Beberapa Menit Sebelum Berangkat |
Disamping ini adalah beberapa photo yang sempat saya ambil pada saat terjadi badai gurun di Kuwait tanggal 17 April 2010 yang lalu. Telat upload tetapi layak untuk dilihat betapa dramatis dan menegangkan saat itu.
Angin Mulai Bertiup Kencang |
Jam 7:45 AM, kita masih berphoto bersama dengan Edi Rahmat, seorang kawan yang baru saja datang ke Kuwait untuk bergabung dengan Perusahaan Minyak Cap Manuk. Rencana mau ke Salmiya untuk bertemu beberapa kawan di Hotel Ibis.
Beberapa Detik Saja Pasir Sudah Beterbangan |
Jam 7:50 AM, angin mulai berhembus kencang. Kita berada didepan rumah dan tidak tahu sama sekali apa yang terjadi dibelakang rumah. Karena teman saya yang satu ini baru datang, maka aktifitas jeprat jepret tetap saja berlangsung. Begitu angin bertambah kencang, yang bisa kita lakukan adalah cepat cepat naik kedalam mobil dan berangkat.
Jam 7:52 AM, angin yang berhembus kencang membawa debu dan pasir. Suara mobil begitu gaduh terkena pasir dan kita belum menyadari apa yang sedang terjadi. Sampah kertas dan plastik semakin banyak beterbangan. Mobil kita jalankan pelan pelan sambil mengamati apa yang sedang terjadi.
100 Meter Dari Rumah Jarak Pandang Sudah Terbatas |
Jam 7:55 AM, mobil berjalan kira kira 150 meter dari rumah menuju ke persimpangan jalan besar. Ketika menengok sebelah kiri dipertigaan jalan, tampak badai gurun besar sedang menuju kearah kita berhenti. Angin sangat kencang degan disertai dengan sampah yang berterbangan. Langit masih cukup terang benderang tetapi dikejauhan sebelah kiri tampak jelas sekali bahwa sesuatu akan terjadi pada diri saya. Debu, hujan dan sesekali ada suara petir menyambar. Jarak pandang masih bagus dan lampu lampu jalan menyala otomatis.
Masuk Highway 30 Seperti Malam Hari |
Jam 08:00 AM, mobil yang saya tumpangi telah masuk ke Fahaheel Expressway (Highway 30) setelah mas Ardi saya minta untuk ngebut menjauh sebisa mungkin menghindari badai gurun yang nampak berputar putar nggak karuan mengejar dibelakang. Tiba di Fahaheel Expressway (hanya sekitar 500 meter dari rumah) langsung berhenti dipinggir jalan karena jarak pandang benar benar 0 alias gelap total.
Hujan Ditengah Badai Mobil Berhenti Di Kolong Jembatan |
Jam 08:05 AM, kita benar benar berada ditengah tengah badai gurun. Gelap total dengan hujan lebat disertai petir. Kita benar benar berada ditengah tengah pusaran angin. Mobil kita hentikan dipinggir jalan sambil berdoa dan cemas karena khawatir ada mobil yang masih meluncur kencang dan menabrak kita dari belakang. Kita sama sekali tidak tahu apakah mobil sudah benar benar di bahu jalan atau masih ditengah jalan.
Pemandangan Dari Kolong Jembatan Tempat Mobil Berlindung |
Jam 08:10 AM, sinar matahari sudah mulai nampak kembali dan langit seolah olah berwarna merah lembayung. Kita belum berani jalan nunggu keadaan benar benar aman. Komat kamit doa masih kami ucapkan sebisa mungkin, sudah nggak ingat lagi doa apa yang kami ucapkan.
Seperti Jam 5 Pagi Hujan Dan Mulai Terang |
Jam 08:20 AM, ketegangan didalam mobil mulai berkurang dan semua bisa tersenyum lega. Ini pengalaman keluar dari kegelapan yang luar biasa, benar benar berada ditengah pusaran badai. Syukur alhamdullilah mobil tidak terangkat keatas meskipun saya perhatikan ada beberapa mobil yang ekornya melintang jalan. Semua selamat, termasuk penumpang mobil yang terpuruk dan ekornya melintang jalan.
Dimana Mana Membersihkan Jalan Dan Trotoar |
Jam 08:55 AM, saya sudah tiba di Hotel Ibis Salmiya untuk bertemu kawan dari Saudi. Saya perhatikan beberapa petugas kebersihan hotel sedang sibuk membersihkan pelataran hotel yang penuh debu, sampah dan berbagai macam benda terbang. Acara selanjutnya adalah mengantar teman dari Saudi tersebut berwisata ke Friday Market dan ke pasar Mubarakeeyah. Hebatnya, kawan saya tidak begitu tahu bahwa ada badai besar telah terjadi beberapa menit yang lalu. Dan Sekali lagi syukur alhamdullilah semua selamat.
Baca Juga :
Ngeriii gelap bgtu, tp pelajaran utk semakin beriman kpd Allah
BalasHapusDi Indonesia alhamdulillah