bekas dan ganti jok cover rasanya paling ramai dan sibuk di kios kios sparepart mobil di Shuwaikh ini.


Boat Bekas - Dijual Murah BU
Alat navigasi kapal hampir saja dibeli mas Ardi kalau tidak cepat cepat saya ajak pindah. Ribet memang mendampingi mas Ardi, kalau sudah tertarik barang loak selalu lupa menawar harga. Mesin mobil Porsche juga ditawar, dan kalau nawar hanya turun sedikit saja. Coba bayangkan kalau penjualnya langsung setuju, apa nggak jadi masalah nanti kalau harus dibawa ke Indonesia. 'Bisa dipasang di VW' katanya kalem tanpa mikir berapa biaya kirim ke Indonesia.



Truck, Crane Dan Buldozer
Juga Ada
Disitu selain onderdil kapal dan mobil yang diprotoli, ada juga mobil rongsok yang dijual utuh dan umumnya alat berat. Secara sepintas alat berat tersebut masih bagus, tetapi katanya sudah nggak bisa dipakai lagi. Di Kuwait, dengan alasan safety maka alat berat dan mobil tua akan dicabut ijin operasinya kalau sudah beroperasi sekian tahun. Nonton alat berat kayak gini saja, mas Ardi berani beraninya nawar harga. Kalau diberikan, lalu siapa yang akan naik nanti, apa saya yang diharapkan naik buldozer atau tronton ngantar anak anak ke sekolah. Repot memang punya suami hobinya ke pasar onderdil loak. ( Susy/foto:Ard).


Baca Juga :

Rabu, 03 September 2008

Sholat Tharwih di Kuwait

An Nisa - Masuknya Selalu Dari Belakang

Bulan Puasa telah 3 hari kita lalui di Kuwait. Dan 3 hari juga kita bisa merasakan sholat tharwih di masjid dekat dengan kita tinggal. Sebuah masjid di depan Ajial Mall di Fahahel. Suasana memang berbeda dengan di Indonesia. Saya sedang membayangkan kalau di Indonesia malam Ramadhan yang jatuh pada tanggal 31 Agustus 08, di masjid masjid pasti ramai berdatangan untuk menjalankan sholat sunnah Tharwih.



Lain halnya di Kuwait, mencari masjid yang ada tempat khusus perempuannya ternyata susah susah gampang....putar sana putar sini.....baru dapet. Umumnya masjid kecil dengan lokasi dikampung tidak menyediakan sarana sholat untuk wanita. Sedangkan masjid besar banyak yang menyediakan tempat sholat wanita, umumnya pintu masuknya dibelakang atau disamping dan seringkali sepi atau tidak terlihat apakah pintu tadi untuk masuk ke masjid atau menuju rumah Garim masjid. Memang ada tulisan dalam bahasa Arab gundul, tapi bagi yang bacanya masih grotal gratul, lebih baik langsung masuk saja daripada berjam jam didepan tulisan mengeja tulisan yang belum tentu tahu artinya. Setahu saya, masjid yang mirip di Indonesia dimana pada saat sholat tharwih antara laki laki dan perempuan hanya dibatasi tirai hanya di masjid agung Al Kabeer di Kuwait City saja.


Dengan pantang menyerah, Mas Ardi mengantar saya mencari cari bagian belakang atau samping masjid yang bertuliskan An Nisa. Kalau ada tulisan itu pasti ada tempat sholat khusus perempuan. Maklum seisi rumah perempuan semua hanya Ayah saja yang paling ganteng sendiri di rumah. Jadi harus sabar mengantar trio nya . Begitu kita mendapatkan tempat parkir mobil di depan Masjid itu...e, dengan santainya mas Ardi bilang.''Cari sendiri ya tempat wudhunya''. Sambil clingak...clinguk akhirnya ketemu juga. Hari pertama di Masjid Ajial Fahaheel, tempat parkir penuh sesak tetapi sebagian besar wanita lebih memilih belok ke Ajial Mall daripada ke Masjid, sehingga pada saat sholat tharwih dimulai cuma satu baris saja. Hari kedua lebih banyak lagi hampir dua baris. Sangat berbeda dengan yang laki laki, penuh sampai disediakan tempat diluar masjid segala. ( Susy/foto;Ard)

Senin, 01 September 2008

Bus Antik Kuwait

Sebagai penggemar dan pemilik VW Kodok antik, rasanya bangga sekali mas Ardi kalau melihat mobil antik berkelebat didepan matanya. 'Lihat tuh, masih sehat dan jalan kan....' katanya bangga meskipun mobil tersebut bukan miliknya. Tidak hanya di negeri sendiri, di Kuwaitpun saya jadi ikut sibut ngantar kesana kemari clingak clinguk mencari pemilik mobil rongsok yang parkir didepan rumah Kuwaitis, dan celakanya ternyata hanya sekedar tanya tahun mobil dibuat dan masih jalan atau nggak.

Kali ini yang jadi perhatian mas Ardi adalah bus tua yang banyak mondar mandir disekitar Ahmadi, Mangaf dan Fahaheel. Tiap hari Jumat dan Sabtu seluruh keluarga diajak ngikuti bus kemanapun bus pergi, tujuannya mencari tahu siapa pemiliknya, dimana parkirnya dan sejarahnya bagaimana kok bisa sampai di Kuwait. Pokoknya menyebalkan sekali, dan puncaknya hampir 3 jam saya, Ayu dan Dinda didalam mobil nungguin mas Ardi lihat lihat bus busuk tadi di tempat parkirnya di Fahaheel. Pakai buka buka mesin segala kayak orang yang bener bener tahu mesin padahal saya tahu sendiri kalau VW kodoknya mogok, paling banter manggil tukang bengkel dan bisanya cuma ndorong Kodok.

