Dua minggu lalu saya naik mobil dengan kecepatan sedang. Tiba tiba jepret…., sebuah speed camera menyala lampu blitznya. Karena penasaran dan merasa kecepatan tidak melebihi batas, saya coba balik lagi dan lewat didepan kamera tadi. Jepret !!!, kamera menyala lagi. Heran, aneh dan tidak puas membuat saya memutar kembali dengan kecepatan lebih rendah. Ternyata sama saja, kamera masih juga njepret. Karena masih juga penasaran, saya balik lagi dan lewat dengan kecepatan mobil sangat pelan sekali dan bisa dikatakan seperti kecepatan kura kura, tapi kali ini saya buka jendela lebar lebar sambil melet melet menjulurkan lidah agar kalau diphoto lagi kelihatan jelas wajah saya. Tidak cuma itu saja, tangan juga saya lambaikan kearah kamera.
Pagi ini, traffic violation ticket sudah keluar, dan tercatat ada lima kali pelanggaran yang saya lakukan semuanya berbunyi ‘Anda Tidak Memakai Seat Belt’.
Speed camera memang jumlahnya banyak sekali, mulai diperempatan jalan sampai highway semua ada. Sebenarnya bagus sekali bisa memaksa kita untuk tetap hati hati di jalan raya. Tetapi karena tiap hari selalu melewati jalanan yang penuh camera, maka mau tidak mau kita harus rajin membuka website Ministry Of Interior, maksudnya ada tidak pelanggaran lalu lintas.
Website untuk melihat traffic violation ini adalah http://www.moi.gov.kw/portal/venglish/ . Kalau ada pelangggaran, langsung saja bayar online daripada menunda nunda. Kemungkinan besar malahan akan jadi masalah di airport Kuwait kalau sampai punya tunggakkan seperti yang pernah saya alami sebelumnya. Baca : Dicekal di Kuwait.
Website untuk melihat traffic violation ini adalah http://www.moi.gov.kw/portal/venglish/ . Kalau ada pelangggaran, langsung saja bayar online daripada menunda nunda. Kemungkinan besar malahan akan jadi masalah di airport Kuwait kalau sampai punya tunggakkan seperti yang pernah saya alami sebelumnya. Baca : Dicekal di Kuwait.
Camera Dipasang Sepanjang Jalan, Kok Tidak Hilang Ya Kalau Di Kuwait |
Tempat pembayaran sebenarnya banyak dan cukup dibayar melalui mesin yang tersedia diberbagai tempat, seperti yang ada di Marina Mall, beberapa Co-Op dan bisa juga melalui kantor polisi atau melalui website bank kita. Jadi tidak ada sama sekali bayar tunai ditempat atau bayar ke polisi langsung seperti yang banyak kita saksikan di Indonesia. Semuanya serba 'self service' dan effektif melalui mesin atau website.
Tampaknya akan susah sekali seandainya diimplementasikan di Indonesia, disamping akan mengurangi pemasukan buat polisi juga dikhawatirkan camera akan cepat hilang kalau harus ditempatkan disepanjang jalan raya. Dan rasanya akan sangat aneh sekali kalau sepanjang jalan raya di Indonesia dipasangi krangkeng besar untuk melindungi camera dari tangan jahil. Bisa jadi harga krangkengnya jauh lebih mahal dari harga cameranya yang sebenarnya berukuran cukup kecil saja.
9 tahun kmudian setelah postingan ini Jakarta baru berlakukan tilang elektronik persis dengan foto dan surat tilangnya dikirim ke email atau dikirim ke alamat rumah ….sungguh telat sekali Indonesia ini
BalasHapus