Sabtu, 02 Juli 2011

Ngajari Arab Wawasan Nusantara

Ikut Mengantar Saat Ada
Yang Pulang Ke Indonesia
Di Airport


Kalau anda baca koran koran di Indonesia saat ini, terutama setelah kasus hukuman pancung terhadap Ruyati di Arab Saudi, tentu anda akan terbawa emosi dan ikut terprovokasi oleh berita berita di Indonesia tersebut. Percayalah, berita berita di Indonesia sudah diputar balik sedemikian rupa sehingga seorang kriminal bisa berubah jadi pahlawan dan juga sebaliknya. Setuju atau tidak dengan pendapat saya, yang jelas apapun alasannya saya tidak akan berpihak pada seorang kriminal.


Makan Malam Saat Menginap
Di Rumahku Ber Hari Hari

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barang siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (Al-Baqarah:178).

Di Airport Mengantar
Seorang Kawan Pulang
Mudik Ke Indonesia


Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara lalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. (Al-Israa:33).

Bawa Makanan Arab
Untuk Dimakan Bersama

Terlepas dari kejadian diatas, selama ini kehidupan bertetangga saya dengan penduduk Arab khususnya Kuwaitis selama ini baik baik saja. Mereka seperti layaknya kita semua, setiap pagi kalau bertemu juga mengucapkan salam, tersenyum dan berbasa basi sebisanya dengan keramahan khas Arab. Mereka juga menghargai kita seperti mereka menghargai keluarganya sendiri. Budaya mereka memang sangat berbeda dengan kita, jadi tergantung kita sendiri apakah bisa beradaptasi dengan budaya dan kebiasaan mereka atau tidak. Jadi, jangan percaya berita berita konfrontatif dan cenderung mencari permusuhan seperti yang banyak diberitakan di Indonesia.

Masak Masakan Di Rumahku

Seringkali, rumah saya di Kuwait kedatangan tamu tamu istimewa para remaja Kuwait. Terkadang mereka menginap dirumah kita sampai berhari hari. Artinya, orang tua mereka benar benar percaya terhadap kita seperti kita sendiri mempercayainya. Menurut saya, hal ini sangat luar biasa karena sangat bertolak belakang dengan berita berita yang selama ini banyak saya dengar tentang orang Arab dari koran di Indonesia sebelumnya. Saat mereka datang kerumah seperti inilah biasanya saya bisa mengerti budaya mereka dengan baik dan juga saya bisa menanamkan Pancasila dan sedikit tentang Wawasan Nusantara.

Belajar Masak
Masakan Indonesia

Oleh karena itu, mereka juga begitu gembira dan senang mengerti kebiasaan orang Indonesia. Contohnya, mereka ikut mengantar ke airport kalau ada orang Indonesia pulang ke tanah air. Mereka juga susah payah mengikuti kebiasaan kita makan, yaitu menggigit krupuk setiap satu sendok nasi masuk kemulut. Mereka juga mencoba memasukkan nasi putih kedalam kuah soto karena kebiasaan mereka masakan berkuah (soup) selalu dimakan tanpa nasi sebelum makanan utama (main dishes).

Habibie.... Habibie....Habibie...

Akhirnya, liburan summer 2011 ini, sebagian dari mereka ada juga yang mengajak orang tuanya ke Bali dan Yogyakarta dengan tujuan satu saja, ingin makan dengan kerupuk di tempat aslinya Indonesia. Tidak lupa saya beritahu juga beberapa menu favorit  masyarakat Indonesia yang layak dicoba oleh orang Kuwait, yaitu Gulai Jengkol dan Sambal Pete. Biar tahu aroma khas jengkol dan pete khas kamar mandi Indonesia.



Baca Juga :

8 komentar:

  1. Qishash adalah balasan yg serupa dengan yg diperbuat:

    Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barang siapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang lalim. (Al-Maidah:45).

    BalasHapus
  2. Balasan bagi pembunuh adalah:

    Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (Ani-Nisa:93)

    BalasHapus
  3. Bukan masalah media bolak-balik berita, pak. Ruiyati salah membunuh, tapi seorang Ruiyati yang sudah tua dan berasal dari kampung tidak mungkin akan kalap begitu sadis membunuh kalau bukan karena ada penyebab. Sudah rahasia umum, kalau penyebab TKI kalap atau melakukan bunuh diri karena tindakan majikan yang sewenang-wenang, saya yakin bapak yang lama tinggal di kuwait pasti sudah banyak mendengar hal itu, jangan diabaikan pak.
    Sayang sekali, pemerintah di Timur Tengah selalu bebal tidak melihat latar belakang ini, penerapan hukum yang timpang. Kalau konsisten sudahkah kita mendengar majikan yang membunuh TKW diqisas juga?? jawabannya tidak pernah terdengar. Tetapi kalau yang diqisas adalah TKW, yang bisa jadi membunuh karena disewenangi majikan, cepat sekali qisasnya. ADILKAH itu??

