Jumat, 26 Agustus 2016

Negeri PKL Terbesar Di Dunia

Penjual Es Kelapa Muda
Didepan Jantar Mantar - Jaipur

Saya pernah jadi wartawati puluhan tahun dan sudah mengunjungi puluhan negara di dunia ini. Ada yang berbeda antara media Indonesia dengan media lain di dunia ini. Terutama dalam hal penyampaian berita. Contohnya, kalau ada musibah apapun di tanah air, yang diekspose habis habisan oleh orang Indonesia adalah korbannya. Si korban semakin menderita, menangis dan berdarah darah semakin jadi berita. Di negara lain yang diekspose adalah aksi heroik polisi dan regu penyelamat, atau hakim dan pengacaranya. Nggak ada sama sekali korban perkosaan, atau korban gempa bumi yang diekspose terus menerus saat sedang menangis histeris. Apalagi di close-up wajahnya dan disebar luaskan di jejaring sosial.


Penjual Gorengan
Di Jalan Menuju Amer Fort - Jaipur

Contoh lain adalah India. Negara besar dengan penduduk 5 kali lipat penduduk Indonesia ini tiap hari mengexpose program dan hal hal positif perdana menterinya, Modi. Pokoknya si perdana menteri ini ngomong apa saja dengan heroik memuja muji negara selalu muncul di media India. Apalagi orang India terkenal jago dalam hal IT dan umumnya sudah bisa berbahasa Inggris sejak dalam kandungan. Langsung deh beritanya kemana mana. Baik TV, koran, website dan blog India dengan mudah disebarkan oleh warganya dan bisa dimengerti seluruh dunia. Kawan kawan saya India di Kuwait sini rajinnya bukan main ngirim link berita India dan lokasi pariwisata disegala penjuru kota di India. Cukup ampuh hasilnya dan  saya tertarik untuk berkunjung ke India.


PKL  Disamping Hotel Trident - Agra

Orang Indonesia lain lagi ceritanya. Bikin FB Status, blog atau website aja isinya cuma puja puji Erdogan atau Duterte - bukan presidennya sendiri. Paling sering mengeksoose berita tentang artis kawin cerai, korban perkosaan dan yang paling hebat mengekspose habis habisan wajah Jessica - yang sebenarnya masih berstatus 'Terduga' dalam kasus Kopi Beracun. Untungnya orang Indonesia kurang pinter dalam berbahasa Inggris. Semua posting dalam bahasa Indonesia, jadi diluar negeri nggak ada 'bunyinya' sama sekali. Nggak dianggap dan nggak ada yang tahu artinya.


Warung Kelontong
Segala Macam Barang Ada

Karena beda cara penyampaian berita antara Indonesia dengan India (negara lain juga),  maka antara apa yang saya baca dan saksikan sendiri di India jelas berbeda sama sekali dengan apa yang ada dalam pikiran saya. Ternyata, Pedagang Kaki Lima (PKL) terbesar didunia itu adanya di India. Dimana mana isinya PKL baik dikampung maupun jalan utama. Kayaknya pemerintah sudah tidak sanggup lagi menata kotanya. Mereka berserikat dan membentuk organisasi bernama NASVI (National Association Of Street Vendor Of India) dan katanya, anggotanya puluhan juta. Bener atau tidak saya nggak tahu, yang penting websitenya bagus. 


Penjual Buah Lapaknya Maju Ditengah Jalan


Bayangkan, seandainya website India juga kumuh seperti kenyataannya, apa kata dunia ?. Barangkali, sayapun nggak akan pernah datang ke India kalau tahu hal itu sebelumnya. Benar benar berbeda antara India dan Indonesia. Orang Indonesia itu serba spontan. Kalau jelek langsung mengatakan  jelek dan kalau bagus diam saja tidak berkomentar. Kalau anda bertanya, kenapa hanya photo photo kumuh dan cerita yang jelek jelek saja yang dimuat di blog ini ?,  Jawabnya gampang, "Ya karena saya orang Indonesia, susah diajak komentar yang bagus bagus". Gitu aja, kok repot.


Pedagang Keliling Pisang

Kayaknya Sih Kios Rokok

Pangkalan Ojek

Trotoar Dipakai Pedagang Kaki Lima
Pejalan Kaki Lewat Mana ??

Kios Penjual Panci, Ember Dan Kebutuhan Dapur


Semrawut Satu Negara
Perlu Didatangkan Ahok Untuk Menertibkan PKL

Sepanjang Jalan Protokol Isinya PKL
Sudah Nggak Bisa Ditata Lagi


Penjual Es Tebu

Pedagang Makanan Ini Bukan Di Pasar Lho
Tapi Di Jalan Protokol

Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.