Saya perhatikan, bus antik warna kuning atau putih yang banyak berseliweran diantara mobil mobil mewah di Kuwait merknya Chevrolet dan GMC. Kurang jelas tahun pembuatannya karena mas Ardi kalau ditanya jawabnya selalu 'tanya sendiri sana, tabu tanya umur mobil antik, kamu lihat sendiri busnya masih sehat kan ........'. Katanya bus tersebut dari Amerika, dibawa ke Prancis dan Italia dan setelah itu baru dibawa ke Kuwait. Katanya sih sudah bukan merupakan bus baru lagi pada saat dibawa ke Kuwait karena pada saat itu Kuwait masih belum sekaya sekarang untuk bisa mendatangkan bus yang lebih baik lagi. Semula bus bus tersebut dijadikan bus sekolah, sama seperti di negeri asalnya, tetapi sekarang sudah beralih fungsi sebagai bus pegawai para pekerja lapangan di Ahmadi. Disana sini masih terdapat tulisan bahasa Perancis atau Italia, baik diluar bus maupun didalam terutama berupa pemberitahuan pintu darurat, kaca darurat dan petunjuk petunjuk lain.

Nggak ada 'AC'nya tetapi katanya nggak panas didalam bus. Bus ini sangat berjasa pada saat perang Kuwait 1991 untuk ngangkut pengungsi dan bantuan makanan selama perang. Benar atau tidak cerita ini tidak begitu penting, maklum yang diwawancara mas Ardi cuma sopir Bangladeshnya saja.

Belum selesai mas Ardi bercerita, lewat satu lagi bus semacam ini mendahului mobil kami di highway jalan 30. Wussss, ternyata masih bisa ngebut dengan kecepatan 120 km/jam. Langsung gembira sekali mas Ardi melihat si'kakek' ngebut mendahului Caprice, Hummer, Ferrari, Lamborghini, Porsche dan segala macam mobil baru yang jauh lebih muda dan canggih. (Susy)

Pulang ke Indonesia

Rasanya baru kemarin sore masih makan tahu campur lamongan di warung jl. Saharjo Tebet Jakarta. Ee.. sekarang sudah sampai lagi ke negari gurun pasir Kuwait. Tanpa disadari kedua anak saya telah masuk sekolah kembali setelah hampir dua bulan lebih kita menghabiskan liburan Summer 2008 di Jakarta. Kami berangkat ke Jakarta tanggal 1 Juli diantar Mas Ardi, dan balik ke Kuwait akhir Agustus hanya bertiga saja, saya, Ayu dan Dinda.

Nah, disinilah serunya pulang bertiga. Barang bawaan super duper banyaknya. Biasa perempuan prentelan prentelannya yang banyak. Untuk Bagasi yang diperbolehkan SQ sekarang hanya 25 kg/orang. Pemberitahuan itu diberlakukan mulai tanggal 22 Agustus 08. ''Memang biasanya 30 kg/ orang'', kata petugas di bandara Soekarno Hatta Jakarta. Untungnya ternyata kelebihan bagasinya masih bisa ditoleransi oleh SQ. Jadinya Aman nggak perlu mbayar tambahan bagasi.


Saya akan berbagi pengalaman pulang ke Jakarta. Pesawat yang kami pergunakan adalah SQ (Singapore Airline), baik untuk penerbangan dari Kuwait ke Jakarta maupun dari Jakarta ke Kuwait. Semua rute dan transit yang mengatur dari pihak SQ di Kuwait yang berkantor di Al Rayes Services Dawliah Commercial Complex Safat. Saya sempat berpikir, karena penerbangan di Kuwait tidak ada SQ yang ada hanya dari Dubai. Sekarang saya baru tahu ternyata SQ bekerja sama dengan Kuwait Airways untuk tujuan kemana saja. Dari Tiket penerbangan sampai bagasi semuanya diatur oleh SQ. Biarpun dari Kuwait ke Dubai menggunakan Kuwait Airways, semua bagasi ternyata aman dan kita tidak ribet urusan bagasi, semua sudah diurus pihak SQ.
Bagasi dan tiket yang jelas satu paket sampai ke Jakarta. Dari Kuwait ke Dubai kita pakai Kuwait Airways, dan Dari Dubai menuju Jakarta menggunakan SQ. Mau tidak mau harus transit dulu di Singapore, karena pesawat itu rumahnya di Singapore. Pasti semua tau fasilitas dan kondisi SQ memang serba Ok. Mulai kita naik Kuwait Airways menuju Dubai, dan pindah pesawat SQ di Dubai, transit lagi di Singapore dan menuju Jakarta bagasi sudah kita serahkan di Kuwait. Tidak perlu repot repot mencari barang kita untuk dipindahkan ke penerbangan selanjutnya. Barang langsung bertemu di Bandara International Soekarno Hatta Jakarta. Dan begitu pula untuk pulangnya ke Kuwait prosedurnya juga sama seperti berangkat. Untuk masalah harga tergantung kapan kita booking tiket. Kalau semakin lama ya pastilah murah. Kalau waktu mendesak sudah tidak ada lagi harga yang murah. (Susy)