    BalasHapus
  4. Ulasannya sudah bener, lanjut terus mas ...
    Satu kesalahan besar yang dilakukan orang Indonesia di Saudi adalah begitu menjejakkan kaki di Saudi langsung menjaga jarak dan pasang kuda kuda dengan Arab. Semua dianggap musuh karena pemberitaan koran Indonesia selalu mengeksploitasi yang jelek saja. Kita aman aman saja dan termasuk yang 99 % bernasib baik.

    BalasHapus
  5. Gan....
    Banyak yang sengsara di Saudi karena ulah sendiri.
    Nggak punya surat surat gan..., masuk pakai visa umroh dan dijual agen gelap di Saudi. Tiap hari kluyuran cari duit gampang dan kalau ditinggal ditengah gurun ngakunya diperkosa ....

    Nggak usah diurusin yang nggak bener gan....

    BalasHapus
  6. Makasih informasinya.
    Cantik cantik Arabnya euy..Jadi pingin segera ke Arab.....

    BalasHapus
  7. Cerita sampeyan melawan arus, jadi kelihatan kampungan sekali dan tidak cocok diteruskan ke Indonesia yang lagi heroik membela Ruyati, Sumiati dkk.

    BalasHapus
  8. Maaf ikut komentar,

    tidak perlu emosi berlebihan terhadap berita berita tentang hal ini, sebaiknya setiap orang yang bekerja di luar negri memahami aturan yang berlaku. tidak hanya TKI, pekerja professional pun cukup banyak aturan yang harus diikuti. boleh saja kita membela saudara kita tapi tidak harus dengan buta mata seharusnya kita juga liat dari banyak kaca mata. yang saya alami pun sama seperti yang di alami pak ardys keluarga. bahwa orang orang Arab sebenarnya sama kok dengan kita tidak ada beda.. khususnya arab yang bukan di arab Saudi (yang di arab Saudi saya kurang pasti) seperti Kuwait Qatar dan UEA. mereka belajar, mereka bercanda, mereka juga pemaaf dan mereka juga seperti kita yang mencari pembantu yang baik. tapi maaf pengalaman saya juga mencari pembantu di negri sendiri susah nya luar biasa.. banyak minta dan tidak professional dalam bekerja membuat kita juga terkadang gerah dengan mereka.. karena adat kita yang selalu diam dan tidak mau membuat masalah saja hingga masalah seperti ini kita biarkan atau kalo sudah tidak suka yang tinggal di berhentikan saja atau cari pembantu yang lain. tapi mungkin berbeda dengan sikap orang arab dengan habitnya. yang perlu saya tekan kan disini adalah terkadang para TKI tidak terlalu siap dengan pekerjaan dan lingkungan yang mereka hadapi ( di Negara arab dan orang arab dengan segala kebiasaannya) terlebih lagi masalah bahasa yang sedikit banyak mempengaruhi pemahaman diantara keduanya, sehingga kenapa cenderung saya inisiatif untuk lebih melihat pada awal permasalahannya. sebaiknya para TKI juga bisa melihat dari sisi para orang arab juga kenapa mereka susah payah dengan uang dan segala effortnya untuk mencari pembantu jauh jauh sampai ke indonesia.. pastilah mereka mencari yang terbaik dan ingin seperti yang mereka harapkan.

    kenapa sepertinya pemerintah kita lemah terhadap permasalahan ini? lemah dalam arti apa? karena anda tidak tau apa yang di hadapi pemerintah ketika melakukan investigasi? mereka menemukan bahwa sumber masalahnya mostly datang dari para TKI itu sendiri.. oleh sebab itu terkesan lemah karena memang lemah backgroundnya

    so, apapun ceritanya namanya membunuh itu tidak ada cerita nya dimaafkan atau dibela. disitu lah kita harus punya hati nurani dan iman yang bagus, tidak harus pergi ke LN tapi dimana pun kita berada dan apapun agamanya saya yakin pasti di ajarkan untuk sabar tawakkal dan menahan diri.se emosi apapun tidak ada ceritanya di selesaikan dengan membunuh, kalo saja mereka sadar dan mereka juga tau konsekuensi nya saya yakin masih ada cara yang lebih elegan untuk menyelesaikan masalah mereka. so, seperti pernyataan sodara anynomous di atas juga apakah ada majikan yang di qishas juga? ya tentu ada cuma beritanya mungkin tidak populer di indonesia dan tergantung background dari permasalahan juga. ingat hukum qishas jg bisa di ganti kan dengan diat (denda) nah mungkin para majikan itu bisa membayar denda nya jadi bs hanya sedikit yang benar benar menjalani hukum qishas,sedangkan para TKI bagaimana??

    BalasHapus

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.