Lawang Sewu Kota Batumi - Georgia |
Hotel Sheraton Di Kejauhan |
Kalau saya cerita tentang Indomie, Supermi, Sarimi, Mie
Koclok atau Mie Goreng Jawa tentu sangat tidak menarik bagi anda meskipun tahu
Makanan Nasional Kebanggaan Indonesia tersebut enak dan sangat disukai siapapun
di tanah air. Apalagi kalau anda mahasiswa kost kostan, tentu sudah bosan dan
muak kalau harus baca tulisan yang ada kata kata Indomie, Supermi atau Sarimi.
Paling gitu gitu saja, kalau nggak cerita soal gizi yang minim tentu sekitar efek terhadap
kesehatan kalau dikonsumsi setiap hari.
Kata Pak Sopir Taxi Gedung Diatas Bernama Public Hall |
Yang akan saya ceritakan bukan Makanan Nasional Indonesia diatas, tetapi Kota Batumie di Georgia. Secara umum kalau anda mengunjungi negara Georgia, kesan yang akan anda rasakan adalah seperti Indonesia tahun 1970-1980an. Serba Jadul tetapi menarik dengan beberapa tempat terutama pemandangan alam yang bergunung gunung seperti di Sumatera Barat. Kota Batumi adalah kota terbesar kedua setelah ibukota Tbilisi dan terletak di tepi Laut Hitam yang tidak berwarna hitam sama sekali. Meskipun kota besar, rasanya kok adem ayem dikota ini. Penduduknya cuma 180.000 saja, pantas sepi.
Laut Hitam Di Kejauhan Warnanya Kok Nggak Hitam Bike Tracknya Bagus |
Pak sopir taxi cerita panjang lebar, katanya sekarang kota Batumi jauh lebih baik dibanding dulu terutama setelah perang cukup lama dan lepas dari wilayah Uni Sovyet tahun 1991. Hotel hotel baru banyak tumbuh beberapa tahun terakhir ini seperti Radisson Blu, Sheraton dan Kempinski dan memberi warna berbeda "kota Jadul" bernama Batumi ini. Ada Batum Velo, sepeda umum yang bisa dipakai rame rame oleh penduduk. Tinggal pakai dan bisa keliling kota melalui bike track yang disediakan. Kalau bosen nggenjot, balikin saja di tempat parkir dimanapun juga kita berhenti. Sayang saya nggak tahu cara pakai Batum Velo ini, sepedanya digembok dan hanya bisa dibuka kalau punya kartu prabayar. Entah belinya dimana, saya nggak tahu.
Kayak Pecinan Di Pasar Baru - Glodok Tahun 1970-1980an Kan ? |
Pak sopir taxi juga bangganya bukan main dengan pelabuhan Batumi, katanya tanker besar kapasitas 80.000 ton sekarang bisa masuk ke dermaga. Semua export import melalui pelabuhan di kota Batumi ini, tanpa Batumi katanya Georgia "Nothing" alias nggak bisa hidup. Georgia banyak mengeksport sayur, buah buahan dan produk pertanian ke negara tetangga sekitar Laut Hitam dan mengimport minyak dari Timur Tengah untuk kebutuhan negara. Tetapi karena pelabuhan Batumi sangat strategis maka negara tetangga juga titip ikutan beli minyak melalui pelabuhan ini. Lumayan, jalan jalan kali ini bisa jadi "tombo kangen" kampung halaman di Indonesia. Saat saat sedang lapar seperti pagi ini, mendengar nama kota Batumie saja bisa lupa keinginan makan Indomie. Sayang warung warung yang saya temui tidak ada yang menjual Indomie atau Supermie Rebus, jadi tetap lapar juga sebenarnya.
Ada Warung Di Jalan Yang Saya Lewati Ada Indomie Dan Supermi Nggak Ya |
Nggak Tahu Saya Nama Desa Ini Mirip Kota Pariaman |
Rumah Dan Apartment Jadul Georgia |
Padang Pariaman Georgia Simpang Bingung Yang Benar Benar Membuat Saya Bingung |
Baca Juga :
bedanya kota batumie dengan padang pariaman hanya di padang pariaman ngak ada apartemen dan jalanya kebanyakan berbatu
BalasHapustante, aq mau tanya.
BalasHapuskalo indonesian citizen ke georgia butuh visa gak ya?
atau bisa VOA?
kalo butuh visa syaratnya apa?
jadi pengen maen kesitu
Bisa VOA. Baca tulisan pada link dibawah dan juga commentnya. http://ardisfamily.blogspot.com/2008/12/pemegang-pasport-indonesia-bisa-kemana.html
Hapus