Rabu, 29 Oktober 2008

Ada Juga Hujan Di Kuwait

Hujan di Indonesia merupakan hal biasa, tapi lain halnya dengan Kuwait, hujan adalah berkah yang tak terhingga. Dimana mana sering saya mendengar orang bersyukur atas berkah yang datang dari langit ini. Kalau di Indonesia hujan tiba tiba turun maka semua pada lari berebut berteduh, tetapi disini jalan pelan pelan dan sesekali mengusap wajah dengan air hujan. Malahan, di pasar Fahaheel saya melihat orang belanja kasur lipat dan dengan tenangnya memanggul kasur tersebut dibawah hujan rintik rintik, saya perhatikan kasurnya sudah basah kuyup dan tentu bertambah berat.

Yang sangat menarik bagi kami adalah melihat tingkah laku orang tua atau anak anak atas berkah hujan ini, anak anak dengan suka cita keluar dari jendela mobil sambil berhujan hujan ria, nggak peduli air hujan masuk kedalam mobil. Yang orang tua juga nggak ketulungan sembrononya, ada genangan air dijalan langsung saja diterjang nggak peduli orang yang sedang berdiri di trotoar kecipratan air. Rasanya mereka pada bangga sekali mobilnya bisa menyibak air dengan menyipratkan air kekiri dan kanan setinggi mungkin.

Selokan mampet bukan masalah Indonesia saja, di Kuwait selokannya juga mampet dan mengubah jalan raya menjadi sungai. Mobil mobil yang umumnya dikendarai oleh expat lebih rasional, daripada terjebak kemacetan lebih baik nangkring ditempat tempat yang lebih tinggi. Sebenarnya hujan di Kuwait sering terjadi juga terutama pada saat peralihan musim panas dan musim dingin seperti saat ini, cuma biasanya hujan tidak lebat. Entah kenapa, tanggal 29 October 2008 ini hujan begitu derasnya dan disertai dengan petir dan gemuruh halilintar. Temperatur udara juga langsung turun sampai 20 derajat celcius. Kata mas Ardi sih firasat gaji akan naik dalam waktu dekat......., apa hubungannya ?