Rabu, 25 Agustus 2010

Jalan Jalan Ke 'Royal Selangor'

Kalau ke Malaysia tanpa mengunjungi Royal Selangor rasanya rugi sekali. Royal Selangor ini sebuah nama untuk berbagai macam hiasan dan accesories rumah tangga terbuat dari Pewter, semacam campuran timah putih dan timah hitam yang diukir dan digosok sedemikian rupa sehingga berharga sangat mahal sekali. Bentuk hiasan bisa berupa asbak, vas bunga, piring dengan ornamen bunga, binatang atau pemandangan yang diukir dengan tangan dan sangat halus dan detail sekali. Pokoknya cocok dengan harganya yang mahal karena kualitasnya memang dijaga sedemikian rupa karena dieksport ke berbagai negara.

Lokasi pabrik pembuatan pewter ini di Kuala Lumpur, tepatnya di Jalan Usahawan, Setapak Jaya. Begitu memasuki gedung pabrik, yang terlihat pertama kali dihalaman pabrik adalah teko raksasa yang sampai saat ini masih tercatat sebagai teko pewter terbesar di dunia dan tercatat dalam guiness book of record sejak tahun 1985. Tempat parkirnya cukup luas dan tampak bus bus wisata yang parkir menunggu turis menyaksikan atraksi pembuatan pewter didalam gedung.


Kerajinan Pewter ini sudah ada sejak tahun 1885 dan yang mendirikan seorang China Malaysia bernama Yong Koon. Semula hanya berupa kios kecil bernama Ngeok Foh (Jade Palace) dan hanya membuat peralatan peralatan upacara keagamaan saja. Tetapi dengan kedatangan pemerintah kolonial Inggris di Malaysia, usaha Yong Koon bertambah maju dan besar sehingga nama pabrik diubah menjadi Selangor Pewter. Tahun 1970, perusahaan mulai export ke Singapore, Hongkong dan Australia dengan sukses besar dan mulai tahun 1992 nama perusahaan menjadi Royal Selangor International Sdn Bhd sampai sekarang.

Apabila anda masuk kedalam gedung, pelayanan staffnya sangat profesional sekali. Mereka tidak membedakan kita rombongan turis (group tour) atau turis perorangan. Semua dilayani dengan baik, mula mula dijelaskan tentang sejarah perusahaan, dikenalkan dengan pengrajin, ditunjukkan proses pembuatan dan diminta untuk praktek membuat sendiri. Kita diijinkan untuk mengukir, mengetok ketok dengan palu dengan petunjuk staff ahlinya.

Sejak dari hotel sampai tempat wisata manapun di Kuala Lumpur, boleh dikatakan semua penduduk cukup welcome terhadap turis terutama dari Indonesia yang terkenal pemurah dan suka memberi tips kepada tour guide, sopir dan kondektur tour bus. Tidak saya jumpai sedikitpun pedagang asongan yang ngejar ngejar turis dan memaksa turis untuk membeli asongannya. Memang saya akui Malaysia lebih piawai menjual turismenya dan kita Indonesia cuma bisa teriak teriak saja dan sedikit sekali usahanya untuk memperbaiki diri dan mendidik masyarakat untuk membantu sektor pariwisata terutama dalam hal pelayanan dan keamanan.

Salam....
Dari Susy yang sedang menikmati lagu lagu Indonesia di sebuah restaurant di Kuala Lumpur.
Dalam hati saya bertanya, salahkah saudara kita dari Indonesia ini menyanyi dan menarikan tari dan budaya Indonesia dihadapan turis di negeri orang ?

Baca Juga :



4 komentar:

  1. I love the website, go day to see him ever again post. Congratulations and published as yet.
    How about the article, is that other, very interesting.Maybe you'd let you comment on my site.
    Anyway, blog is great. Good luck!

    BalasHapus
  2. bener mas.... di Indo sini, orang cuma bisa teriak dan memaki... tanpa mereka tahu, bahwa 80% orang malaysia itu adalah keturunan Indo... nanti, apakah kita juga marah mereka makan nasi? salahkah nenek moyang kita dulu yang bermigrasi mencari hidup antar pulau? bukankah negara2 era modern ini hanya bikinan kolonial? mengapa harus membenci... saya kadang muak dengan makian2 orang indonensia (saya juga orang indonesia), seakan kita sudah kehilangan adab dan wawasan... seakan kita nggak pernah belajar antropologi...

    BalasHapus
  3. pak ardi n bu susi sy tunggu liputan ttg liburan thailandnya...yg samphrant elephant parknya ga bs dibuka...tq

    BalasHapus
  4. menarik sekali beritanya... apa lagi kalau bisa bekerja sama.... timah hitam nya dari saya dipasarkannya dimalaysia

    BalasHapus

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.