Selasa, 12 Februari 2008

Surat dari Kuwait




Seperti biasa, hari senin sampai jumat kegiatan rutin dilalui. Dari mengantar sekolah dan kursus-kursus Ayu dan Dinda, hingga kegiatan rutinitas saya sendiri. Tapi.....oit...jangan ditanya, kalau Sabtu dan Minggu datang, wah..itu hari yang sangat menyenangkan bagi saya dan Anak-anak. Berburu barang barang persiapan ke Kuwait dari mall satu ke mall satunya lagi. Kebiasaan Ayu dan Dinda kalau hari Sabtu dan Minggu selalu bangun jam 11.00 wib. Dan jam 13.00 wib kita berangkat jalan jalan. Pokoknya seru sekali. Dari siang sampai malam baru pulang.


‘’Bun, jalan-Jalan ke Mall ya ,’’ sapa security di apartmentku. Beda lagi sapaan security pada hari Minggu, saat saya, Ayu dan Dinda melewati Lobby Apartment ‘’ Shopping ya dek, wah berapa tas lagi bawaannya nanti,’’ sapa security pada anak anak. Anak-anak berceloteh di telingaku ‘’ mumpung enggak ada ayah ya Bun, kalau ada juga kagak bisa beli baju terus terusan begini. Paling ayah bilang, "Gombal (maksudnya kain-bahasa jawa) kok….dibeli, almari sudah penuh, mosok setiap minggu beli baju, beli yang penting-penting aja, duitnya ditabung",cerita Dinda sambil menirukan gaya Ayahnya. Saya dan Ayu tertawa…


Pulang dari shopping, courier DHL sudah menunggu, ternyata mengantar Visa dari Kuwait. "Yippiee... ''seru Dinda. Ketemu dech...sama Ayah. Maklum Ayu dan Dinda sudah tiga bulan pisah sama Ayah yang ngganteng, cakep, baik hati, pemurah, tidak congkak dan pembohong lagipula ngangenin. Apalagi sudah lama tidak mendengar keributan suara Keyboardnya.(by:Susy)