I Love Kuwait Banyak Dijual Saat Menjelang 25/26 February |
Di Kuwait tidak ada Lomba Panjat Pohon Pinang, Lomba Balap Karung atau Lomba Sepak Bola Pakai Sarung untuk merayakan hari Kemerdekaannya. Tetapi kemeriahan menyambut hari Kemerdekaan ini tidak kalah gegap gempitanya dengan di Indonesia. Tanggal 25 dan 26 February 2011 nanti bertepatan dengan 50-20-5 Independence & Liberation Day Of Kuwait, artinya 50 tahun merdeka, 20 tahun bebas dari pendudukan Irak dan 5 tahun HH Amir Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah berkuasa.
Pasar Mubarakeeyah Gudangnya Pernak Pernik Hari Kemerdekaan |
Kalau di Indonesia, dimana mana bertebaran hanya satu bendera saja yaitu merah putih. Kalaupun ada bendera lain tentunya adalah bendera Belanda yang sedang dirobek warna birunya sebagai simbol heroisme bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Di Kuwait sangat berbeda sekali, bendera yang dipajang dijalan jalan banyaknya bukan main dan selalu berpasang pasangan. Misal bendera Mesir & Kuwait, Australia &Kuwait, Amerika & Kuwait, Canada & Kuwait dan masih banyak lagi. Bendera Indonesia saja yang tidak terlihat sama sekali. Kenapa ? Karena negara negara tersebut turut berpartisipasi dalam pembebasan Kuwait dari pendudukan Irak tahun 1991. Saat itu mereka tergabung dalam koalisi untuk mengeroyok Irak agar kembali kenegara asalnya. Baca : Perang Kuwait 1991
Salah Satu Lorong Di Pasar Mubarakeeyah |
Saat ini perang sudah tidak ada lagi, yang ada tinggal kegembiraan merayakan Independence & Liberation Day. Hanya dalam 20 tahun setelah pembebasan dari Irak, Kuwait sudah tumbuh menjadi negara terkaya didunia no 6 berdasarkan GDP per capita versi CIA Factbook 2010 dan no 13 versi IMF 2010. Baca : List Of Countries By GDP per Capita. Dibawah ini anda saya ajak untuk menikmati photo suasana Kuwait dan sedikit cerita tentang gegap gempita pedagang pernak pernik Kemerdekaan ala Kuwait. Seluruh gambar kita ambil di Souq Al Mubarakeeya di Kuwait City.
Namanya Souq Al Mubarakeeya, sebuah pasar tua seumur negara Kuwait tempat tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Kuwait. Pasar ini sehari hari menjual segala macam barang mulai dari perlengkapan rumah tangga, barang barang tradisional dari Kuwait sampai negara tetangga seperti Iran, Saudi, India, Pakistan dll sampai barang barang hi end seperti TV, Game, HP dan perlengkapannya. Menjelang Independence Day, pasar ini berubah menjadi meriah dengan segala macam pernak pernik kemerdekaan berwarna hijau, putih, merah dan hitam sesuai dengan bendera Kuwait.
Keramaian Di Pasar Mubarakeeyah Menjelang Hari Pembebasan Dan Kemerdekaab Kuwait |
Pengunjungnya sontak jadi berlipat ganda, terutama keluarga yang mengantar anak anaknya berbelanjan pakaian dan pernak pernik warna warni. Biasanya jarang satu keluarga penuh datang ke pasar ini. Pernak pernik yang dijual penuh dengan tulisan 'I Love Kuwait' atau semacamnya. Ada yang tertulis di kaos, ikat kepala, topi, badge sampai kuku imitasi. Pedagang celana dalam saja yang tampak termenung menung sepi karena dagangannya tidak ada tulisan 'I Love Kuwait'.
Lukisan Emir Kuwait juga terpampang besar ditengah tengah pasar. Dan yang saya perhatikan, tidak satupun gambar atau lukisan yang menggambarkan 'kekerasan', seperti gambar tentara, tank atau heroisme pahlawan nasional yang sedang mengacungkan senjata. Yang ada cuma photo pahlawan setengah badan atau satu badan penuh dengan duduk santun di mimbar atau kursi. Slogan slogan bernada keras dan sadis seperti 'Merdeka Atau Mati', 'Usir Irak...' juga tidak ada sama sekali. Yang ada adalah photo rapat penyelesaian diplomatis. Pertunjukan drama, sandiwara, sinetron tentang heroisme mengusir Irak tidak terlihat sama sekali. Berita di koran lokalpun juga sama saja - sepi heroisme.
Ada yang berbeda antara Kuwait dan Indonesia. Kuwait hanya ingin mengenang masa lalu dan tidak ingin membuka luka lama. Koran lokal hanya menampilkan cerita saja tanpa photo perang yang seram. Bandingkan dengan Indonesia, setiap tahun masih menggelorakan dendam. Anak anak kecil berperan sebagai pahlawan dengan membawa senjata dan bambu runcing dalam drama di sekolah dan TV, anak anak sekolah diajak menyaksikan adegan kekerasan di Lubang Buaya, Film dokumenter tentang perang dan kekerasan baik oleh penjajah Belanda, komunis maupun oleh tentara dan palawan nasional dalam membela negara disiarkan sampai berdarah darah dan sedetil detilnya. Dan yang selalu diteriakkan adalah "Merdeka Atau Mati ......". Di Kuwait mah cuma Assalamualaikum dan salaman saja sambil memakai pernak pernik warna warni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.